Kericuhan Pengantar Jenazah Lukas Enembe: Aksi Lempar Batu, Ruko Dibakar hingga Jurnalis Dikeroyok
Kericuhan terjadi saat massa mengarak jenazah eks Gubernur Papua, Lukas Enembe, Kamis (28/12/2023). Terjadi aksi lempar batu hingga pembakaran ruko.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Iring-iringan massa pengantar jenazah mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe di Kota Jayapura, Papua, diwarnai kericuhan, Kamis (28/12/2023).
Massa melakukan aksi pelemparan batu, membakar ruko hingga pengeroyokan terhadap seorang jurnalis.
Kericuhan mulai terjadi saat massa mengarak jenazah Lukas dari Bandara Sentani, Kota Jayapura menuju Stakin Setani, tempat jenazah mantan Gubernur Papua itu disemayamkan.
Berikut sejumlah kericuhan massa pengantar jenazah Lukas Eenembe:
- Aksi Pelemparan Batu, Pj Gubernur Papua Terluka
Melansir Tribun-Papua.com, kericuhan terjadi bermula saat massa menahan rombongan keluarga Lukas dan Forkopimda Papua.
Baca juga: Ricuh Massa Pengantar Jenazah Lukas Enembe Buka Luka Lama Kasus Kerusuhan 2019 di Jayapura
Setelah itu, arak-arakan jenazah Lukas diwarnai aksi pelemparan batu.
Massa melempari sejumlah bangunan seperti warung makan, kantor perbankan, bangunan hotel, dan beberapa rumah warga.
Kericuhan itu juga membuat Pejabat (Pj) Gubernur Papua, Ridwan Rumasukun terluka.
Ridwan mengalami luka di bagian kepala karena lemparan batu dari massa.
"Di antara beberapa korban ada dari pemerintah daerah yaitu Bapak Pj Gubernur Papua, Ridwan Rumasukun yang terluka akibat lemparan batu," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, dilansir Kompas.com.
Benny juga menyebut, ada aparat keamanan yang menjadi korban tetapi jumlahnya belum dapat dipastikan.
"Ada juga korban dari beberapa aparat keamanan, baik itu Brimob, TNI, dan mobil polisi yang juga jadi sasaran pembakaran," ungkapnya.
Sementara itu, alasan massa menyerang anggota TNI/Polri karena tak ingin aparat keamanan menghalangi perjalanan mereka.
"Polisi, tentara jangan di jalan, kamu yang bunuh bapak kami," kata seorang massa.