BNPB: Banjir Demak Berangsur Surut, Pengungsi Mulai Kembali Ke Rumah
Jika dibandingkan dengan data awal, maka cakupan wilayah kecamatan yang terdampak juga menurun dari delapan menjadi tiga.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, banjir di Kabupaten Demak pada hari ke-12 mulai berangsur surut.
Hal itu seperti terlihat di Kecamatan Karanganyar, sebagai wilayah yang tergenang paling parah, kini ketinggian muka air tinggal tersisa genangan 10-30 sentimeter.
Surutnya genangan air di wilayah Kecamatan Karanganyar ini disebabkan oleh beberapa faktor.
"Selain kondisi cuaca, keberhasilan tim gabungan dalam menutup tanggul Sungai Wulan yang jebol ditengarai menjadi bagian dari faktor tersebut, termasuk upaya penyedotan air yang dioptimalkan," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, melalui keterangan tertulis, Minggu (18/2/2024).
Berdasarkan hasil kaji cepat yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah per Sabtu, tanggal 17 Februari 2024 pukul 19.00 WIB, tercatat masih ada 25 desa di tiga kecamatan yang masih terdampak banjir antara lain di Kecamatan Karanganyar, Gajah, dan Mijen.
Jika dibandingkan dengan data awal, maka cakupan wilayah kecamatan yang terdampak juga menurun dari delapan menjadi tiga.
Warga yang mengungsi ada sebanyak 24.359 jiwa dan tersebar di 135 titik.
Jumlah tersebut juga mengalami penurunan jika dibanding data kaji cepat kemarin yang masih berada di angka 25.518 jiwa.
Baca juga: KKB Jadi Aktor Penembakan Pesawat Wing Air-Asian One di Papua
Penurunan jumlah pengungsi ini mulai terlihat seperti yang ada di SDN Undaan Kidul dan Undaan Lor, Kecamatan Karanganyar dan beberapa orang yang mengungsi di rumah warga di Mlaten, Kecamatan Mijen.
"Saat ini beberapa warga di dua lokasi pengungsian itu sudah kembali ke rumah masing-masing," ungkapnya.
Genangan air yang sebelumnya mencapai 250 cm di jalan lintas Semarang-Kudus sudah surut.
Jalur yang menjadi akses mobilitas utama wilayah pantura ini sudah bisa dilewati kendaraan kecil dengan kecepatan terbatas, sementara itu untuk kendaraan jenis truk tronton masih dilarang untuk melintas.
Sebab, di sepanjang jalur tersebut masih terdapat tenda pengungsi mandiri warga.
Baca juga: Tukang Es di Bogor Lecehkan Gadis Penyandang Disabilitas, Beraksi di Toilet Musala
Sementara itu, dapur umum yang terbagi di 21 titik terus beroperasi untuk memenuhi kebutuhan permakanan para pengungsi yang masih bertahan dan juga korban banjir yang sudah kembali pulang ke rumah.
Selain itu, dapur umum ini juga menyuplai kebutuhan permakanan bagi tim penanggulangan bencana termasuk para relawan yang bertugas di lapangan.
--
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.