3 Warga Bone Korban Ledakan Smelter di Morowali Masih Jalani Perawatan, Amiruddin Sudah Dioperasi
Andi Deri dan Dandi masih menjalani perawatan intensif di Klinik PT IMIP. Amiruddin menjalani perawatan intensif pasca operasi di RS Morowali.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BONE - Andi Deri, Dandi dan Amiruddin, tiga Warga Bone yang menjadi korban ledakan tungku smelter di salah satu pabrik pengolahan nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Diketahui Andi Deri dan Dandi masih menjalani perawatan intensif di Klinik PT IMIP.
Sementara Amiruddin menjalani perawatan intensif pasca operasi di Rumah sakit di Morowali.
"Iya masih di rumah sakit, sudah dioperasi mukanya, seluruh badan terbakar," kata Ruslang, adik kandung Amiruddin kepada Tribun-Timur.com, Minggu (24/12/2023).
Baca juga: Ledakan Tungku di PT ITSS Morowali Diinvestigasi Disnakertrans Sulawesi Tengah
Ruslang menceritakan Amiruddin sudah setahun bekerja di PT ITSS Morowali.
Selama bekerja di sana, kakaknya masih lancar berkomunikasi bersama keluarga lewat sambungan telepon.
Ruslang mengatakan Amiruddin mendapat cuti perusahaan selama 12 Hari.
"Sudah ka dia hubungi kemudian dia sampaikan hari ini (Minggu) mau pulang (Amiruddin) karena dapat cuti perusahaan," ujar Ruslang.
Kronologi Ledakan Smelter di Morowali
Dilansir dari TribunPalu.com, peristiwa itu terjadi di salah satu pabrik pengolahan nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Minggu (24/12/2023).
PT ITSS merupakan tenant yang beroperasi di Kawasan PT IMIP, di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Kecelakaan kerja terjadi sekitar pukul 05.30 Wita.
Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan menjelaskan, korban jiwa dalam ledakan tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah, mencapai 13 orang.
Baca juga: 12 Orang Tewas karena Tungku Smelter Meledak di Morowali, Puluhan Luka-luka
Korban terdiri dari sembilan tenaga kerja Indonesia dan empat pekerja asal China.
"Sebelumnya kami menyampaikan korban WNI tujuh orang dan WNA enam orang. Namun setelah pendataan ternyata ada perubahan di angka itu," kata Dedy Kurniawan melalui rilis tertulisnya, kepada TribunPalu.com, Minggu (24/12/2023) malam.