Lewat Embung Tirta Mulya, Warga Desa Tegalmulyo Terbantu Hadapi Krisis Air Akibat Kemarau
Warga Desa Tegalmulyo, Klaten terbantu dengan adanya Embung Tirta Mulya. Mereka dapat hadapi krisis air akibat kemarau.
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Kemarau panjang memberikan dampak bagi Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
Warga di Desa tersebut mengalami krisis air.
Namun akhirnya krisis itu dapat terlewati ,terbantu dengan keberadaan Embung Tirta Mulya.
Lewat Embung Tirta Mulya masyarakat yang kekurangan air terbantu, termasuj mereka bisa tetap bertanam sayur-mayur dan menjadi sumber air minum untuk ternak-ternak mereka.
Setiap hari, terutama saat musim kemarau panjang ini, masyarakat Desa Tegalmulyo selalu memenuhi Embung Tirta Mulya untuk mengambil air dengan menggunakan sepeda motor
"Kami sangat terbantu dengan adanya embung ini karena bisa kami gunakan untuk menyiram tanaman dan kasih minum ternak. Apalagi air di desa kami sangat sulit dan terjadi musim kemarau yang sangat panjang,” kata seorang warga bernama Eko, berdasarkan rilis yang diterima Tribunnews.com.
Di tempat terpisah, Kepala Desa Tegalmulyo, Sutarno, juga menyampaikan hal serupa.
“Air dari embung itu sangat membantu masyarakat di desa kami. Masyarakat biasanya menggunakan air dari embung untuk kebutuhan air ternak atau bahasa kami (Jawa) itu ngombor. Selain itu juga digunakan untuk menyirami tanaman sayur-mayur itu. Apalagi saat musim kemarau panjang saat ini, air dari embung itu sangat membantu masyarakat di Desa Tegalmulyo ini,” ujarnya.
Baca juga: Warga Klaten Masak Telur Pakai Panas Matahari, Taruh Wajan di Genting, Telur Matang Setelah 3 Jam
Sutarno melanjutkan sejak dibangun PT Tirta Investama-Pabrik Klaten (AQUA Klaten) dengan menggandeng Fakultas Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan diresmikan pada tahun 2017 bertepatan dengan hari air sedunia di 22 Maret, Embung Tirta Mulya ini bermanfaat untuk menampung air hujan agar bisa digunakan sebagai sumber air baku masyarakat, terutama saat musim kemarau.
Diketahui Embung Tirta Mulya dibangun bersama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten, akademisi UGM dan AQUA Klaten.
Berawal dari kebutuhan masyarakat, bersama para relawan Merapi didukung tim riset Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta di bawah bimbingan DR Ir Heru Indrayana dan juga bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) milik PT Tirta Investama dan atas ijin dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi Magelang dibangunlah embung.
“Embung ini menahan limpasan air dari lereng Merapi saat musim penghujan dan lapisan embungnya menahan air sebagai persediaan air selama masa kemarau seperti saat ini. Dengan kedalaman 5 meter mampu menampung sekitar 12.000 meter kubik air," tukas Sutarno.
Dia menuturkan selama ini air yang ada di Embung Tirta Mulya ini tidak pernah kering dan sangat membantu warga Desa Tegalmulyo.
“Karena musim kemarau yang sangat panjang saat ini, memang air di embung makin lama makin menipis. Apalagi kemarin kan sempat bocor di atas satu meter dari permukaan. Karenanya, kita nanti akan merenovasinya dan mengurasnya lagi,” tukasnya.
Memang, kata Sutarno, air Embung Tirta Mulya ini tidak bisa digunakan untuk kebutuhan air minum warga. Untuk kebutuhan air minum, menurutnya, warga Desa Tegalmulyo rata-rata harus mengeluarkan dana sebesar Rp 300 ribu untuk 5.000 liter air bersih.
“Itu digunakan untuk kebutuhan air minum selama setengah bulan dan itu hanya untuk satu keluarga saja,” ucapnya.
Jadi, katanya, keberadaan Embung Tirta Mulya ini sangat membantu mengurangi beban masyarakat untuk membeli air.
“Bagi kami, keberadaan embung ini sangat membantu masyarakat Tegalmulyo secara keseluruhan walaupun tidak bisa digunakan untuk air bersih. Tapi, setidaknya untuk kebutuhan lain di desa kami sudah terpenuhi berkat embung ini,” kata Sutarno.
(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.