Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Junaedi Jalani Pemeriksaan Kejiwaan, Bunuh Satu Keluarga di PPU dan Rudapaksa 2 Jasad Korban

Kejiwaan Junaedi, tersangka pembunuhan satu keluarga di Babulu Laut, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur mulai diperiksa.

Editor: Abdul Muhaimin
zoom-in Junaedi Jalani Pemeriksaan Kejiwaan, Bunuh Satu Keluarga di PPU dan Rudapaksa 2 Jasad Korban
istimewa via TribunKaltim.co
Kolase foto JND (17) (kiri), pelaku pembunuhan satu keluarga di Penajam Paser Utara, akan memasuki usia dewasa pada 27 Februari 2024. Pelaku nekat membunuh Waluyo (35) sekeluarga pada Selasa (6/2/2024) dini hari, diduga karena motif asmara. 

TRIBUNNEWS.COM - Tersangka kasus pembunuhan satu keluarga di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur telah ditahan di Mapolres PPU.

Jenaedi yang masih duduk di bangku SMK berstatus anak yang berhadapan dengan hukum lantaran masih di bawah umur.

Kasus pembunuhan satu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan ketiga anak terjadi pada Rabu (7/2/2024) kemarin.

Kejiwaan tersangka telah diperiksa psikolog dan psikiater dari UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Provinsi Kalimantan Timur.

Pemeriksaan kejiwaan dilakukan Senin (12/2/2024) sekitar pukul 10.00 Wita dan baru selesai sekitar pukul 12.00 Wita.

Dalam pemeriksaan itu, Junaedi juga diberikan beberapa tes, untuk memastikan apakah kondisi kejiwaannya terganggu atau tidak.

Hal itu merujuk pada kelakuan Junaedi beberapa waktu lalu, yang menghabisi nyawa lima korbannya, menggunakan senjata tajam parang.

BERITA REKOMENDASI

"Pemeriksaan ini untuk mengetahui kondisi kejiwaannya," ungkap Kapolres PPU AKBP Supriyanto, melalui Kasat Reskrim Polres PPU AKP Dian Kusnawan kepada TribunKaltim.co.

Kasat Reskrim menjelaskan, hasil pemeriksaan baru akan diketahui dalam beberapa waktu kedepan, melalui pemberitahuan resmi dari UPT PPA Provinsi Kalimantan Timur.

Beriringan dengan itu, tim penyidik Polres PPU juga mengirimkan DNA Junaedi berupa rambut, kuku dan darah, ke laboratorium forensik Surabaya.

DNA tersangka akan dicocokkan dengan temuan cairan sperma ditubuh korban RJ, yang ditemukan saat proses visum.

Baca juga: Fakta-fakta Pembunuhan Satu Keluarga di Penajam Paser Utara, Pelaku Tetangga yang Masih SMK

"Kalau itu hasilnya akan diketahui hari ini," sambungnya.

Kasus pembunuhan satu keluarga di Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara itu terus bergulir.

Terbaru, berkas perkara tahap satu juga sudah selesai, dan akan dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Penajam Paser Utara hari ini.

"Berkas tahap satu sudah siap, dan hasil pemeriksaan psikiater dan lain-lain akan menyusul karena ini kan sifatnya masih tahap satu," pungkasnya.

Kata Psikolog

Teka-teki kenapa Junaedi yang masih pelajar bisa begitu sadis saat habisi nyawa 1 keluarga di Babulu sepertinya mulai terjawab.

Salah satu Psikolog Klinis di Samarinda yakni Ayunda Ramadhani, mengatakan seseorang melakukan kejahatan tentu memiliki motif.

Baca juga: Diwarnai Isak Tagis, Ribuan Orang Penuhi Rumah Duka 5 Korban Pembunuhan di Penajam Paser Utara

Dia menyatakan, tindakan agresif Junaedi tentu membuat banyak orang keheranan.

Mengingat pelakunya masih di bawah umur namun bisa melakukan tindakan sekeji itu.

Tetapi mengingat pelaku kali ini masih berusia di bawah 18 tahun maka perlu masyarakat ketahui bahwa anak remaja belum bisa menimbang konsekuensi atas perbuatan yang dilakukannya.

"Karena proses berfikirnya masih belum berkembang sempurna. Bagian otaknya yang disebut PFC atau Pre frontal cortex belum sempurna," katanya kepada TribunKaltim.co pada Kamis (8/2/2024).

Namun lanjutnya, ada juga faktor lain yang membuat remaja tersebut begitu nekat.

Seperti faktor internal dari sisi kepribadian atau ada dorongan agresi yang sudah lama dipendam.

Baca juga: Kepribadian Satu Keluarga yang Dibunuh di Penajam Paser Utara, Tetangga yang Masih SMK Ditangkap

Tentu saja Junaedi kesulitan mengendalikan diri ketika merasakan emosi negatif sehingga perilakunya cenderung merusak dan menyakiti.

Ia menjelaskan, karakter itu bisa muncul ketika anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh kekerasan

"Pelajari latar belakang keluarganya. Bisa jadi anak ini pernah menjadi korban kekerasan dari orangtuanya atau lingkungannya, sehingga dia melewati proses belajar yang salah," jelas Ayunda.

Ia juga menjelaskan, usai ditetapkan menjadi tersangka dan terus mendapat tekanan dari lingkungan sosial, Junaedi berpotensi menyimpan dendam yang membuatnya bisa mengulangi hal yang sama.

Oleh sebab itu, untuk menghindari hal tersebut, Ayunda menekankan pentingnya pendampingan psikolog terhadap Junaedi.

Dimana dalam pendampingan itu, Junaedi diberi edukasi dan diajari cara mengelola emosi yang lebih baik.

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.com dengan judul Kejiwaan Junaedi Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga di Babulu PPU Diperiksa

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas