Bocah 12 Tahun di Cirebon Jadi Korban Perundungan, Polisi: Usia Pelaku 10-16 Tahun
Seorang bocah berinisial AES (12) jadi korban perendungan oleh teman-temannya sendiri.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Kasus perundungan kembali terjadi, kali ini di Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Seorang bocah berinisial AES (12) jadi korban perendungan oleh teman-temannya sendiri.
Aksi perundungan tersebut pun telah dilaporkan ke pihak kepolisian.
Kasatreskrim Polresta Cirebon, Kompol Hario Prasetyo Seno mengonfirmasi hal tersebut.
Hingga saat ini, kata Hario, pihaknya telah meminta keterangan dari sejumlah saksi.
"Klarifikasi dilakukan terhadap korban dan untuk saksi-saksi yang lain,"
"Ada enam saksi yang kita telah mintai keterangan," ujar Hario saat diwawancarai di Kantor PPA Polresta Cirebon, Kamis.
Menurutnya, kasus ini mencuat karena seringnya korban mendapatkan perlakuan perundungan dari teman-temannya.
Dari laporan korban, diperkirakan ada sembilan pelaku. Namun jumlah pastinya masih dalam proses penelusuran.
Yang jelas diketahui, bahwa rata-rata usia pelaku berkisar antara 10 sampai 16 tahun. Satu pelaku ada yang berusia di bawah 12 tahun.
"Penanganan kasus ini akan mengikuti mekanisme perundang-undangan sistem peradilan pidana anak, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012," katanya.
Baca juga: Pelaku Bullying terhadap Anaknya Dinyatakan Bersalah, Sunan Kalijaga: Akhirnya Dapat Keadilan
Hario menjelaskan, peristiwa perundungan terjadi pada Senin (4/3/2024).
"Peristiwa tersebut memang benar terjadi di wilayah hukum Polresta Cirebon," katanya.
Menurutnya, korban sudah membuat laporan atas apa yang telah dialaminya.
"Kami juga sedang mengantar korban untuk melakukan visum di Rumah Sakit Sumber Hurip," ucapnya.
Hario menjelaskan, bahwa video perundungan tersebut menjadi viral di media sosial.
Video itu hasil rekaman satu pelaku.
"Kami masih dalam proses penyelidikan terkait penyebaran video tersebut," jelas dia.
Pengakuan korban, perundungan terjadi karena seringnya sandal korban disembunyikan oleh teman-temannya.
"Mungkin korban merasa kesal terhadap teman-temannya dan menantang untuk perang sarung," katanya.
Sampai saat ini, polisi memastikan bahwa kasus ini sedang ditangani secara serius untuk memberikan keadilan bagi korban perundungan tersebut.
Ibu korban, Endang, saat diwawancarai media menceritakan, kronologi kejadian yang menimpa putranya.
"Sore hari Senin itu katanya dua jam dipukulin sampai jam enam sore," ujarnya.
Menurutnya, putra pertamanya itu mengalami pemukulan tidak hanya sekali, tapi dua kali dalam satu hari.
"Lokasinya di kuburan biru (pemukulan kedua), tapi enggak ada video pemukulannya. Adanya yang sore itu yang viral sekarang (selama 2 jam pemukulan). Kan tega sekali," ucapnya sambil menahan air mata.
Baca juga: Bullying di Batam, Pelajar Pria Memukul, Menendang dan Menarik Kerudung Siswi SMK, ini Kata Polisi
Istri dari Cahyadi ini menceritakan, bahwa usai kejadian perundungan pertama itu, putranya kemudian pamit dari rumah bibinya menuju rumah mereka di daerah perempatan yang akan ke Plered.
Namun, AES menerima pesan dari temannya melalui WhatsApp untuk datang kembali.
"Anak saya nurut dan katanya dipukulin lagi sampai jam 11 malam. Itu berarti dua kali, selama tiga jam kalau pemukulan malam," jelas dia.
Ironisnya, sambung Endang, sang anak selalu terdiam saat diinterogasi.
Endang mengatakan, dia tahu anaknya dipukulu dari gurunya di sekolah.
"Wali kelas anak saya datang ke rumah memperlihatkan video pemukulan terhadap anak saya," kata Endang.
Sang ayah, kata Endang, yang mengetahui kejadian tersebut sangat marah, sehingga langsung mencari ke Sungai Cipager karena mengira video tersebut dilakukan secara langsung.
"Saya enggak terima, sangat terpukul atas apa yang telah dialami anak saya. Saat itu, anak saya enggak nangis enggak apa, cuma memang kondisi badannya memar-memar, seperti yang ada di tangannya, terus di kepala seperti benjolan," ujarnya.
Endang pun berharap, pihak berwenang bisa memberi efek jera terhadap para pelaku.
Ia pun menginginkan kesembuhan terhadap mental dan psikis anaknya yang masih duduk di kelas 7 SMP itu.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kasus Perundungan di Cirebon, Jumlah Pelaku 9 Orang, Berawal Sandal Korban Sering Disembunyikan