Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BMKG Ingatkan Potensi Banjir dan Longsor di Sumatra Selatan Pasca Ancaman Karhutla

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan akan potensi banjir dan longsor di Sumatra Selatan.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
zoom-in BMKG Ingatkan Potensi Banjir dan Longsor di Sumatra Selatan Pasca Ancaman Karhutla
Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan akan potensi banjir dan longsor di Sumatra Selatan. Foto pengendara menghindari lokasi kebakaran lahan kosong, semak belukar di pinggir Jalan Kol H Barlian KM 9, samping Jalan Teratai Putih (Kampung Baru), Palembang, Senin (15/10/2023).(Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan akan adanya potensi banjir dan longsor di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) pasca ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Tadi sudah kami sampaikan ke Pak Pj Gubernur lagi, yakni ancaman bencana hidrologis. Maka kami sampaikan kiranya November nanti masih ada shifting dari status siaga Karhutla untuk kemudian mulai siaga banjir dan longsor," kata Koordinator Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel Wayan Dayantolis melalui keterangan tertulis, Rabu (8/11/2023).

Baca juga: Sumur Tua di Bangka Belitung Dipakai Ratusan Rumah, Lihat Pipa dan Mesin Air Berjejal di Lubangnya

Wayan Dayantolis menilai Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan mampu melakukan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Mereka dinilai berhasil karena mampu menekan jumlah pertumbuhan titik panas (hotspot).

"Ini artinya analisis dari kami bahwa penanganan yang dilakukan sejak awal tahun oleh kepala daerah dan jajaran di Pemprov Sumsel bersama stakeholder cukup berhasil menekan hotspot," jelas Wayan Dayantolis.

Dia menyebut BMKG telah menganalisis dan membandingkan titik panas pada tahun 2023 lebih landai dibandingkan periode kering yang sama pada tahun 2015 dan 2019 yang lalu.

Berita Rekomendasi

Kondisi saat ini memang cukup kering, bahkan di beberapa kajian awal diperkirakan mirip dengan kondisi pada tahun 2015.

Meski begitu, pertumbuhan titik panas di Sumsel tahun ini tidak setajam seperti tahun 2015.

"Ini menandakan usaha mitigasi pencegahan yang sudah dilakukan pimpinan daerah dan jajaran sudah berjalan dengan baik," jelasnya.

Baca juga: Banjir Rendam Ratusan Rumah di Pasaman Barat akibat Hujan Lebat dan Sungai Menguap

Diperkirakan musim hujan baru akan dimulai pada akhir bulan Oktober dan baru merata pada November.

Namun demikian di akhir bulan Oktober masih masa transisi perubahan cuaca, ini membuat potensial awan akan cukup banyak di wilayah Sumsel untuk itu memberikan sejumlah rekomendasi.

Wayan menjelaskan pada akhir Oktober mendatang pertumbuhan awan akan meluas ke arah utara dan pindah ke bagian selatan di sisi barat kemudian berlanjut bagian timur.

Nantinya konsentrasi terbesar ada di wilayah utara dan barat.

Pemukiman warga di kawasan Kebon Pala, RW 04 dan RW 05, Kampung Melayu, Jakarta Timur, kebanjiran, Minggu (5/11/2023).
Pemukiman warga di kawasan Kebon Pala, RW 04 dan RW 05, Kampung Melayu, Jakarta Timur, kebanjiran, Minggu (5/11/2023). (Tribun Jakarta/Bima Putra)

"Tapi kita berharap itu akan menjangkau sampai wilayah Timur di wilayah Ogan Komering Ilir," kata Wayan.

Menanggapi hal tersebut, Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni mengatakan Pemprov Sumsel dengan tambahan bantuan penanganan dari Pangdam II Sriwijaya sebanyak 350 personel diharapkan dapat memaksimalkan upaya tersebut.

"Kita berkomitmen tetap memaksimal melakukan penanggulangan Karhutla. Termasuk menggelar shalat Istisqa secara serentak di Sumsel pagi tadi," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas