Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

64 Lukisan Karya Jeihan yang Dibuat Sejak tahun 50-an hingga 2016 Dipamerkan di Ubud

Jeihan merupakan salah satu sosok penting dalam perjalanan sejarah seni rupa Indonesia modern.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
zoom-in 64 Lukisan Karya Jeihan yang Dibuat Sejak tahun 50-an hingga 2016 Dipamerkan di Ubud
Istimewa
G3N Project x Studio Jeihan menggelar pameran tunggal bertajuk Solo Exhibition: Jeihan and The New Indonesian di Museum Puri Lukisan Ubud, Bali yang akan digelar hingga 5 Januari 2024 mendatang yang dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha.   

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Sosok Jeihan bukanlah seniman lukis sembarangan.

Namanya cukup dikenal di dalam dan di luar negeri sebagao pelukis figuratif karena karya-karyanya yang luar biasa.

Bahkan, Jeihan merupakan salah satu sosok penting dalam perjalanan sejarah seni rupa Indonesia modern.

Baca juga: Karya Lukisan Tidak hanya Bernilai Estetik, Tapi Juga Berfungsi Religius, Komersial dan Simbolis

Tidak diragukan, karya-karyanya tak hanya dikoleksi kolektor seni Tanah Air, tapi juga mancanegara.

Konsistensi melukis selama 50 tahun lebih dengan tehnik dan ciri khas figur “mata hitam” milik Jeihan sudah teruji oleh waktu dan menjadi koleksi wajib kolektor seni.

Untuk mengenal lebih karya Jeihan ini,  G3N Project x Studio Jeihan menggelar pameran tunggal bertajuk Solo Exhibition: Jeihan and The New Indonesian di Museum Puri Lukisan Ubud, Bali yang akan digelar hingga 5 Januari 2024 mendatang yang dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha.

Berita Rekomendasi

General Manager G3N Project Andry Ismaya Permadi mengatakan, seluruh lukisan karya Jeihan yang merupakan koleksi dari G3N Project dan koleksi dari kolektor seni Daniel Jusuf itu tertata dengan rapi dan runtut, mulai dari karya terlama Jeihan sekitar tahun 1950-an, hingga yang terbaru karya 2016.

"Kami menyebutnya, pameran retrospektif, dimana kita bisa melihat karya Jeihan di era sebelum figur dengan "mata hitam" muncul.

Ini sekaligus menjawab keraguan banyak orang, yang mengira jika tokoh "mata hitam" atau "black eye" yang menjadi ciri khas Jeihan muncul karena ketidakmampuan Jeihan mengekspresikan objek lukisnya lewat mata," kata Andry disela-sela pembukaan pameran, Minggu (10/12/2023).

Dalam pameran tunggal dengan 64 karya terbaik Jeihan tersebut, G3N Project tidak lupa turut menyumbangkan satu karya sang maestro untuk Museum Puri Lukisan Ubud.

Baca juga: Italia Buka Kamar Rahasia Seniman Michelangelo, Berisi Lukisan Masa Renaissance

Lukisan cat minyak dengan dimensi 98 cm x 80 cm karya 1969 itu diserahkan langsung kepada Penglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukowati untuk disumbangkan kepada Museum Puri Lukisan Ubud.

Kolektor seni Daniel Jusuf berharap, pemberian satu buah karya Jeihan itu mampu menambah koleksi berharga di Museum Puri Lukisan Ubud. Apalagi, Jeihan sendiri merupakan seniman lukis yang sangat penting dalam perjalanan seni rupa modern di Indonesia.

"Rasanya, tidak lengkap jika kolektor seni belum memiliki lukisan karya Jeihan. Sebab, hanya segelintir seniman yang mampu mempertahankan ciri khasnya di berbagai zaman," imbuh Daniel.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas