Mahasiswa asal Sumut Tewas di Bali, Ibu Kos Beberkan Sosok Korban: Tidak Ada yang Mencurigakan
Semerbak aroma kopi untuk menetralisir bau ceceran darah dari jenazah ASN yang ditemukan tergantung dengan tali berwarna putih di balik pintu
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Bali Adrian Amurwonegoro
TRIBUNNEWS.COM, BADUNG – Tribun Bali berkesempatan menengok kondisi tempat kejadian perkara (TKP), lokasi penemuan mayat Aldi Sahilatua Nababan atau ASN, mahasiswa asal Medan yang tewas di Bali.
Saat di kamar tampak banten untuk upacara Ngulapin yang usai dilakukan oleh pemilik kos pascameninggalnya ASN di dalam kamar kos yang berlokasi di Kuta Selatan, Badung, Bali itu.
Semerbak aroma kopi yang berguna untuk menetralisir bau ceceran darah dari jenazah ASN yang ditemukan tergantung dengan tali berwarna putih tepat di balik pintu yang dikaitkan di loster ventilasi udara pintu kamar kos juga masih tercium hidung.
Di lantai teras kos korban juga di depan pintu masih terlihat lembaran-lembaran kertas berwarna cokelat dipasang dengan ditindih sendal untuk menutup ceceran darah yang jatuh di teras.
Nyoman Risup Artana (43), sebagai pemilik kos mengaku syok dan terpukul dengan kejadian yang menimpa anak kosnya, Sabtu 18 November 2023 pagi itu.
Baca juga: WNA Asal Ukraina Terekam CCTV Curi Lilin Pengharum Ruangan hingga Perhiasan Perak di Badung
Risup memiliki kostan 10 kamar, dengan posisi 4 kamar di bawah dan 6 kamar di atas dengan biaya sewa penghuni kost setiap bulan berkisar Rp 750 ribu per kamar.
Risup mengatakan, korban almarhum merupakan mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Bali itu dikenal sebagai pribadi yang baik dan ramah namun tidak sering berinteraksi di kostannya.
Aldi menyewa kos ini sejak sekitar 1,5 tahun yang lalu, anak Risup pun ternyata juga teman satu kelas ASN.
Terakhir berinteraksi, Risup menuturkan bahwa ASN hendak membayar uang sewa dua bulan terakhir.
“Anak saya teman satu kelasnya. Aldi orangnya baik, ramah tapi pendiam, apa kita tanya dia jawab sebatas itu, tidak ada lagi omongan apa-apa. Tanggal 12 terakhir komunikasi, karena Aldinya jarang di luar selalu di dalam kamar akhir-akhir ini,” beber Risup.
Terkait dengan CCTV, Risup mengatakan tidak ada CCTV di dalam area kos.
“Untuk CCTV tidak ada di dalam area kos," kata Risup.
“Masalah bayar sewa kos dia sistemnya bayar transfer, ya kadang lancar kadang nuggak, waktu terakhir bilang nanti saya sekalian bayar dua bulan, karena untuk bulan ini belum bayar,” imbuhnya.
Tak Ada Suara Keributan di Kamar Korban
Disinggung mengenai, suara teriakan atau hal mencurigakan dari kamar ASN sebelum kejadian penemuan jenazah, Risup mengaku ia dan tetangga tidak mendengar suara-suara keributan dari kamar ASN.
“Tidak ada suara ribut, Teman di sebelah kamar korban Aldi juga sudah dipanggil aparat dan dimintai keterangan aparat.
Mereka tidak mendengar ada suara teriakan atau hal-hal mencurigakan saat kejadian, biasa – biasa saja,” ucapnya.
Mengenai tamu dari kamar kos ASN, Risup mengaku tidak pernah melihat hilir mudik tamu kos dari ASN.
"‘Saya juga tidak tahu teman, tidak ada dari pihak keluarga juga tidak ke sini, tidak ada, selama saya ada di kost, tidak pernah melihat ada tamu, atau mungkin pas saya tidur atau bagaimana, yang pasti saat saya berada di kos tidak pernah melihat,” ujarnya.
Usai kejadian itu, segera pemilik kos mengadakan prosesi pengulapan setelah jenazah ASN dibawa ke luar, yang kini sudah berada di kampung halamannya di Medan.
"Kami sudah melakukan upacara pengulapan/Ngulapin (upacara pembersihan-Red) setelah jenazah di bawa ke rumah sakit dan dibawa ke Medan, selanjutnya kami akan adakan upacara meluasin (petunjuk menurunkan arwah jenazah,-Red). Arwah Aldi supaya menyatu ke sanggah urip, lalu ke pempatan catus pata, di sana ada jalan, akan bareng-bareng arwahnya (menyatu), setelah ini nanti keluar semua baru upacara," ujarnya.
Risup pun menuturkan awal mula penemuan jenazah ASN, adalah saat ia hendak membersihkan kos dari kamar nomor 7 sampai dengan kamar nomor 10 dengan mengepelnya, kemudian terlihat banyak lalat hijau keluar masuk dari ventilasi udara kamar nomor 10 yang dihuni ASN.
“Awal mula tanggal 18 saya turun dari kamar saya lantai dua ke bawah saya inisiatif saya lihat teras kotor saya ambil pel saya pel kamar nomor 7-10, kok ada lalat hijau keluar masuk dari kamar 10 dari lubang atas,” kata dia.
“Saya panggil anak saya, kok kamar Aldi ada lalat hijau, digedor gedor Aldi bangun Aldi bangun, tidak ada respons, coba telepon, nyambung tidak ada yang angkat, tapi bunyi, lalu kami insiatif ambil tangga tengok dari lubang atas,” imbuhnya.
“Di tengok tidak bisa turun lihat, kelihatan cuma tempat tidur, Aldinya tidak ada di tempat tidur, cuma ada hape, turun lagi anak saya, coba digedor gedor lagi, berapa menit ada darah di bawah pintu tidak terlalu banyak,” jabarnya.
Dari situlah muncul kecurigaan bahwa ada hal yang aneh dari kamar ASN, kemudian pemilik kos langsung melaporkan ke Polsek terdekat untuk memeriksa kondisi yang ada.
“Segera lapor ke polsek, saya langsung ke sana ke kantor polisi, sama tim ke sini, dari polisi ke sini, kekunci, jendela tidak bisa kebuka, kami bantuan tukang kunci depan, izin polisi, ke sini bogkar kunci. Bisa kebuka, tukang kunci sudah kebuka, saya mundur, polisi masuk ke dalam, saya serahkan pihak kepolisian saya tidak berani masuk ke dalam saya dari luar saat itu, memang pintu agak berat kebuka ternyata ada jenazah terikat tali di situ talinya warna putih terkait dengan lubang ventilasi atas itu,” bebernya.
Muncul Berbagai Versi
Kasus kematian Aldi Sahilatua Nababan, mahasiswa asal Medan yang meninggal dunia di Bali tampaknya menimbulkan berbagai opini dan versi yakni soal kejelasan CCTV di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Setidaknya ada sejumlah versi yang turut menyinggung soal CCTV tersebut.
Versi pertama menyebut bahwa CCTV ada di seputar TKP, namun tak mengarah langsung ke rumah kos yang ditempati Aldi dan versi kedua, adalah versi yang menyebut CCTV tengah rusak.
Menanggapi soal CCTV itu, Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Losa Lusiano Araujo menegaskan, tidak ada CCTV di rumah kos yang ditempati Aldi.
“Tidak ada. Di kosan memang tidak ada (CCTV),” ungkapnya saat ditemui Tribun Bali di Mapolresta Denpasar, Jumat 24 November 2023.
Diketahui, kasus kematian Aldi viral di media sosial. Hal itu diunggah oleh akun Instagram @monalisanababan_ pada Rabu 22 November 2023 siang.
Dalam unggahannya, Monalisa mengaku adik laki-lakinya itu meninggal dunia yang diduganya akibat pembunuhan.
Dia menyoroti kondisi sang adik yang ditemukan dalam keadaan mengenaskan. Mulai dari alat kelamin pecah, sekujur tubuh lebam, hingga engsel siku tangan bergeser.
Sontak, unggahan itu kemudian mendapat ribuan komentar dari warganet.
Menanggapi hal itu, Kepolisian Resor Kota Denpasar (Polresta Denpasar) angkat bicara.
Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi menerangkan, korban yang berinisial ASN (23) itu ditemukan dalam kondisi terlilit tali tampar ikat.
Tubuh korban ditemukan tergantung dengan posisi bersandar di pintu kamar. Sementara kedua kakinya disebut menyentuh lantai.
Selain itu, hidung korban dikatakan mengeluarkan darah, adanya proses pembengkakan, serta kulit korban mengeluarkan cairan.
Lebih lanjut, penemuan jenazah pemuda asal Medan itu terjadi pada Sabtu 18 November 2023 sekitar pukul 08.30 Wita di rumah kosnya, Jalan Bypass Ngurah Rai, Gang Kunci, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
Jenazah salah satu mahasiswa dari perguruan tinggi swasta itu, kata AKP I Ketut Sukadi, pertama kali ditemukan oleh pemilik kos, Nyoman Risup Artana (43).
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Misteri Kasus Mahasiswa asal Medan Tewas di Bali, Pemilik Kos Sebut Tak Ada Suara Keributan