Profil KA Turangga, Kereta Api yang Tabrakan dengan KA Bandung Raya
Berikut ini profil dan sejarah KA Turangga, kereta api yang bertabrakan dengan KA Bandung Raya di petak Jalan Cicalengka-Haurpuguh hari ini.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Simak profil Kereta Api (KA) Turangga, KA yang mengalami kecelakaan dengan KA Bandung Raya di petak Jalan Cicalengka-Haurpuguh, Bandung, Jawa Barat pada Jumat (5/1/2024) pukul 06.03 WIB.
Korban jiwa yang berhasil diidentifikasi adalah seorang masinis KA Lokal Padalarang (KA Bandung Raya), asisten masinis KA Lokal Padalarang, dan pramugara KA Turangga.
Dua kereta tersebut diduga terlibat 'adu banteng'.
Seluruh penumpang selamat dan saat ini tim gabungan sedang melakukan pendataan penumpang, seperti diberitakan TribunJabar.id.
KA Turangga awalnya diresmikan oleh PT KAI (Persero) pada 2 September 1995 untuk melayani relasi Bandung–Surabaya Gubeng di lintas selatan Pulau Jawa.
Nama Turangga diambil dari nama lain kuda tunggangan para bangsawan Jawa.
Baca juga: Imbas Insiden Kecelakaan KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya, 10 Kereta Dialihkan Memutar
KA Turangga mengahadirkan layanan kelas campuran Eksekutif dan Bisnis pada awal peluncuran.
Pada Oktober 1999, PT KAI menaikkan kelas KA Turangga menjadi kereta api Eksekutif Satwa.
Dalam satu rangkaian, KA Turangga membawa 10-12 kereta, dikutip dari Traveloka.
Dengan satu lokomotif penarik model CC206, KA Turangga menarik 6-8 kereta Eksekutif, satu kereta makan, satu gerbong pembangkit dan satu kereta bagasi.
Pada pagi hari, rangkaian kereta ini biasanya digunakan oleh KA Argo Parahyangan tambahan yang melayani koridor Bandung-Gambir.
KA Turangga juga melayanani perjalanan ke Bali.
Biasanya, penumpang akan transit di ruang VIP setibanya di Stasiun Surabaya Gubeng.
Kemudian, penumpang akan melanjutkan perjalanan menuju Banyuwangi menggunakan KA Mutiara Timur pada sore harinya.