Nasib Tragis Bocah di Subang, Tinggal di Pos Ronda hingga Meminta-minta, Tewas Disiksa Ibu Kandung
Nasib tragis dialami MR (13), remaja asal Desa Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Ia tewas di tangan ibu kandungnya.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Nasib tragis dialami MR (13), remaja asal Desa Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Ia ditemukan tewas dalam kondisi tangan terikat di Sungai Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Rabu (4/10/2023).
Belakangan terungkap, MR tewas dibunuh oleh ibu kandungnya sendiri, Nurhani (40).
Nurhani mengaku nekat membunuh putranya karena MR beberapa kali mengambil ponsel miliknya, meski telah dikembalikan.
Lantas seperti apa keseharian MR?
Melansir TribunJabar.id, ternyata kehidupan bocah 13 tahun itu memprihatinkan.
Baca juga: Detik-detik Remaja Usia 13 Tahun di Subang Dianiaya hingga Tewas oleh Ibunya Gara-gara Minta Ponsel
Sejak ayah dan ibunya cerai, MR tinggal di rumah kakeknya. Ia pun harus putus sekolah.
Kehidupannya juga menjadi tak menentu dan jarang berkomunikasi dengan sang ayah, Dirno (52).
Kehidupan jalanan pun dijalani bocah yang seharusnya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu.
Selain tinggal di rumah kakeknya, MR juga kerap tinggal di pos ronda dan tempat umum lainnya.
Untuk makan, MR meminta-minta hingga mencuri.
Menurut kesaksian warga, kakeknya berperilaku mudah marah sebelum terkena stroke.
Di mata warga sekitar, MR dikenal kerap mencuri. Ia pernah membobol kotak amal hingga mencuri makanan di warung.
Kendati demikian, warga sekitar tak ada yang menaruh dendam kepada bocah tersebut.
"Maaf-maaf kalau keseharian si korban memang anak ini memiliki kebiasaan yang buruk."
"Artinya gini, dia suka mengambil barang-barang orang lain," kata Kepala Dusun Parigi 2, Karnoto, dilansir TribunJabar.id.
Meski memiliki kebiasaan tak baik, tapi MR juga dikenal suka membantu.
Saat ada kegiatan di lingkungannya, MR kerap ikut bergotong royong.
Terkait kondisi keluarga, Karnoto mengatakan, warga sering mendengar suara keributan di rumah kakek MR.
Dari keterangan Karnoto, korban tinggal di rumah itu bersama ibu kandung, kakek, paman, serta adik tiri korban.
"Kalau ribut-ribut itu barusan saya ngobrol sama tetanggannya yang terdekat, udah nggak aneh gitu denger-denger keributan."
"Kalau denger tangisan sudah nggak aneh karena sering sekali di rumah tempat kejadian perkara (TKP) tersebut," ungkap Karnoto.
Korban Dipukuli Pakai Tongkat
Diwartakan TribunJabar.id, Nurhani nekat menghabisi nyawa anak kandungnya yang ingin memiliki handphone (HP).
Dari pengakuan Nurhani, korban juga beberapa kali mengambil ponselnya, walaupun telah dikembalikan.
Tanpa pikir panjang, Nurhani memukuli anaknya dengan sadis hingga tak berdaya.
Baca juga: Fakta Ibu Bunuh Anak Kandung di Subang, Jasad Ditemukan Terikat hingga Dibuang saat Masih Hidup
Kepada polisi, Nurhani mengaku menyiksa MR di rumah orang tuanya.
Ia menganiaya anaknya menggunakan tongkat yang kerap dipakai kakek korban berjalan.
"MR saya pukul menggunakan tongkat kayu, pipa paralon, dan sebilah bambu pagar," ujarnya, Kamis (5/10/2023).
Saat melakukan penganiayaan itu, Nurhani mengikat tangan korban.
Dibuang ke Sungai saat Masih Hidup
Setelah anaknya tak berdaya, Nurhani menyeret MR ke belakang rumah, menyusuri kebun.
Adik Nurhani, yang datang lantas membawa korban yang sudah tak berdaya menggunakan sepeda motor.
Sang adik membawa MR ke Sungai Bugis di Anjatan, Indramayu, lalu membuangnya di sana.
Ternyata, korban masih hidup saat hendak dibuang.
"Masih hidup saat diseret lewat belakang rumah sebelum dibawa pakai motor dan dibuang ke Sungai Bugis, Anjatan," ungkap Nurhani.
Ditemukan Banyak Bercak Darah
Tim Inafis Polda Jabar yang melakukan olah tempat kejadian perkara di kediaman kakek korban menemukan sejumlah bercak darah di ruang tamu.
"Bercak darah itu ditemukan di beberapa barang," kata Bhabinkamtibmas Desa Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Aipda Ridwan, Kamis, dikutip dari TribunJabar.id.
Bercak darah juga terlihat di pipa paralon, tongkat kayu, kusen, besi rel kereta berukuran panjang 20 sentimeter, dan gergaji kayu.
Darah juga terlihat pada sebilah kayu yang patah menjadi dua, pecahan genting, batu bata, dan dinding rumah.
Kemudian di halaman belakang rumah menuju kebun dan sejumlah titik lainnya.
Total semuanya ada 37 titik bercak darah di lokasi kejadian.
"Polisi dari Polres Indramayu mendatangi rumah kakek MR dan mengamankan ibu korban, paman, dan kakek korban," terang Ridwan.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Ahya Nurdin)