Kisah Maimuna Trauma Usai Jadi Korban Peredaran Uang Palsu di Pasar Jaddih Bangkalan, Mbah Ti Pasrah
Kepala Pasar Jaddih, Iwan Paku Alam mengungkapkan, keresahan atas peredaran uang palsu dilaporkan para pedagang pasar dalam seminggu terakhir
Editor: Eko Sutriyanto

Ibu Muna mengaku baru tersadar bahwa uang yang diterimanya adalah palsu setelah ia hendak membelanjakan bahan baku untuk kebutuhan berjualan.
Ia kemudian mengeluarkan tiga lembar uang pecahan Rp 50 ribu dari dalam buntelan plastik bening.
Baca juga: 6 Pria Asal Bandung Diduga Edarkan Uang Palsu di Pangandaran, Sejumlah Pemilik Warung Dirugikan
Tiga lembar uang palsu itu disebut Muna masing-masing diterima oleh penjual bumbu dan penjual kelapa di dalam pasar.
Sementara satu lembar uang palsu lainnya adalah miliknya yang ia terima dari seorang pembeli perempuan.
“(Perempuan) orangnya pendek, berkulit hitam, dan matanya sipit,” pungkas Ibu Muna memaparkan ciri pengedar uang palsu.
Selain Mbok Ti dan Ibu Muna, seorang pedagang di pasar itu juga menunjukkan selembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu.
Beberapa lembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu juga ditunjukkan bahkan hingga disobek oleh petugas toko.
Kepala Pasar Jaddih, Iwan Paku Alam mengungkapkan, keresahan atas peredaran uang palsu dilaporkan para pedagang pasar dalam seminggu terakhir.
Jumlah korban peredaran uang palsu sebanyak 10 pedagang.
“Para pedagang bisa berhati-hati saat melakukan transaksi.
Dalam minggu ini laporan dari pedagang uang palsu beredar mulai dari pecahan Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, bahkan Rp 10 ribu,” singkat Iwan. (edo/ahmad faisol)
Artikel ini telah tayang di TribunMadura.com dengan judul Nestapa Mbok Ti, Nenek Penjual Salak di Bangkalan Tertunduk Lesu Tertipu Uang Rp 50 Ribu Palsu
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.