Populer Regional: Tewasnya Aktivis Kemanusiaan di Garut - Viral Kampung Mati di Cepoko Semarang
Berikut berita populer regional mulai kasus tewasnya aktivis kemanusiaan di Garut hingga viralnya kampung mati di Cepoko Semarang.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Sri Juliati
![Populer Regional: Tewasnya Aktivis Kemanusiaan di Garut - Viral Kampung Mati di Cepoko Semarang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/populer-regional-tewasnya-aktivis-kemanusiaan-di-garut-viral-kampung-mati-di-cepoko-semarang.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional Tribunnews dimulai kasus tewasnya aktivis kemanusiaan di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Korban bernama Panji Nurhakim (37), tewas dianiaya oleh orang tak dikenal.
Kini, polisi masih mendalami kasusnya dan tengah memburu pelaku.
Kemudian ada video aksi bullying di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.
Dikabarkan, pelaku bully adalah anak polisi dan keponakan anggota DPRD.
Kasus ini pada akhirnya viral di media sosial karena video bully tersebar luas.
Baca juga: Populer Internasional: Baku Tembak antara Israel dan Hizbullah Lebanon - Sosok Mukesh Ambani
Berita terakhir ada cerita di balik kampung mati di Cepoko, Semarang, Jawa Tengah.
Sesepuh desa mengatakan, kampung ditinggalkan warganya bukan karena ada hal mistis.
Melainkan seringnya kasus pencurian yang membuat para penduduknya tidak betah.
Berikut berita populer regional di Tribunnews dalam 24 jam selengkapnya:
1. Polisi Selidiki Motif Penganiayaan yang Menewaskan Panji Nurhakim Aktivis Kemanusiaan di Garut
![Panji Nurhakim yang meninggal dianiaya orang tak dikenal di Garut, Minggu (15/10/2023) dini hari. Sebelum meninggal dunia, Panji diketahui sempat mengikuti pengajian malam Minggu di salah satu masjid dekat kediamannya.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/panji-nurhakim-meninggal-persis-garut.jpg)
Panji Nurhakim (37), seorang aktivis kemanusiaan di Kabupaten Garut, Jawa Barat meninggal dunia setelah dianiaya orang tak dikenal (OTK).
Warga Situgede, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut ini merupakan aktivis kemanusiaan Siaga Bencana (Sigab) Persatuan Islam (Persis) Garut.
Mengutip Tribunjabar.id, peristiwa itu terjadi di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (15/10/2023) dini hari.
Korban sempat dibawa ke RS Medina, namun dinyatakan sudah meninggal dunia.
Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Ari Rinaldo, membenarkan korban meninggal dunia setelah dikeroyok sejumlah orang tidak dikenal.
"Kurang dari 24 jam empat orang sudah kami tangkap," ujar Ari Rinaldo saat dihubungi Tribunjabar.id.
Ari menuturkan pihaknya saat ini masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku.
Namun Ari belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut soal kronologi kejadian.
"Korban saat itu sedang bersama seorang temannya di Jalan Ahmad Yani, kemudian dianiaya dan mengalami luka serius," ungkapnya.
"Temannya itu berhasil selamat," kata Ari.
Saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan lanjutan terkait meninggalnya Panji Nurhakim.
2. Viral Video Bullying Siswa SMA di Langkat, Diduga Libatkan Anak Polisi dan Keponakan Anggota DPRD
![Tangkapan layar aksi siswi SMAN di Langkat, Sumatera Utara lakukan bullying ke temannya sendiri dengan cara menarik jilbabnya berulang kali pada Jumat (13/10/2023).](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/siswi-sman-1-stabat-lakukan-aksi-bullying-ke-temannya-sendiri.jpg)
Kasus bullying atau perundungan di lingkungan sekolah kembali terjadi.
Kali ini, seorang siswi SMA Negeri 1 Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, yang menjadi korban.
Video bullying tersebut bahkan beredar luas di media sosial dan menjadi viral.
Dalam video yang beredar, korban berinisial A tidak berkutik saat diolok-olok oleh para terduga pelaku.
Tak hanya itu, jilbab A pun ditarik oleh terduga pelaku berinisial BNQ.
Ironisnya, area sensitif A turut disentuh oleh BNQ yang diduga merupakan keponakan anggota DPRD Langkat berinisial P.
Sementara kejadian itu direkam oleh terduga pelaku berinisial FDM dan berakhir viral di media sosial.
Dikutip dari TribunMedan.com, FDM merupakan anak aparat kepolisian.
Meski aksi bullying itu dilakukan di sekolah, tidak ada satu pun orang yang menolong korban.
Orang tua korban, W, mengaku tidak terima anaknya diperlakukan buruk oleh terduga pelaku.
Setelah video itu viral, W menyebut perwakilan sekolah dan terduga pelaku berserta orangtua telah menemuinya untuk meminta maaf.
"Saya tidak dapat menerima kelakuan anak-anak itu (pelaku) terhadap anak saya (korban)," ucap W, Minggu (15/10/2023).
W tidak habis pikir, para remaja tersebut tega melakukan perundungan terhadap anaknya.
3. Pria yang Hamili Anak Kandungnya Diburu Polisi, Kasus Terungkap Setelah Korban Cerita pada Ibunya
![Ilustrasi - Polsek Wahai kini memburu R, warga Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah, pelaku rudapaksa anak kandungnya hingga korban hamil.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/fakta-pemuka-agama-setubuhi-siswi-sma-di-ketapang-aksi-dipergoki-istri-modus-janji-nikahi-korban.jpg)
Polsek Wahai kini memburu R, warga Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah, pelaku rudapaksa anak kandungnya hingga korban hamil.
Pelaku R melakukan aksi rudapaksa terhadap anak kandungnya sendiri selama bertahun-tahun sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Pelaku mengancam tak akan membayar uang sekolah korban jika tak menuruti kemauannya.
"Iya korban sudah lama dicabuli bapaknya," kata Kapolsek Wahai, Kompol Tomi, Senin (16/10/2023).
"Pelaku mengancam apabila memberitahu orang lain maka pelaku akan menyakiti korban dan tidak lagi membiayai sekolah korban," ujarnya.
Aksi bejat ayah kandung itu terbongkar setelah korban diketahui hamil.
Ibu korban yang mengetahui hal tersebut lalu melaporkan aksi bejat itu ke pihak kepolisian.
"Laporan kasus ini sudah kami terima pada 3 September lalu," ujar Kapolsek Wahai, Kompol Tomi, Senin (16/10/2023).
Saat ini, pelaku dalam incaran polisi karena kabur usai dilaporkan ibu korban.
4. Istri Tinggal Bersama Jasad Suami, Tak Tahu Pasangannya Ternyata Sudah Meninggal Selama 3 Hari
![Ilustrasi tewas](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-tewas-352019.jpg)
N (77), nenek di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tinggal bersama jasad suaminya, H (78).
Ia tidak mengetahui bahwa suaminya itu sudah tiga hari meninggal dunia.
H ditemukan warga dalam kondisi sudah terbujur kaku di rumahnya, Jumat (13/10/2023) pukul 20.00 WIB.
Dilansir TribunSolo.com, kedua lansia itu tinggal di Dusun Krandon, Desa Kwaren, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten.
Kapolsubsektor Ngawen, Iptu Eko Pujiyanto, membenarkan terkait temuan jenazah H, yang sudah tiga hari meninggal.
"Iya benar, ada seorang kakek yang meninggal dunia tiga hari di rumah tidak ada yang tahu, termasuk istrinya," katanya saat dihubungi, Sabtu (14/10/2023).
Selama ini, pasangan suami istri yang sudah lansia itu hanya tinggal berdua di rumah mereka.
Terungkapnya H yang sudah meninggal selama tiga hari itu bermula dari kecurigaan tetangga.
Kecurigaan itu muncul lantaran pasangan suami istri itu tidak keluar rumah.
Eko menuturkan, H meninggal dunia karena sakit.
Berdasarkan keterangan dari warga sekitar, H diketahui memiliki riwayat penyakit sesak napas.
"Kalau kakeknya informasi yang kami dapat dari warga punya riwayat sesak napas," ungkapnya, Sabtu.
Setelah diketahui sudah meninggal, jenazah H langsung dimakamkan pada Jumat.
Eko mengatakan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh H.
5. Cerita di Balik Viral 'Kampung Mati' di Cepoko Semarang, Ditinggal Penghuni karena Kasus Pencurian
![Sejumlah rumah kosong di Kelurahan Cepoko Gunungpati Kota Semarang yang belakangan viral disebut sebagai kampung mati, Sabtu (14/10/2023). (TRIBUNJATENG/Agus Salim)](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/rumah-kosong-kampung-mati.jpg)
Viral video yang memperlihatkan 'kampung mati' di Cepoko, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah.
Dalam video yang beredar, 'kampung mati' berlokasi di RT 4 RW 1 Kelurahan Cepoko, Gunungpati, Kota Semarang.
Dikabarkan, banyak warga sekitar yang menjadi korban gangguan mistis di lokasi itu.
Namun, Sesepuh Kelurahan Cepoko, Suharno, menegaskan lokasi itu bukanlah 'kampung mati' seperti informasi yang beredar.
Suharno membantah kawasan tersebut sebagai lokasi yang mistis.
Sebab, ia belum pernah mendapat laporan warga mengenai teror kemistisan di lokasi tersebut.
"Saya jadi RW sejak 11 tahun kurang lebih tahun 90-an. Belum pernah menerima laporan adanya hal-hal yang mistis," katanya, Sabtu (14/10/2023), dikutip Tribunnews.com dari TribunJateng.com.
Suharno menjelaskan, pengosongan rumah di lokasi tersebut merupakan imbas dari kasus pencurian hingga membuat warga di sana tak betah.
"Itu faktor keamanan, bukan karena faktor mistis atau apa menurut saya. Dulu sering kemalingan, ada saja yang dicuri. Nah lama-lama kan warga eggak betah, terus ditinggal penghuni," ucapnya.
"Dan setelah ditinggal terus kosong, perawatan diserahkan ke orang-orang. Ternyata malah semakin menjadi, yang punya rumah tidak kerasan," lanjutnya.
Hal senada juga disampaikan Warga Cepoko Raya, Eri.
Menurut Eri, kawasan tersebut bukanlah kampung mati seperti informasi yang tersebar di beberapa video.
Eri mengatakan, dahulu lokasi itu sebagai tempat bisnis properti.
"Nggak bener itu kampung mati. Dulunya untuk simpanan barang barang, bukan dihuni," kata Eri Sabtu.
(Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.