Santri di Kediri Tewas Dianiaya, Keluarga Korban Tolak Upaya Damai, Minta Kasus Diusut Tuntas
Polisi masih menyelidiki kasus tewasnya seorang santri di PPTQ Al Hanifiyyah Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Editor: Abdul Muhaimin
TRIBUNNEWS.COM - Satreskrim Polres Kediri Kota menetapkan 4 tersangka dalam kasus tewasnya santri bernama Bintang Balqis Maulana (14).
Korban tewas dianiaya para tersangka dan kasus terungkap saat jenazah diantarkan ke rumah duka.
Empat tersangka yang telah diamankan yakni NN (17) santri asal Sidoarjo, MA (17) santri asal Nganjuk, AF (16) santri asal Denpasar Bali dan AK (17) santri asal Surabaya
Kedua orang tua korban, Suyanti dan Effendi menolak upaya damai yang diajukan keluarga tersangka.
Malahan Suyanti memohon pihak-pihak lain terutama yang terlibat dalam kejahatan yang menewaskan anaknya juga ikut diusut.
Indikasi ini diungkapkan Suyanti, karena sebelumnya anaknya meninggal sempat menelepon dirinya memakai nomer telepon orang lain.
"Anak saya selama ini tertekan sehingga minta tidak usah dijemput. Diduga kejadian itu ada pelaku yang mengancam anaknya. Saya minta kejahatan ini diusut tuntas," tandasnya.
Diakui Suyanti, semula memang ada rencana untuk perdamaian.
Namun setelah melihat tanyangan di media massa dan penyataan pengacara tersangka malah menyalahgunakan anaknya yang menjadi korban.
"Saya sebagai ibunya merasa sangat disayangkan sekali apalagi anaknya sudah meninggal. Sehingga tidak ada kata berdamai dan kejahatannya harus diusut," ungkapnya.
Sehingga jika ada pengajuan dari pengacara tersangka untuk melakukan Restorasi Justice bakal ditolaknya.
Baca juga: Pengasuh Ponpes di Kediri akan Diperiksa, Keluarga Sebut Pihak Ponpes Tutupi Kasus Kematian Santri
"Saya tidak akan berdamai dan serahkan kepada hukum," jelasnya.
Suyanti juga mengakui salah satu pelaku penganiayaan masih berstatus saudara dengan keluarganya.
Pelaku malahan ikut mengantarkan kepulangan anaknya ke rumahnya di Afdeling Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.
Namun Suyanti mengaku langsung curiga setelah melihat ceceran darah di lantai dari keranda mayat dan kain kafan.
Selain itu pesan yang disampaikan anaknya juga bertolak belakang, sebelumnya anaknya meminta segera dijemput karena sangat merasa ketakutan diduga karena dianiaya.
Namun pada pesan kedua, anaknya meminta tidak perlu dijemput karena tanggal 17 Februari 2024 akan pulang.
Baca juga: Santri di Kediri Meninggal Dianiaya, PBNU Minta Pesantren Bentuk Tim Khusus
Pesan itu belakang benar, anaknya dipulangkan ke rumahnya dalam kondisi sudah meninggal dunia.
"Pesan itu disampaikan dengan menggunakan HP pihak pondok," ungkapnya.
Suyanti juga berencana untuk mengunjungi Mapolres Kediri Kota untuk menanyakan perkembangan penyelidikan kasus putranya didampingi tim hukum dari Radio Andika.
Sementara Akson Nul Huda,SH, tim hukum Radio Andika menyampaikan harapan agar penegak hukum dapat menyeret pelaku dan menyelesaikan kasus ini dengan baik.
Diharapkan tidak hanya 4 orang pelaku saja yang merupakan santri senior yang dijadikan tersangka, namun juga ada tersangka lainnya.
"Setidak -tidaknya sebagai tersangka karena kelalaiannya. Kami mengharapkan kepolisian mengungkapkan kasus ini secara terbuka," tandas Akson Nul Huda.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul 'Saya Tidak Akan Berdamai dengan Pelaku', Penegasan Orang Tua Bintang Santri yang Tewas Dianiaya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.