Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yoris Tak Kaget Yosep jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Subang, Sejak Awal Tingkah Yosep Mencurigakan

Yoris sudah menaruh curiga terhadap ayahnya, Yosep sejak jasad Tuti dan Amalia ditemukan. Kini Yosep dan empat orang lain ditetapkan sebagai tersangka

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Yoris Tak Kaget Yosep jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Subang, Sejak Awal Tingkah Yosep Mencurigakan
TRIBUNJABAR.ID/AHYA NURDIN
Keluarga korban kasus perampasan ibu dan anak di Subang, Yoris Amarullah dan Lilis Sulastri, melihat foto seseorang yang diamankan polisi di Jakarta, Kamis (11/8/2022). Berdasarkan gambar yang beredar, keluarga korban kasus Subang mengaku tak mengenali pria yang diamankan polisi tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Anak pertama Yosep Hidayah dari pernikahannya dengan Tuti Suhartini, Yoris Raja Amarullah mengaku sudah menaruh curiga ayahnya terlibat dalam kasus pembunuhan.

Yosep telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan terhadap Tuti Suhartini dan putrinya, Amalia Mustika Ratu.

Kasus pembunuhan yang terjadi pada 18 Agustus 2021 lalu terbongkar usai Muhamad Ramdanu alias Danu menyerahkan diri ke polisi.

Polda Jabar menetapkan lima tersangka dalam kasus pembunuhan yang dikenal dengan kasus Subang ini.

Baca juga: Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Danu Saksikan Yosep Benturkan Kepala Amalia ke Tembok

Mereka adalah Yosep, Danu, Mimin (istri kedua Yosep), serta dua anak Mimin yang bernama Arighi dan Abi.

Kuasa hukum Yoris, Leni Anggraeni menjelaskan kliennya tidak kaget ketika polisi menetapkan Yosep sebagai tersangka.

Menurutnya Yoris sudah menemukan sejumlah kejanggalan dari gerak gerik Yosep setelah jasad Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ditemukan.

Berita Rekomendasi

Awalnya, Yosep menghubungi istri Yoris yang bernama Yanti untuk mengabarkan Tuti dan Amalia hilang diculik.

"Menurut keterangan klien kami (Yoris) dalam BAP, memang ada kecurigaan ke papahnya karena ada yang janggal."

"Kejadian awal yang mengetahui pertama kan papahnya, tapi Pak Yosep memberitahu ada yang tidak sinkron, ada cerita penculikan mamah dan Amel," tuturnya, Kamis (19/10/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

Baca juga: Drama Yosep dan Mimin yang Kini Jadi Tersangka Pembunuhan di Subang, Pernah Bersumpah Tak Terlibat

Kemudian, Yoris merasa curiga karena Yosep tak menghubunginya melainkan menelepon istrinya.

"Nah, kecurigaan selanjutnya karena Pak Yosep itu nelpon bukan ke Yoris, tapi ke Yanti, istrinya. Jadi, sejak awal klien kami sudah curiga sama papahnya terlibat," lanjutnya.

Leni Anggraeni menambahkan Yoris sempat ditegur kepolisian saat memindahkan mobil Toyota Yaris dari lokasi pembunuhan.

Mobil tersebut terparkir di samping mobil Alphard tempat jasad Tuti dan Amalia ditemukan.

Permintaan untuk memindahkan mobil Toyota Yaris merupakan perintah dari Yosep.

"Jadi, (Yoris) disuruh ambil mobil di TKP, katanya mobil itu enggak ada hubungannya sama kejadian. Akhirnya gara-gara itu, klien kami dimarahin sama Kapolres waktu itu," imbuhnya.

Yosep juga sempat meminta Yoris untuk menggunakan kuasa hukumnya saat diperiksa sebagai saksi.

"Dipaksa untuk menjadi klien dengan papahnya, biar satu kuasa. Pak Yoris menolak, karena kalau tidak bersalah ngapain harus pake pengacara," tandasnya.

Penyidik Direktorat Kriminal Umum Polda Jabar di TKP pembunuhan Tuti Suhartini dan anaknya, Amalia Mustika Ratu di Jalancagak, Kabupaten Subang, Sabtu(20/10/2023). (TRIBUNJABAR.ID/AHYA NURDIN)
Penyidik Direktorat Kriminal Umum Polda Jabar di TKP pembunuhan Tuti Suhartini dan anaknya, Amalia Mustika Ratu di Jalancagak, Kabupaten Subang, Sabtu(20/10/2023). (TRIBUNJABAR.ID/AHYA NURDIN) (Tribun Jabar/Ahya Nurdin)

Polisi Dalami Motif Pembunuhan

Kepala Dirkrimum Polda Jabar, Kombes Surawan mengatakan petugas kepolisian masih mendalami motif kasus pembunuhan yang terjadi dua tahun lalu.

Sempat muncul kabar ada dugaan pencucian uang di yayasan pendidikan milik Yosep.

Baca juga: Berstatus Tersangka Pembunuhan di Subang, Mimin Masih Bersyukur, Ini Sebabnya

Kombes Surawan belum dapat memastikan keterkaitan antara dana yayasan tersebut dengan kasus pembunuhan.

"Memang di situ ada yayasan, tapi kami belum mendapatkan keterangan terkait motif. Nanti kalau sudah ada motifnya nanti kami sampaikan pada rekan-rekan."

"Pasti akan kami dalami bukan hanya terkait yayasan tapi semuanya," bebernya, Jumat (20/10/2023), dikutip dari Kompas.com.

Diketahui, yayasan pendidikan tersebut dikelola oleh anak pertama Yosep dari pernikahannya dengan Turi yang bernama Yoris.

Mimin yang merupakan istri kedua Yosep sempat terlibat dalam struktur organisasi yayasan.

Namun, jabatan Mimin sebagai bendaharan yayasan dicopot dan digantikan oleh Tuti dan Amalia.

Baca juga: Kesulitan Polisi Ungkap Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Meski Sudah Tetapkan 5 Tersangka

Kombes Surawan menyatakan akan menyelidiki kegiatan yayasan pendidikan tersebut dan dugaan pencucian uang.

"Secara operasional masih aktif tapi coba rekan-rekan kesana apa masih ada praktek belajar atau tidak," sambungnya.

Alasan Danu Bongkar Kasus Pembunuhan

Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat menemui titik terang setelah Muhamad Ramdanu alias Danu menyerahkan diri ke polisi.

Selama dua tahun Danu merasa tertekan dan mendatangi Mapolda Jabar untuk mengungkap kasus pembunuhan terhadap Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Hingga saat ini petugas kepolisian baru melakukan penahanan terhadap Danu dan Yosep sementara tiga tersangka lain dikenakan wajib lapor.

Kuasa hukum Danu, Achmad Taufan mengungkapkan alasan kliennya berani membongkar kasus pembunuhan Subang.

Baca juga: Pakar Minta Polisi Jangan Mudah Percaya Danu yang Ngaku Bunuh Ibu-Anak di Subang

Selama ini, Danu seolah-olah dikorbankan oleh para pelaku lain sehingga hanya ada satu pelaku dalam kasus ini.

Selain itu, Danu juga diancam Yosep untuk tidak menyebutkan para pelaku lain.

"Danu ini sudah akan dikorbankan. Pagi setelah kejadian, ada ancaman dari tersangka Yosep yang menyampaikan kepada Danu jangan sampai bocor, jangan sampai ketahuan," terangnya, Jumat (20/10/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

Selama menjalani pemeriksaan, Danu tidak pernah menuliskan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) secara runtut karena di bawah tekanan.

Menurutnya Danu sudah mendapat intervensi dari pelaku lain sejak pertama kali diperiksa.

"Pada saat kita belum pegang Danu, Danu itu lebih dari 15 kali sering dijemput, alasannya untuk diperiksa." 

"Tapi Danu tidak dibawa ke Polres, Polsek atau Polda, tapi di tempat-tempat yang Danu juga tidak mengetahui di mana."

"Di situ banyak intervensi dan tekanan sehingga terkena mental Danu," tuturnya.

Achmad Taufan menambahkan selama ini Danu disekolahkan dan diberi uang oleh Yosep Hidayah.

Hal ini mengakibatkan Danu tidak tega mengungkapkan kebenaran kasus pembunuhan ini.

"Dia ini keponakan dari keluarga korban sehingga Danu ini sering disuruh-suruh seperti pembantu, kadang-kadang pak Yosef juga sering ngasih (uang) untuk Danu, jadi Danu ini hormat pada pak Yosef," imbuhnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Ahya Nurdin/Nazmi Abdurrahman) (Kompas.com/Agie Permadi)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas