Emak-emak Kenang Jasa Dokter Lo: Berobat Dapat Amplop dan Resep dengan Kode Khusus
Meninggalnya dokter dermawan asal Solo, Lo Siauw Ging (dokter Lo) buat banyak orang bersedih, eks pasien kenang jasa dokter Lo, berobat dapat amplop.
Penulis: Theresia Felisiani
Bahkan di penghujung usianya, Rini menyaksikan almarhum tetap melayani pasiennya dengan cuma-cuma.
Anak sulungnya juga masih sempat diperiksa oleh dokter Lo.
“Saya dengar terakhir saya akan mengobati sampai akhir hayat. Terakhir beliau pakai kursi roda. Yang besar umur sekitar 2 tahun,” jelasnya.
Waktu itu anaknya mengalami muntah-muntah. Oleh dokter Lo, anak Rini langsung dirujuk ke rumah sakit dan minta diprioritaskan penanganannya.
“Muntah-muntah. Saya ke bawa ke dokter Lo dimarah-marahin. Ini harus segera dibawa ke rumah sakit. Ke rumah sakit yang beliau tunjuk,” ungkapnya.
Rekan Kerja Kenang Sosok Dokter Lo
Mewakili keluarga besar, Dokter Haryani mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah hadir di Pemakaman Delingan Karanganyar.
Dokter Lo merupakan rekan yang sangat baik.
"Saya rekan kerja berpuluh tahun di RS Kasih Ibu, sosoknya keras tapi beliau sangat baik, memperhatikan karyawannya sehingga banyak teman-teman pensiunan datang ke sini," terangnya.
Seingat Haryani, Dokter Lo terakhir kali membuka praktek pada April 2023.
Dia menuturkan almarhum berpesan untuk bisa meninggalkan dunia dengan damai.
"Sepertinya dokter ingin pergi dengan damai," singkat dia.
In Memoriam Dokter Lo Siauw Ging: Pionir Kesehatan Sosial Asal Solo yang Menginspirasi
Dokter Lo Siauw Ging, seorang dokter asal Solo, Jawa Tengah, yang terkenal dengan kedermawanannya, telah meninggalkan kita.
Beliau, yang terkenal karena tidak segan menggratiskan biaya pengobatan bagi pasien yang tidak mampu, menghembuskan napas terakhirnya di RS Kasih Ibu Solo pada Selasa (9/1/2024).
Dokter Lo telah dirawat di rumah sakit sejak Jumat (5/1/2024) dan diketahui sudah lama sakit dengan sering keluar masuk rumah sakit.
Sumartono Hadinoto atau dikenal sebagai Martono, tokoh Tionghoa Solo, menyatakan bahwa dokter Lo dikenal sebagai dokter sosial.
Menurut Martono, pesan dari dokter Lo yang tetap melekat adalah, "Kalau mau kaya, jangan menjadi dokter."
Martono menambahkan bahwa dokter Lo selalu diingat sebagai dokter yang sangat sosial dan sering menggratiskan biaya pengobatan, dengan fokus melayani orang banyak dibidang kesehatan.
Dokter Lo memulai karirnya sebagai dokter di RS dr Oen Kandang Sapi Solo sebelum pindah ke RS Kasih Ibu.
Martono menekankan bahwa dokter Lo berkontribusi nyata dengan menggratiskan biaya pengobatan bagi hampir semua pasien yang berobat kepadanya.
Dokter Lo pernah menjabat sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Kasih Ibu Solo periode 1981-2004, dan setelah pensiun, beliau tetap melayani pasien di rumah sakit yang sama serta di rumahnya di Jagalan, Jebres, Solo.
Martono menceritakan bahwa dokter Lo buka praktik setiap hari di rumahnya, melayani pasien tanpa memandang status ekonomi.
Dokter Lo secara konsisten membantu pasien hingga sembuh, bahkan memberikan obat secara gratis jika diperlukan.
Martono mengungkap bahwa pertemuan terakhirnya dengan dokter Lo sekitar sebulan lalu.
Saat itu, dokter Lo memberikan pesan kepada Martono untuk dimakamkan secara sederhana dengan peti warna putih, menggambarkan kesederhanaan dan kebesaran hati dokter Lo.
Baca juga: Dokter Lo Siauw Ging, Dokter Dermawan Asal Solo Meninggal, Jenazah Dibawa ke Rumah Duka Thiong Ting
Dokter Lo juga dikenal luas di masyarakat hingga menerima penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) pada 2020.
Penghargaan tersebut diberikan atas dedikasinya di bidang kesehatan dengan Mahakarya Kebudayaan "Dokter yang Mengutamakan Kemanusiaan dengan Tidak Memungut Biaya Pelayanan Kesehatan dari Kaum Miskin."
Pemberian penghargaan tersebut diselenggarakan melalui Zoom meeting pada Kamis (10/9/2020) di kediaman dr Lo di Solo, Jawa Tengah. Piagam penghargaan diserahkan oleh Ketua Umum Muri Jaya Suprana melalui perwakilan Muri Solo, Mayor Haristanto, kepada dr Lo dengan disaksikan istri dan perwakilan dari RS Kasih Ibu, Haryani.
Jaya Suprana menegaskan bahwa dr Lo adalah tokoh kemanusiaan yang layak menerima anugerah Mahakarya Kebudayaan di bidang kesehatan, karena beliau mengutamakan pembiayaan kesehatan bagi orang miskin. (tribun network/thf/TribunSolo.com/TribunJateng.com/Kompas.com)