Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Aroma Korupsi di Yayasan Yosep, Ini Temuan Polisi

Yayasan Bina Prestasi Nasional adalah yayasan pendidikan yang didirikan oleh Yosep Hidayah pada 2009. Yayasan milik Yosep ini mengoperasikan sekolah

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ada Aroma Korupsi di Yayasan Yosep, Ini Temuan Polisi
Tribun Jabar/Ahya Nurdin
Rumah yang selama ini ditempati Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu dan di rumah ini keduanya ditemukan meninggal di dalam bagasi mobil, 18 Agustus 2021. (Ahya Nurdin/Tribun Jabar) 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang kembali menguak fakta-fakta baru.

Selain dugaan motif perebutan harta di Yayasan Bina Prestasi Nasional, polisi juga mencium adanya korupsi di yayasan tersebut.

Yayasan Bina Prestasi Nasional adalah yayasan pendidikan yang didirikan oleh Yosep Hidayah pada 2009. Yayasan milik Yosep ini mengoperasikan SMP dan SMK di Subang.

Baca juga: Kasus Subang, Yosep Bunuh Istri dan Anak Usai Curhat Soal Keuangan kepada Danu di Warung Pecel Lele

Salah satu pendanaan dari yayasan tersebut adalah melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang jumlahnya tidak sedikit.

Pemasukan Yayasan Bina Prestasi Nasional pun terbilang fantastis, yakni Rp 1 miliar.

Leni Anggraeni, pengacara Yoris menerangkan dana yang masuk ke yayasan berasal dari dana BOS yang dialokasikan dua sampai tiga kali dalam satu tahun.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar, Kombes Pol Surawan menyebut, penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang pengurus yayasan Bina Prestasi Nasional.

Berita Rekomendasi

Dari hasil pemeriksaan tersebut, kata dia, ditemukan fakta bahwa yayasan tersebut legal.

Namun, didapati data siswa fiktif pada yayasan tersebut.

"Secara yayasan semua legal standing sudah benar, namun secara operasional tidak ada siswanya," kata Surawan, Jumat (27/10/2023).

Saat ini, pihaknya masih menghitung berapa jumlah siswa fiktif setiap tahunnya untuk tingkat SMP dan SMK.

"Selama ini, sudah kelihatan tidak ada operasional di sekolah, data siswanya juga fiktif," ucapnya.

Baca juga: Olah TKP Ulang Kasus Subang, Polisi Cari Golok yang Digunakan untuk Membunuh, Danu Dihadirkan

Dari pemeriksaan terhadap Yayasan tersebut, kata dia, penyidik kemudian melakukan pendalaman kaitan dengan motif pelaku menghabisi nyawa Tuti Suhartini (55) dan anaknya Amalia Mustika Ratu (23).

"Sedikit banyak kita sudah mulai terbuka, kalau sudah klop semua keterangan kita sampaikan," ucapnya.

Fakta Terkini Kasus Subang

Dibunuhnya Tuti dan Amalia belum diketahui dengan jelas apa penyebabnya.

Namun, masalah yayasan ditengarai menjadi pangkal tewasnya mereka.

Yayasan yang dimaksud adalah Yayasan Bina Prestasi Nasional yang dimiliki keluarga Yosep Hidayah.

Yoris Raja Amanullah, putra sulung Yosep Hidayah dengan almarhumah Tuti Suhartini sebelumnya menjadi ketua yayasan sebelum dicopot oleh Yosep pasca-kasus Subang.

Tuti Suhartini sendiri, bersama anaknya juga merupakan pengelola yayasan tersebut.

Sementara Yosep Hidayah, dia tak ikut mengelola yayasan.

Konflik yayasan menguat terutama karena tersangka lain, Mimin Mintarsih sebelumnya juga menjadi pengurus yayasan sebelum digantikan Tuti Suhartini dan Amalia.

Terkini, kabar tak sedap mengenai yayasan kembali muncul.

Adalah Yoris Raja Amanullah yang yakin kalau urusan Yayasan Bina Prestasi Nasional yang menaungi SMP dan SMK yang menjadi penyebab ibu dan adiknya dihabisi nyawanya.

"Saya menduga kuat motifnya urusan Yayasan," ujar Yoris, Kamis (26/10/2023).

Muhamad Ramdanu alias Danu saat olah TKP kasus pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu, Selasa (24/10/2023).
Muhamad Ramdanu alias Danu saat olah TKP kasus pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu, Selasa (24/10/2023). (Dokumen Polda Jabar)

Yosep Minta Danu Jadi Bendahara Yayasan

Yang membuat Yoris yakin, pasca pembunuhan ibu dan adiknya tersebut, Yosep sempat meminta dirinya untuk mencairkan dana Yayasan.

"Dua hari pasca kejadian itu, si Papah (Yosep) pernah minta saya untuk mencairkan uang yayasan," katanya.

Bahkan kata Yoris, ayahnya menyuruh Danu untuk memegang jabatan bendahara pasca meninggal Ibu dan Adik tercintanya.

"Papah tiba-tiba nawarin Danu jadi Bendahara yayasan pasca ibu dan adik saya meninggal" ucapnya

Yoris menuturkan kekagetannya, setelah beberapa bulan peristiwa pembunuhan ibu dan adiknya, dirinya dinonaktifkan oleh ayahnya dari jabatan Ketua Yayasan.

"Setelah saya dinonaktifkan dari ketua Yayasan, Kemudian tidak lama dari itu, si papah telah menarik uang yayasan sebanyak dua kali bersama kepala sekolah dan Bendahara Sekolah," tuturnya.

Lima Tersangka

Kasus pembunuhan ibu dan anak di subang atau tepatnya di Jalancagak, Kabupaten Subang menemui titik terang setelah Polisi menetapkan lima orang tersangka.

Lima tersangka kasus Subang itu adalah Muhamad Ramdanu, Yosep Hidayah, Mimin Mintarsih, Arighi dan Abi.

Kasus pembunuhan itu makin terang setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang.

Kombes Pol Surawan mengatakan, dari serangkaian pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan tersangka, penyidik mulai menemukan motif dari pembunuhan tersebut.

Dalam olah TKP kemarin, kata dia, digambarkan oleh tersangka Muhamad Ramdanu alias Danu, di mana posisi korban saat peristiwa itu terjadi dan dibunuh menggunakan apa.

"Kita cocokkan dengan bekas-bekas darah, baik yang menggenang kemudian percikan di dinding, di sofa ruang tengah sampai kamar mandi, sampai dengan depan gudang, sehingga kita punya gambaran jelas, dari mana dibawa kemana," ujar Surawan di Mapolda Jabar, Jumat (27/10/2023). (Ahya Nurdin/Tribun Jabar)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas