Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Guru SMP di Buton Selatan Diduga Lecehkan 17 Siswa Laki-laki, Jebolan Program Guru Penggerak

Terungkap sosok guru SMP di Buton Selatan yang dilaporkan telah melecehkan 17 murid. Guru PNS yang sempat mengikuti program guru penggerak Kemendikbud

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nuryanti
zoom-in Sosok Guru SMP di Buton Selatan Diduga Lecehkan 17 Siswa Laki-laki, Jebolan Program Guru Penggerak
en.sun.mv
Ilustrasi pencabulan terhadap anak laki-laki. Kurang lebih sebanyak 17 siswa sekolah tersebut diduga dilecehkan oleh oknum guru yang diduga dilakukan sejak akhir tahun 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Polsek Sampolawa masih menyelidiki dugaan kasus pelecehan seksual dengan terlapor oknum guru SMP berinisial R.

Sebanyak 17 siswa SMP di Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara diduga menjadi korban pelecehan seksual sesama jenis.

Polsek Sampolawa baru menerima laporan dari dua siswa SMP.

Berdasarkan keterangan korban, kasus pelecehan dilakukan R sejak akhir tahun 2023.

R merupakan guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan baru pindah ke Kabupaten Buton Selatan pada tahun 2022.

Sebelumnya, R berdinas di Kota Tual, Maluku.

Selama bekerja di salah satu SMP di Sampolawa, R mengajar sebagai guru Bahasa Inggris dengan jam belajar 24 jam per minggu.

Berita Rekomendasi

Para guru tidak menyangka R terlibat kasus pelecehan siswa karena sempat mengikuti program guru penggerak yang diinisiasi Kemendikbud.

Guru yang mengikuti program tersebut diharapkan menjadi pemimpin pembelajaran dan berperan sebagai pendorong transformasi pendidikan.

Kapolsek Sampolawa, IPTU Herman Mota, mengatakan dari 17 siswa yang menjadi korban pelecehan, 6 di antaranya dicabuli pelaku.

Kepala Sekolah, Halim mengatakan R dilarang untuk mengajar selama proses penyelidikan berlangsung.

Baca juga: HEBOH Makam Mirip Rumah Mewah Berlantai 2 di Toraja Sulawesi Selatan, Dilengkapi Pagar Pelindung

"Guru tersebut tidak mengajar sejak hari Jumat lalu, jangan sampai ada tindakan-tindakan anarkis dari keluarga korban," paparnya, Senin (29/1/2024), dikutip dari TribunnewsSultra.com.

Pihak sekolah telah memanggil R dan memeriksanya.

Saat diperiksa, R mengakui perbuatannya dan menyebut jumlah korban mencapai 17 siswa.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas