78 Santri di Batang Alami Keracunan Makanan, Sampel Nasi Goreng hingga Air Teh Masih Diperiksa
Keracunan massal terjadi di Ponpes Al Huda, Batang. Makanan dan minuman yang diduga menjadi penyebab keracunan masih diselidiki.
Editor: Abdul Muhaimin
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 78 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Huda di Desa Gondang, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah mengalami keracunan makanan.
Keracunan massal diduga akibat makanan dan minuman yang dihidangkan pada perayaan ulang tahun di malam sebelumnya.
Kapolres Batang, AKBP Saufi Salamun sampel nasi goreng, air sumur, air isi ulang, dan air teh telah dikirim ke Balai Labkes dan Pengujian Alkes Provinsi Jateng.
Petugas kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab keracunan.
Awalnya baru 2 santri yang mual-mual, namun makin lama makin banyak.
Baca juga: 12 Warga yang Keracunan di Cianjur Sudah Pulih dan Boleh Pulang
Hingga akhirnya, Senin (30/10/2023) pagi, puluhan santri dirujuk ke Puskesmas Subah.
Ada 46 santri di Puskesmas Subah dan 32 santri di RSUD Limpung.
Camat Subah, Wahyu Boedi Utomo mendapat informasi itu pada pukul 07.30.
Saat itu para santri dirujuk menggunakan ambulans Desa Kemiri Barat, Puskesmas Subah, hingga mobil pribadi warga.
"Tidak ada yang parah, sudah berangsur-angsur membaik."
"Memang ada yang muntah- muntah, pusing, hingga sakit perut," tuturnya kepada Tribunjateng.com, Senin (30/10/2023).
Kasi Pelayanan Medis RSUD Limpung, dr Resti Kurniawarti menyebut, yang masuk IGD RSUD Limpung ada 32 orang.
Baca juga: Sebagian Besar Siswa SD yang Keracunan Yoghurt Sudah Pulih, Masih Ada 2 Siswa Alami Gejala Dehidrasi
"9 orang rawat jalan, 23 orang sedang observasi atau rawat inap, gejala umumnya pusing, lemas, mual-mual."
"Ada beberapa yang sampai muntah-muntah, hingga diare ringan," terangnya.
Pihaknya memastikan kondisi para santri dalam kategori stabil dan harapannya bisa segera dipulangkan.
Kepala Puskesmas Subah, dr Ristanto menyebut, hingga siang ada 46 siswa yang dirujuk di tempatnya.
Total 16 bed rawat inap serta 4 kasur di IGD terpakai.
"Kemungkinan ada faktor psikologis serta asupan gizi yang perlu diperhatikan dalam peristiwa itu."
"Lalu juga, banyak yang belum sarapan," ujarnya.
Baca juga: Sate Kulit Diduga jadi Penyebab Keracunan Massal di Garut, 2 Orang Tewas dan 37 Warga Dirawat
20 Siswa SD di Bandung Barat Keracunan Yoghurt
Sebanyak 20 siswa SD di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat mengalami keracunan diduga karena meminum yoghurt.
Para siswa yang menjadi korban keracunan berasal dari dua sekolah yakni SDN 1 Cimerang dan SDN 2 Cimerang, Desa Cimerang, Kecamatan Padalarang.
Mereka merasakan gejala mual, muntah-muntah, pusing, dan sakit perut usai meminum yoghurt.
Yoghurt tersebut dijajakan secara bebas di lingkungan sekolah sehingga ada potensi jumlah korban bertambah.
Petugas medis Puskesmas Padalarang, dr Daniel, mengatakan, terkait kejadian ini pihaknya mendapat informasi dari pihak sekolah sekitar pukul 10.00 WIB, lalu datang ke lokasi kejadian untuk melakukan penanganan pada pukul 12.00 WIB.
Baca juga: 39 Orang Keracunan Diduga Konsumsi Sate Jebred, 2 di Antaranya Meninggal, Kini Penjual Diamankan
"Saat dilakukan pemeriksaan, ini memang gejala khas keracunan," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (11/10/2023) sore.
Untuk mengetahui pasti penyebab keracunan itu, kata dia, pihaknya akan melakukan uji laboratorium bagi sampel minuman tersebut di Labkesda Jabar.
"Dugaan (keracunan) ini dari jajanan yoghurt, tapi untuk kepastian, kita ambil sampelnya untuk diteliti," kata Daniel.
Daniel mengatakan, ada dua sampel minuman yoghurt yang mereka kirim ke Labkesda Jabar.
Hasil uji laboratorium dua sampel minuman itu, kata dia, nantinya akan keluar 1-7 hari ke depan, sedangkan sampel muntahan belum bisa diuji karena hingga saat ini belum semuanya terkumpul.
"Adapun untuk (sampel) muntahan siswa, pas kami datang sampelnya belum kita koleksi secara utuh," kata Daniel.
Semua siswa yang mengalami keluhan pusing, muntah-muntah, dan sakit perut, kata Daniel, sudah mendapatkan penanganan dengan cara memberikan cairan infus serta obat-obatan.
"Sudah banyak yang sembuh, fase kritis 4 jam pertama sudah terlewati karena langsung kami tangani. Sekarang tinggal dua siswa yang mengalami gejala dehidrasi," ujarnya.
Peristiwa keracunan ini, menurut Daniel, termasuk kejadian luar biasa (KLB).
"Sehingga biaya pengobatannya bakal ditanggung oleh Pemkab Bandung Barat," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul BREAKING NEWS, Keracunan Massal Santri Ponpes di Batang, Gejala Awal Mual dan Sakit Perut
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.