Ledakan di Rumah Ketua KPPS Kusyairi Diduga Berasal dari Bom Ikan, Anak Perempuannya Selamat
Ledakan di rumah Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kusyairi diduga berasal dari bom ikan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ledakan di rumah Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Tempat Pemungutan Suara (TPS) 06, Dusun Timur, Desa Nyalabu Daja, Pamekasan, Madura, Kusyairi diduga berasal dari bom ikan alias bondet.
Kabid Labfor Polda Jatim, Kombes Pol Sodiq Pratomo mengatakan dugaan mengenai asal ledakan tersebut setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama Tim Balistik Metalurgi Forensik (Balmetfor) Bidlabfor Polda Jatim.
Baca juga: Detik-detik Rumah Ketua KPPS di Pamekasan Diduga Dilempar Bom
Diketahui sejak hari kejadian Puslabfor telah mengerahkan empat orang anggota dalam tim khusus tersebut.
Terdapat sejumlah barang bukti dari lokasi ledakan yang telah diamankan untuk dibawa dan diteliti di Laboratorium Forensik Bidlabfor Mapolda Jatim.
"Dugaan bom ikan (bondet). Barang bukti sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut secara laboratoris kriminalistik," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Selasa (20/2/2024).
Anak Perempuan Kusyairi Selamat
Diberitakan sebelumnya, ledakan terjadi di rumah Kusyairi, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Tempat Pemungutan Suara (TPS) 06, Dusun Timur, Desa Nyalabu Daja, Kecamatan Kota, Kabupaten Pamekasan, Madura.
Teror bom ini menghancurkan semua perabotan rumah kedua Kusyairi yang lokasinya berdekatan dengan rumahnya yang pertama.
Kusyairi bersyukur anak perempuannya selamat dari teror ledakan yang diduga bom.
Pantauan Tribun Jatim Network di lokasi, tampak meja, kursi, lemari kayu, kaca jendela, pintu rumah, sangkar burung dan asbes rumah Kusyairi hancur berantakan berkeping-keping.
Baca juga: 84 Petugas KPPS Meninggal Dunia, Mendagri Minta Pemda Bantu Keluarganya
Sebelum kejadian, Senin (19/2/2024) malam, Kusyari mengaku melihat QA, anak perempuannya tidur di rumah tersebut.
Beruntung, sekitar pukul 02.00 WIB, anaknya pindah tidur di rumah pertama yang lokasinya berdekatan dengan rumah yang hancur akibat ledakan yang diduga bom tersebut.
"Siang hari kadang anak saya tidur di situ. Malam Senin nya itu saat kejadian, melihat anak saya tidur di rumah itu. Lalu sekitar pukul 02.00 WIB anak saya katanya pindah ke rumah depan. Ledakannya terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dini hari," kata Kusyairi saat ditemui di rumahnya, Selasa (20/2/2024) pagi.
Dini hari itu, bapak anak tiga ini mengaku syok saat melihat rumah keduanya dibom orang tak dikenal.
Waktu kejadian, saat masih linglung, Kusyairi langsung mencari anak perempuannya, karena saat malam hari terlihat tidur di rumah yang kini hancur tersebut.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.