Pangdam: Penyusup di Massa Pengiring Jenazah Lukas Enembe Inginkan Papua Kacau
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen Izak Pangemanan, menduga ada penyusup di antara massa pengantar jenazah Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen Izak Pangemanan, menduga ada penyusup di antara massa pengantar jenazah Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe.
Seperti diketahui, duka warga Papua atas meninggalnya Lukas Enembe beberapa hari yang lalu sempat berujung ricuh.
Oknum massa melempari batu hingga membakar belasan ruko di Jayapura.
Mayjen Izak menyebut dugaan organisasi yakni Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).
Mereka ingin Papua kacau dengan membuat sejumlah keonaran.
Baca juga: Kondisi Papua Saat Ini usai Ricuh Iring-iringan Jenazah Lukas Enembe: Daftar Korban Luka & Kerusakan
"Rombongan disusupi oleh orang-orang yang menginginkan Papua ini kacau, yang di depan itu adalah keluarga dan Masyarakat yang memang ingin menghormati beliau sebagai pemimpin Papua yang layak untuk diberikan penghormatan."
"Tetapi di belakang itu ada penyusup, mereka dari KNPB, dari ULMWP, yang melakukan pembakaran beberapa bangunan, mobil dan juga memicu situasi dengan melakukan pemukulan bapak PJ Gubernur Papua, juga terhadap beberapa anggota TNI-Polri," ujar Izak.
Izak menegaskan, para penyusup itu mencoba untuk memprovokasi masyarakat Papua.
Adapun insiden kericuhan yang terjadi saat iring-iringan jenazah eks Gubernur Papua, Lukas Enembe, Kamis (28/12/2023) menyebabkan korban luka.
Selain itu, fasilitas umum, rumah warga, kantor perbankan, hingga rumah toko (ruko) juga mengalami kerusakan.
Insiden kericuhan itu terjadi di area Sentani hingga Waena di Kota Jayapura.
Berdasarkan keterangan tertulis dari Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri, korban luka dalam insiden tersebut sebanyak 14 orang.
"Terdapat 14 korban luka, termasuk Pj Gubernur Papua Ridwan Rumasukun, 8 aparat keamanan, dan 5 warga masyarakat," kata Fakhiri Jumat (29/13/2023), dikutip dari Tribun-Papua.com.
Kemudian, ada sekitar 25 perumahan yang mengalami kerusakan serta pembakaran.