Erupsi Gunung Marapi Tak Pengaruhi Aktivitas Penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau
Penerbangan pesawat di Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar) tak terganggu meski Gunung Marapi kembali erupsi.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Penerbangan pesawat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar) tak terganggu meski Gunung Marapi kembali erupsi, Senin (25/12/2023) pagi.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Kelas II Minangkabau, Padang Pariaman, Desindra Deddy Kurniawan mengatakan penerbangan pesawat di Bandara Internasional (BIM) masih berlangsung normal.
"Di BIM masih aman dan terus kita monitor," ujar Deddy Kurniawan, Senin (25/12/2023).
Deddy mengatakan pihaknya tetap terus melakukan monitoring sebaran abu vulkanik Gunung Marapi.
Baca juga: Profil Zhafirah Zahrim, Pendaki Gunung Marapi yang Viral Kirim Video Penuh Abu Meninggal Dunia
Sebelumnya BIM di Padang Pariaman sempat ditutup dari pukul 16.00 sampai pukul 22.00 pada Jumat (22/12/2023) lalu akibat Erupsi Gunung Marapi.
Lalu dibuka kembali pada Sabtu (23/12/2023) pagi.
Senin (25/12/2023) pagi, Gunung Marapi kembali erupsi.
Laporan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bukittinggi, erupsi terjadi pada pukul 06.26 WIB dengan ketinggian kolom abu ± 800 m di atas puncak (± 3.691 m di atas permukaan laut).
"Iya benar pagi tadi terjadi erupsi," kata Teguh Purnomo, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bukittinggi, Senin (25/12/2023).
Informasi dari Pos PGA, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 12.2 mm dengan durasi ± 46 detik," ujarnya.
Pos PGA Bukittinggi tetap mengimbau agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunung Marapi pada radius 3 Km dari kawah atau puncak.
Baca juga: Wali Kota Padang Ikut Antarkan Jenazah Zhafirah Korban Erupsi Marapi ke Peristirahatan Terakhirnya
15 Penerbangan di BIM Tertunda
sebelumnya erupsi Gunung Marapi pada Jumat (22/11/2023) lalu mengakibatkan 15 penerbangan dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman tertunda.
Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan mengatakan, material abu vulkanik terbawa angin hingga ke BIM sekitar pukul 15.00 WIB.
"Jadi arah angin di lapisan 3.000 ft, 850 milibar memang mengarah ke selatan dan barat daya artinya mengarah ke bandara, tetapi kalau angin permukaan cenderung dari selatan dan tenggara," katanya saat ditemui di BIM.
"Gunung itu kan ketinggiannya lebih kurang 3.000 meter, sehingga angin itu yang berpengaruh membawa material ke arah bandara.
Jadi posisi gunung itu di sebelah timur laut bandara sehingga abu vulkanik terbawa arah ke bandara," katanya.
Ia memprediksi, dua hingga tiga hari ke depan angin masih bertiup dari utara ke arah selatan.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menginstruksikan agar Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman Sumatra Barat (Sumbar) ditutup sementara.
Berdasarkan siaran pers yang diterima TribunPadang.com, penutupan sementara BIM sebagai langkah mitigasi akibat abu vulkanik erupsi Gunung Marapi yang terdeteksi melalui pengamatan lapangan, berupa paper test yang dilakukan pada pukul 07.00 s.d. 08.30 UTC.
Penutupan bandara ini diumumkan melalui Notice to Airmen (NOTAM) dengan Nomor B2559/23 NOTAMN dikarenakan alasan keselamatan penerbangan terutama adalah sebaran abu vulkanik dapat membahayakan dan menghentikan kerja mesin pesawat terbang.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, M. Kristi Endah Murni, menyatakan bahwa keputusan penutupan ini diambil dengan pertimbangan utama terhadap keselamatan penerbangan.
Berdasarkan informasi, abu Gunung Marapi berdampak pada 15 penerbangan, yang diantaranya 2 penerbangan internasional, dan 13 penerbangan domestik. Akibatnya, satu penerbangan harus kembali ke bandara asal atau return to base dan empat belas lainnya harus dibatalkan.
Kristi menambahkan bahwa pihaknya melalui Otoritas Bandara Wilayah VI Padang akan terus melakukan monitoring dan pengawasan perkembangan situasi tersebut berupa pengamatan lapangan yang dilakukan dengan interval 1 sampai 2 jam sekali pada beberapa titik di sekitar bandara.
Bahwa dengan adanya keadaan kahar (force majeure) tersebut, Kristi kemudian mengimbau kepada maskapai penerbangan untuk memberikan kompensasi kepada penumpang yang telah membeli tiket, termasuk opsi full refund, reschedule, ataupun re-route ke bandara terdekat jika seat masih tersedia.
Hal ini diharapkan dapat membantu penumpang yang terkena dampak penutupan bandara.
"Kami memahami bahwa kebijakan ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan, namun keselamatan seluruh pihak terlibat tetap menjadi prioritas utama. Kami menghargai pengertian dan kerjasama dari seluruh pihak yang terlibat dalam situasi ini, dan semoga kondisi di Bandara Minangkabau cepat kembali normal," ujar Kristi.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Gunung Marapi Kembali Erupsi Pagi Ini, Penerbangan di BIM Masih Normal