Carbon Ethics Luncurkan Rumah Rendah Karbon untuk Dampak Sosial Berkelanjutan
Masyarakat Tanjung Siambang, Kepulauan Riau Tanjung Pinang, bersama CarbonEthics meluncurkan Rumah Rendah Karbon (RRK) di kelurahan Dompak.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumah Rendah Karbon diyakini dapat mengurangi dampak krisis iklim di Tanah Air.
Keberadaan rumah rendah karbon juga dapat memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai karbon dan pentingnya pelestarian lingkungan.
Baru-bari ini, masyarakat Tanjung Siambang, Kepulauan Riau Tanjung Pinang, bersama CarbonEthics meluncurkan Rumah Rendah Karbon (RRK) di kelurahan Dompak.
Rumah Rendah Karbon ini merupakan rumah kegiatan masyarakat yang menjadi pusat solusi kemandirian sosial, ekonomi, lingkungan bagi pertumbuhan masyarakat dan sebagai hasil nyata keterlibatan CarbonEthics selama 3 tahun di Kelurahan Dompak sejak tahun 2021.
Co-Founder sekaligus Chief Impact Officer (CIO) CarbonEthics, Jessica Novia, menilai Rumah Rendah Karbon bakal menjadi sentra solusi iklim masyarakat.
Sejak tahun 2021 hingga 2023, kata Jessica, pihaknya telah terlibat terhadap Pembangunan sosial dan pelestarian lingkungan Dompak.
Hal ini dilakukan karena CarbonEthics melihat masyarakat pesisir adalah kelompok yang paling rentan terkena dampak perubahan iklim.
Sebab apabila permukaan air laut naik, masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir akan kehilangan tempat tinggal.
Keterlibatan dilakukan mulai dari program restorasi ekosistem karbon biru, pelatihan pembuatan produk ramah lingkungan, hingga penciptaan lapangan kerja yang mendukung pelestarian lingkungan.
Program-program di atas, menurutnya, telah memberikan dampak positif kepada masyarakat Tanjung Siambang.
Mulai dari adanya pendapatan tambahan dan terciptanya lapangan kerja baru untuk penduduk setempat, mendorong rehabilitasi mangrove, dan membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim.
Hingga saat ini, sudah ada sekitar lebih dari 60 penerima manfaat dari program-program tersebut sejak beroperasi dari tahun 2021.