Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Jasad yang Ditemukan di Kampus UNPRI Medan Digunakan untuk Pembelajaran, Ini Tanggapan IDI Sumut

Satreskrim Polrestabes Medan menemukan lima jasad manusia di lantai 15 UNPRI Medan. Pihak kampus sebut 5 jasad merupakan kadaver.

Editor: Abdul Muhaimin
zoom-in 5 Jasad yang Ditemukan di Kampus UNPRI Medan Digunakan untuk Pembelajaran, Ini Tanggapan IDI Sumut
Kolase Tribunnews
Kolase saat polisi melakukan olah TKP (kiri) di lokasi dugaan temuan dua mayat di lantai 9 kampus UNPRI, Senin (11/12/2023) dan kotak biru yang diduga untuk menyimpan tumpukan mayat. Kini pihak kepolisian menguak faktanya. 

TRIBUNNEWS.COM - Pihak kampus Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Medan, Sumatra Utara menyatakan 5 jasad yang ditemukan di lantai 15 merupakan kadaver.

Diketahui, kadaver yakni tubuh manusia yang diawetkan dan digunakan untuk pembelajaran di Fakultas Kedokteran.

Selain itu, pihak UNPRI juga membantah adanya kasus pembunuhan di kampus.

Penggeledahan yang dilakukan kepolisian dianggap tak sesuai prosedur lantaran tak didampingi perwakilan dari kampus.

Baca juga: Pihak UNPRI Medan Sebut Mayat yang Ditemukan adalah Cadaver, Perekam Video Dapat Surat Peringatan

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatera Utara (Sumut) Dr. Ramlan Sitompul mengatakan harus dibedakan dulu cadaver dan mayat.

"Harus kita bedakan dulu cadaver dengan mayat biasa. Kalau untuk pendidikan kedokteran sudah ada jelas administrasinya yang harus dipenuhi, sehingga cadaver tersebut bisa sampai di fakultas kedokteran," ujarnya kepada Tribun Medan, Rabu (13/12/2023).

Harusnya pihak kampus bisa menjelaskan secara rinci, tidak perlu menimbulkan kehebohan sebab penggunaan cadaver di lingkungan pendidikan kedokteran sudah memiliki standar baku.

BERITA TERKAIT

"Itu sudah ada standar bakunya, mungkin kalau detailnya di orang pendidikan yang bisa jelaskan ya. Kalau sudah ada lima seperti itu, udah jelas peruntukannya untuk pendidikan harusnya. Peletakkannya adalah di laboratorium anatomi," jelasnya.

Dijelaskannya bahwa cadaver itu ada proses pengawetan sehingga layak dijadikan bahan praktek untuk pendidikan.

"Peletakan di ruang terbuka saat proses praktek sah-sah saja, karena formalin itu cukup menyengat dan membuat perih mata, jadi kalau di ruangan terbuka akan lebih leluasa," katanya.

Baca juga: Kronologi Penemuan 5 Mayat di Kampus Unpri Medan: Ditemukan di Lantai 15, Tertumpuk di Bak Semen

Sehingga berbeda lokasi penggunaan dan penyimpanan itu menjadi hal biasa dalam penggunaan cadaver.

Meskipun begitu, ada etika yang harus dijaga ketika memperlakukan cadaver di dunia pendidikan.

"Kami di dunia kedokteran ini ada etika, termasuk bagaimana memperlakukan cadaver. Ada etika dan adabnya yang dilakukan dan harus dibawah bimbingan dosennya," jelasnya.

Sehingga, jika kondisi cadaver dinyatakan sudah tidak layak untuk diteliti harus dimakamkan sesuai prosedur.

"Dan apabila cadaver sudah tidak dipergunakan lagi harus dimakamkan. Untuk masa penggunaan cadaver tersebut tergantung kondisinya, jika dilihat masih layak bisa digunakan beberapa tahun, tapi jika dilihat sudah tidak bisa diidentifikasi lagi jaringan tubuhnya ya sudah tidak bisa digunakan," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunMedan.com dengan judul IDI Sumut Tanggapi Soal Penemuan Mayat di Unpri, Ada Etika dalam Memperlakukan Cadaver

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas