Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Budidaya Anggrek Merapi dan Kopi Dikembangkan di Lereng Merapi, Potensi Majukan Masyarakat Desa

Kisah Sukses AQUA Klaten Kembangkan Kopi Konservasi dan Budidaya Anggrek Merapi di Lereng Merapi.

Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Budidaya Anggrek Merapi dan Kopi Dikembangkan di Lereng Merapi, Potensi Majukan Masyarakat Desa
(ISTIMEWA)
AQUA Klaten serius membantu pengembangan potensi pertanian di Dukuh Gumuk, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali. Yakni lewat pengembangan kopi konservasi dan budidaya anggrek merapi. (ISTIMEWA) 

TRIBUNNEWS.COM - AQUA Klaten serius membantu pengembangan potensi pertanian di Dukuh Gumuk, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali.

Yakni lewat pengembangan kopi konservasi dan budidaya anggrek merapi. 

Desa yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Merapi itu sebelumnya dikenal sebagai sentra pertanian tembakau dan bunga mawar.

Kini mulai dikenal dengan kopi gumuknya yang bercita rasa khas dengan 3 varian rasa berbeda sesuai proses pemanggangannya yaitu Natural, Honey dan Wine.

Joko mengatakan Desa Mriyan ini masuk Kecamatan Tamansari yang dikukuhkan sebagai Kecamatan Konservasi karena sebagian besar areanya adalah daerah recharge yang mana demografisnya memiliki karakteristik untuk menggerakan aliran air tanah secara vertikal ke daerah yang lebih rendah.

Karakteristik unik dari kopi arabika asli lereng Merapi ini memiliki karakteristik rasa yang sedikit fruity, bercampur dengan sedikit rasa nutty serta sugar cane yang halus.

Setiap minggu banyak pesepeda yang mampir menikmati kopi di kedai yang diberi nama “Gumuk Coffee” yang dikelola oleh Kelompok Karya Muda Komunitas Petani Konservasi Dukuh Gumuk, berdasarkan liris yang dikirimkan ke Tribunnews.

AQUA Klaten serius membantu pengembangan potensi pertanian di Dukuh Gumuk,
AQUA Klaten serius membantu pengembangan potensi pertanian di Dukuh Gumuk, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali. Yakni lewat pengembangan kopi konservasi dan budidaya anggrek merapi. (ISTIMEWA)
BERITA REKOMENDASI

“Kopi Gumuk baru mulai bisa dirasakan hasilnya beberapa tahun belakangan ini, sejak dikembangkan tahun 2017 dibawah program CSR nya AQUA. Dengan hasil yang mulai nyata, kami berharap akan semakin banyak penduduk yang ikut menanam kopi”, ujar Ketua komunitas petani, Joko Susanto.

Selain memberikan bibit tanaman kopi, AQUA juga memberikan pelatihan barista bagi beberapa pemuda desa serta membantu berbagai perlengkapan kedai kopi.

Jadi tidak heran bila di kedai ini, pengunjung bisa menikmati kopi layaknya kedai kopi di perkotaan, karena kedai telah dilengkapi dengan roastery, penggiling biji kopi dan mesin membuat aneka jenis kopi.

Lebih lanjut joko menjelaskan bahwa tanaman kopi yang dibudidaya penduduk juga berfungsi sebagai penahan longsor yang kerap terjadi di desa yang berada pada ketinggian 1000-meter diatas permukaan laut (mdpl).

“Dulu kami selalu kuatir bisa musim hujan tiba karena kerap terjadi longsor, kini dengan adanya tanaman kopi longsor bisa dicegah”, tambah Joko.

Selanjutnya, budidaya kopi ini juga bertujuan untuk menjaga kontur tanah agar tetap kuat menghindari dari longsor dan supaya lahan yang ada menjadi lebih produktif.

Program pembinaan budidaya kopi bagi Masyarakat Mriyan pertama kali diinisiasi pada tahun 2017.

Bermula dari satu kelompok tani yang berjumlah 10 orang.

Kelompok ini awal mulanya diberikan pembekalan materi memanfaatkan lahan sempit dan cara budidaya kopi.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas