Pelajar di Gorontalo Memar-memar Mengaku Dianiaya Oknum Polisi Pakai Senjata, Berikut Kronologisnya
Seorang pelajar berinisial AAP mengalami memar-memar diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan seorang oknum polisi.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO - Seorang pelajar asal Gorontalo berinisial AAP (17) diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan seorang oknum polisi.
Bagian wajahnya mengalami memar akibat penganiayaan itu.
Kasus ini sudah dilaporkan ke Polda Gorontalo dan telah masuk ke SPKT Polda Gorontalo, dengan nomor STTLP/B/41/I/2024/SPKT/POLDA GORONTALO.
Bagaimana awal mula peristiwa penganiayaan itu terjadi?
Baca juga: Sosok Ibu di Surabaya Pelaku Penganiayaan Anak, Korban Disiksa Tiga Tahun, Sempat Ditegur Dinsos
Dikutip Tribungorontalo.com, AAP mengatakan insiden penganiayaan terjadi pada Selasa (30/1/2024) sekira pukul 21.00 Wita.
"Saya dan teman saya ada di rumah dan dapat telepon dari adik teman saya. Menurut info, adiknya itu dapat masalah saat pertandingan futsal yang digelar di Universitas Gorontalo," ujar AAP saat disambangi TribunGorontalo.com di kediamannya Kelurahan Dutulanaa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Kamis (1/2/2024).
AAP kemudian bersama rekannya segera meluncur ke Universitas Gorontalo yang berlokasi sekitar beberapa ratus meter dari tempatnya.
Sesampainya di gerbang kampus, AAP tidak masuk ke dalam kampus.
"Saya menunggu di dekat perempatan Polres Gorontalo dekat Rasa Es," bebernya.
Tak lama kemudian datang sebuah mobil polisi berwarna hitam.
Sejumlah polisi berpakaian lengkap turun dari mobil.
Oknum polisi berinisial TA lalu menghampiri AAP dan membawanya ke Mapolres Gorontalo.
Baca juga: Satu Keluarga di Sampang Jadi Korban Penganiayaan Kerabat, Satu Orang Tewas dan 2 Luka-luka
Di saat yang bersamaan datang kedua teman AAP, namun mereka hanya menatap dari kejauhan.
Tiba di Mapolres Gorontalo, AAP langsung diinterogasi polisi berinisial TA tersebut.
"Saya kaget karena saya ini tidak tau apa-apa," ujar AAP.
Tak puas jawaban AAP, TA lantas mengayunkan senjata laras panjang ke dahi AAP.
"Kamu jangan main-main ya! Begitu komandan bilang," ungkap AAP.
AAP merintih kesakitan. Senjata itu tepat mengenai mata kirinya.
Setelah melihat memar di mata AAP, TA membawanya ke RS Ainun Limboto.
"Awalnya saya tolak, karena saya fikir efeknya tidak akan separah sekarang," kata AAP.
AAP kemudian diantar TA ke rumahnya.
Diberi Uang Tutup Mulut
Usai dihajar oknum polisi Gorontalo berinisial TA, AAP mengaku diminta tutup mulut.
Dalam perjalanan pulang, TA meminta AAP tak buka suara.
TA meminta AAP mengaku memar di wajahnya bukan karena penganiayaan.
Baca juga: TNI AD Pastikan Akan Tindak Prajurit yang Terlibat Penganiayaan Pengiring Jenazah di Manado
AAP sontak kaget dan berkata, "Masa begitu, komandan?" kata AAP menirukan perkataannya kepada TA.
Remaja itu mengaku diberi uang Rp 50 ribu oleh anggota polisi tersebut.
"Saya juga diberi uang Rp 50 ribu oleh komandan (polisi)," akunya.
Saat di rumah, AAP mengaku muntah darah. Namun menurutnya bukan karena efek dari pukulan.
"Mungkin saya kena maag atau apa begitu," jelas pelajar berusia 17 tahun itu.
AAP lantas menghubungi TA (polisi yang menghajarnya).
TA pun membawa Aziz ke RS Bhayangkara dan mendapatkan perawatan.
Seluruh biaya pengobatan ditanggung TA sebab Aziz mengaku belum punya BPJS Kesehatan.
Lapor ke Polda Gorontalo
Atas insiden itu, AAP kemudian mengadukan hal itu ke tantenya Riska Masilu (33).
Riska kala itu sedang menjalani tugas di Puskesmas Gorontalo Utara.
Azis tinggal bersama Riska. Orang tuanya saat ini berada di Kalimantan.
"Dia tinggal dengan saya dan saat ini dia sekolah di SMK di Limboto," ungkap Riska.
Riska kemudian melaporkan kejadian yang menimpa keponakannya itu ke SPKT Polda Gorontalo.
"Sudah diperiksa dan sudah divisum juga," ucapnya.
Riska melaporkan kejadian tersebut ke SPKT Polda Gorontalo.
Saat dikonfirmasi TribunGorontalo.com, laporan telah masuk ke SPKT Polda Gorontalo, dengan nomor STTLP/B/41/I/2024/SPKT/POLDA GORONTALO.
Mahasiswi Jadi Korban Salah Sasaran
Sementara itu di Kendari, seorang mahasiswi berinisial M menjadi korban peluru nyasar alias salah sasaran oknum Polda Sultra, Rabu (31/1/2024) dini hari.
Peristiwa itu terjadi di dekat SPBU Jalan Brigjen Katamso, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Informasi yang dihimpun Tribun, M menjadi korban salah tembak oknum polisi Polda Sultra yang bertugas di bagian narkoba.
Sepupu korban bernama Lukman mengatakan, Dirnarkoba Polda Sultra, Kombes Pol Bambang Tcahyo Bawono sempat mengunjungi korban di RS Ismoyo Korem Kota Kendari.
"Sekitar jam 7 (Dirnarkoba Polda Sultra) dia datang, nanti saya kirimkan rekamannya pas M ngobrol sama Dir Narkoba," ujar Lukman.
Lukman kemudian mengirimkan rekaman tersebut. Rekaman suara tersebut terbagi dua.
Awalnya dari rekaman tersebut, terdengar Bambang terlebih dahulu bertanya kepada korban sehingga ikut dengan IP alias Bocil dan BL.
M pun terdengar menjelaskan kepada Bambang, mengenai kronologi hingga ia terkena tembakan.
Kata M di depan Bambang, sebelum IP atau Bocil turun ia sempat ngobrol dengan BL.
"Tapi saya tidak tau apa yang mereka bicarakan, karena saya main HP," ujar M kepada Bambang.
Setelah itu IP atau Bocil turun dari mobil.
"Tapi saya tidak tau kenapa dia turun," tuturnya.
Bambang kemudian menjelaskan kalau Bocil turun untuk mengambil tempelan narkoba.
"Jadi pada intinya kita mau tangkap Bocil, jadi pada saat ade di dalam."
"Bocil turun untuk mengambil tempelan narkoba. Kemudian pada saat akan ditangkap dia melarikan diri, dan coba menabrak anggota kami," ujarnya.
M kemudian mempertanyakan kepada Bambang siapa yang telah menembak dirinya.
"Anggota saya, tapi posisinya bukan tembak Adek (M) tapi karena posisinya mereka lari jadi meleset," ujarnya.
Sementara itu, sebelum Dir Narkoba Polda Sultra Kombes Bambang ke Rumah Sakit Korem, awak media TribunnewsSultra.com sempat mendapat komentar Bocil.
Hanya saja, ia sempat terbata-bata menjelaskan kesaksiannya tentang detik-detik penembakan tersebut.
Ia bahkan tak mengetahui posisi duduk M di dalam mobil. Maupun baju yang digunakan oleh saksi lain berinisial BL.
IP hanya mampu menceritakan kalau sekira pukul 21.00 Wita korban M datang ke rumahnya menggunakan ojek online.
Kemudian IP mengaku ditelepon temannya berinisial BL, yang baru saja tiba dari Kolaka.
"Saya ditelepon BL dia bilang kalau sudah sampai di Kendari, terus saya ajak ke rumah," jelasnya.
Di rumah IP, BL meminta ditemani ke Konda, Konawe Selatan. Hanya saja saat ditanya tujuan apa mereka ke Konda IP mengaku tidak tahu.
"Saya tidak tahu," kata IP.
Saat akan berangkat, tiba-tiba M meminta ikut bersaama mereka.
"Tidak diajak (M) hanya dia minta untuk ikut," tuturnya.
Pada saat itu dirinya membawa mobil, BL duduk di sampingnya sementara korban M duduk di belakang.
Ketika di perjalanan IP alias Bocil mengaku singgah di depan SPBU depan Mako Brimob. Ia mengaku ingin buang air kecil.
"Saya keluar kencing, terus kembali ke mobil," jelasnya.
Saat keluar dari Pertamina, BL meminta dirinya untuk memberhentikan mobil.
"Pas saya berhenti, BL ini turun dan ambil sesuatu, tapi saya tidak tau pasti apa yang dia ambil," ujarnya.
Saat BL masuk dalam mobil, kemudian datang dua orang menggunakan motor seketika melepaskan tembakan.
"Pas setelah dia tembak itu saya langsung tancap gas mobil, saya balap," tuturnya.
Di perjalanan Bocil berencana ingin membawa M ke rumah sakit.
"Tapi dia bilang BL jangan, langsung saja ke rumahmu," ujar IP Alias Bocil.
Tiba di rumahnya, IP menyebut kalau BL langsung bergegas pergi.
Sumber: (Tribungorontalo.com) (TribunnewsSultra.com/Sugi Hartono)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribungorontalo.com dengan judul Usai Dihajar Oknum Polisi Gorontalo, Abdul Aziz Potabuga Akui Diberi Uang Tutup Mulut Rp 50 Ribu
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.