BKSDA Pangkalan Bun Ungkap Pemicu Buaya Agresif dan Serang Warga
Isak tangis keluarga pecah menyambut kepulangan Habil yang sudah tak bernyawa
Editor: Eko Sutriyanto
Dendi menambahkan irisan aktivitas manusia dan buaya juga menjadi pemicu buaya menjadi lebih agresif.
"Kami berharap masyarakat sekitar Sungai Arut memahami kearifan lokalnya yang mengetahui buaya merupakan satwa liar yang hidup di Sungai Arut sejak dulu,"
Sebelumnya buaya sudah sering muncul di sekitar Sungai Arut.
Sebagian masyarakat sekitar Sungai Arut percaya bahwa buaya tersebut adalah leluhur mereka yang sudah sejak lama hidup berdampingan dengan masyarakat dan tidak pernah mengganggu.
"Dari sudut pandang konservasi buaya juga bagian dari ekosistem Sungai Arut, alih fungsi kawasan yang tadinya habitat buaya menjadi pemukiman membuat irisan aktivitas manusia dengan buaya," ujar Dendi.
Dendi mengatakan semua perairan di Kotawaringin Barat merupakan habitat buaya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunkalteng.com dengan judul Ekosistem Sungai Arut Rusak Pakan Berkurang, Diduga Jadi Penyebab Buaya Agresif Serang Manusia dan Isak Tangis Pecah saat Habil, Korban yang Dibawa Buaya di Sungai Arut Kobar Kalteng Ditemukan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.