RS di Padang Minta Maaf Buntut Viralnya Video Perawat Tak Layani Pasien, Sebut Ada Salah Paham
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr M Djamil Padang, Sumatera Barat minta maaf terkait viralnya dugaan perawatnya tidak segera tolong pasien.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Sri Juliati
![RS di Padang Minta Maaf Buntut Viralnya Video Perawat Tak Layani Pasien, Sebut Ada Salah Paham](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/keluarga-pasien-ngamuk-sebut-perawat-tak-layani.jpg)
TRIBUNNEWS.COM – Pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr M Djamil Padang, Sumatera Barat kini meminta maaf buntut beredarnya video keluarga pasien yang mengamuk akibat perawat tak segera memberi pertolongan pada pasien.
Direktur Utama RSUP M Djamil Padang, dr Dovy Djanas mengatakan pihaknya sudah menindaklanjuti hal tersebut.
Ia menjelaskan saat peristiwa itu terjadi tengah ada pergantian jam kerja atau shift di HCU (High Care Unit) Bedah.
Dovy mengungkapkan, pasien bernama Yuliarni yang kini telah meninggal dunia, sebelumnya sudah dirawat selama satu bulan karena luka bakar.
Bahkan, pihak rumah sakit telah melakukan tindakan amputasi kaki kiri pada Yuliarni.
"Dengan kondisi ini, kami pertama-tama mengucapkan maaf kalau di dalam pelayanan yang disampaikan keluarga pasien tentang kurangnya pelayanan, belum optimalnya pelayanan di ruang perawatan," kata dr Dovy Djanas, Senin (13/11/2023), dikutip dari TribunPadang.com.
Baca juga: Viral Keluarga Pasien Ngamuk karena Perawat Tak Mau Layani, Disebut Beralasan Pergantian Shift
Meski begitu, pihaknya telah melakukan perawatan semaksimal mungkin terhadap Yuliarni.
Pasalnya, kondisi Yuliarni saat itu dalam keadaan yang berat.
Bahkan, selama perawatan, dokter dan perawat terus melakukan pemantauan secara intensif terhadap Yuliarni.
"Intinya kalau di HCU itu sudah ada standar untuk layanannya. Untuk itu, yang disampaikan oleh keluarga pasien waktu itu adanya pergantian shift dan kondisi pasien itu perlu pertolongan dalam kondisi berat," katanya.
Disebut Ada Kesalahpahaman
Lebih lanjut, dr Dovy Djanas mengatakan saat itu terjadi kesalahpahaman dari pihak keluarga hingga menyebut pasien tidak ditangani perawat.
Saat itu, kondisi pasien harus dilakukan suction atau tindakan pembersihan jalan nafas.
Sebab, pasien mengalami penumpukan cairan di saluran atas pernapasan dan dilakukan secara berkala dengan selang waktu tertentu.
Ia mengatakan, kondisi pembersihan saluran nafas berkala inilah yang kemudian pemicu kesalahpahaman dari pihak keluarga Yuliarni.
Sehingga terkesan petugas jaga telah mengabaikan Yuliarni dengan alasan pergantian shift kerja petugas.
Dovy Djanas mengatakan tracheostomy dilakukan agar saluran nafas pasien bisa berlangsung baik dengan bantuan.
Pada waktu perawatan tracheostomy, kesadaran pasien menurun dan dibantu dengan suction untuk menghisap lendir di saluran pernapasan pasien.
"Pada saat itulah terjadi, pihak keluarga merasakan pasien dalam keadaan berat itu tidak ditolong."
"Padahal kami dalam melakukan suction itu ada jedanya, kalau dilakukan terus-menerus aliran darah atau oksigen juga berkurang."
"Saat itulah emosi daripada keluarga pasien terjadi," ujarnya, masih dari TribunPadang.com.
Diberitakan sebelumnya, video keluarga pasien mengamuk viral di media sosial.
Amarah tersebut diduga dipicu karena perawat tak segera memberi pertolongan kepada pasien yang saat itu dalam kondisi berat.
Bahkan, pasien tersebut kini telah meninggal dunia.
(Tribunnews.com/Linda) (TribunPadang.com/Rezi azwar)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.