Nasib Puluhan Anggota KPPS di Cilacap yang Keracunan setelah Santap Makanan dari Bimtek
Ada 40 anggota KPPS yang keracunan setelah menyantap makanan dan snack saat acara Bimbingan Teknis (Bimtek) KPPS, Sabtu (27/1/2024).
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Whiesa Daniswara
Ia menceritakan bahwa korban mulai merasakan keracunan pada keesokan harinya.
"Namun pada hari Minggu para petugas yang mengikuti kegiatan Bimtek tersebut mulai merasakan gejala-gejala seperti nyeri, mual, mules serta diare," kata AKBP Arief, dikutip dari Tribun-Pantura.com.
Pihak kepolisian pun kini tengah melakukan pendalaman terkait kasus ini.
"Kami telah berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk Dinas Kesehatan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut guna mengetahui penyebab pasti keracunan ini," ujarnya.
Arief menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil langkah-langkah tegas apabila ditemukan untuk kesengajaan.
"Kami akan memastikan bahwa jika ditemukan unsur kesengajaan dalam peristiwa ini akan diambil tindakan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku," tegasnya.
Anggota KPPS di Sumbar Dapat Makanan Diduga Tak Layak
Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Pasaman Barat, Sumatera Barat mendapatkan makan siang yang dianggap tak layak.
Makan siang yang dianggap tak layak tersebut dialami KPPS di Kecamatan Luhak Nan Duo, Pasaman Barat.
Baca juga: Sosok Helmi Hermawati, Anggota KPPS di Pangandaran yang Dipecat karena Video Acungkan 2 Jari
Seorang anggota KPPS di Kecamatan Luhak Nan Duo yang tidak bersedia disebutkan namanya menuturkan, porsi makan siang yang diterima tak wajar dan tak layak. Porsinya sedikit dan lauknya kecil.
Bahkan, beberapa anggota KPPS harus membeli makanan dari luar.
“Nasinya memang nasi kotak, namun porsinya sangat sedikit. Menurut saya kalau porsi segitu hanya seharga Rp10 ribu, karena di sini juga ada harga Rp15 ribu yang porsinya jauh lebih banyak dan lengkap,” ungkapnya kepada TribunPadang.com, Selasa (30/1/2024).
Ia menilai, makanan tersebut tak layak. Sebab Bimtek KPPS berlangsung dari siang hingga sore hari.
“Kalau untuk makan dengan kegiatan satu hari, itu tidak pantas. Hingga sebagian dari kami terpaksa membeli nasi kembali dari luar untuk tambah, karena memang porsi nasi itu tidak cukup untuk kami makan siang,” ujarnya.
Selain itu pemberian makanan juga terlambat. Mereka mendapatkan makanan siang pada pukul 14.00 WIB.