Tembak dan Bacok Debt Collector yang Buat Anak Trauma, Sifat Asli Aiptu FN Dibongkar Mantan Atasan
AKP Hilal Subhi menceritakan, dirinya sudah sejak lama mengenal Aiptu FN. Ia pun tahu persis keseharian hingga sifat asli mantan anak buahnya itu.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM - AKP Hilal Subhi selaku mantan atasan FN di Polsek Lubuklinggau Selatan mengaku terkejut saat mendapat kabar mantan anak buahnya itu terlibat perkelahian disertai penembakan dan penusukan dua debt collector.
Apalagi, turut beredar video yang menunjukkan kejadian tersebut dan viral di media sosial hingga menggerkan warga Sumatera Selatan.
Di video tersebut tampak Aiptu FN yang merupakan anggota Satsabhara Polres Lubuklinggau dengan mengenakan pakaian bebas terlibat perkelahian dengan dua orang debt collector di halaman Parkir PSX Palembang pada Sabtu (23/3/2024) siang.
Akibat kejadian itu Dedi Zuheransyah (51), dan rekannya Robert harus dilarikan ke rumah sakit karena menderita luka tusuk karena dihajar FN.
Peristiwa tersebut saat kedua debt collector itu ingin mengambil mobil Aiptu FN yang sudah tak dibayar cicilannya selama dua tahun.
AKP Hilal Subhi menceritakan, dirinya sudah sejak lama mengenal Aiptu FN. Ia pun tahu persis keseharian hingga sifat asli mantan anak buahnya itu.
"Kenal sudah lama, semenjak jadi Polisi sudah kenal, apalagi semenjak jadi anak buah di Polsek (jadi kanit)," ungkap Hilal, Minggu (24/3/2024).
Hilal mengatakan, dirinya mengenal sosok Aiptu FN saat sama-sama berdinas di Polsek Lubuklinggau Selatan lebih kurang lima tahun.
Sebelum pindah ke Satsabhara Polres Lubuklinggau, Aiptu FN lama berdinas di Polsek Lubuklinggau Selatan, saat itu jabatannya sebagai Kanit Reskrim.
Baca juga: Polisi Ungkap Asal Airsoft Gun Koboi Jalanan Mampang Jaksel, Ada Kaitannya dengan Teman di Padang
Sebagai Kanit Reskrim berbagai kasus kejahatan di wilayah hukum Polsek Lubuklinggau Selatan pernah ditangani dan diungkapnya.
Kemudian dengan alasan penyegaran personil, sejumlah personil polsek yang telah menjabat lama diroling ke Polres Lubuklinggau, termasuk Aiptu FN.
"Saya waktu itu masih Kanit, dia kami angkat Katim. Kemudian saya Kapolsek, dia jadi Kanit Reskrim. Jadi, tahu persis kesehariannya," ceritanya.
Selama sama-sama berdinas ia mengenal Aiptu FN sebagai sosok Polisi yang loyal dengan sesama rekan kerja dan pimpinan.
"Orangnya baik kemudian loyalitas tinggi. Setiap kali berdinas selalu berpegang dengan SOP kepolisian, baik di lapangan maupun saat berada di kantor," ujarnya.
Baca juga: Kiky Saputri Blak-blakan Sudah Punya Anak Sebelum Menikah, Tutupi Sosok Ayahnya: Anak Itu dari Allah
Hilal mengungkapkan, FN termasuk anggota yang bisa diandalkan karena berbagai prestasi ungkap kasus pernah dilakukannya mulai ungkap kasus sabu, curanmor hingga pencurian hewan.
"Jadi orang bukan tempramen tinggi tidak, kalau tempramen pasti sudah kena masalah selama jadi kanit, lama juga, tapi ini kan tidak," ungkapnya.
Hilal menyampaikan, dirinya tidak mengetahui awal penyebab permasalahan tersebut secara detail. Sebab, dirinya kini sudah purna tugas. '
Namun, bila dilihat dari kronologi dan kenal selama ini dengan FN, tidak mungkin FN langsung marah tanpa sebab.
Lanjutnya, karena informasinya ada ucapan dari pihak debt collector itu diduga menyinggung perasaanya, dengan mengatakan jangankan polisi seperti kamu polisi yang lain lah kuseret-seret.
"Dia itu tidak mungkin marah kalau orang itu tidak vokal, tidak menyakiti hati dia. Apalagi dalam mobil ada anak dan istrinya," ujarnya.
Untuk itu, cukup kaget kalau FN sampai marah ditempat umum, karena selama jadi Kanit ia mengenal FN sebagai sosok yang penuh tanggung jawab dan mampu membimbing anak buahnya.
"Kalau dia tidak ada (di Polsek) orang merasa kehilangan cari-cari kemana dia," ujarnya.
Kronologi
Video aksi seorang oknum polisi yang diketahui berinisial Aiptu FN menembak dan menusuk dua orang debt collector di Palembang pada Sabtu (23/3/2024) pukul 14.00 WIB, viral di media sosial.
Akibatnya dua oknum debt Collector Dedi Zuheransyah (51 tahun), dan rekannya Robert Johan Saputra (35 tahun) harus dilarikan ke rumah sakit karena menderita sejumlah luka tusuk.
Peristiwa tersebut diketahui terjadi saat kedua debt collector ini ingin mengambil mobil Aiptu FN yang sudah tak dibayar cicilannya selama dua tahun.
Berdasarkan data dihimpun peristiwa tersebut terjadi di parkiran mall di jalan Pom IX, Palembang.
Baca juga: Kronologi Debt Collector di Batam Dibacok Nasabah, Sempat Kejar-kejaran
Kejadian berawal saat oknum polisi tersebut yakni Aiptu FN, yang dinas di Satsabhara Polres Lubuklinggau tak sengaja bertemu di TKP (tempat kejadian perkara).
Mobil FN dan kedua debt collector itu sempat bersenggolan, karena tak Terima FN keluar dari dalam mobilnya langsung mengeluarkan diduga satu pucuk senjata dari pinggangnya.
FN langsung mengarahkannya menembak ke korban Robert, tapi tidak mengenai korban.
Kemudian FN langsung memukul korban Robert menggunakan senjatanya mengenai kepala bagian kirinya.
Setelah itu, FN kembali ke dalam mobil dan mengambil senjata tajam jenis sangkur lalu mengejar Deddy dan menembakan senjatanya mengenai tangan kanan Deddy.
Deddy pun terjatuh, pada saat terjatuh FN langsung menusukkan pisau kearahnya dan mengenai leher belakang sebelah kiri, punggung belakang, bahu sebelah kiri dan lengan sebelah kiri.
Kemudian keduanya langsung dibawa ke rumah sakit siloam dan pelaku langsung melarikan diri.
Kapolres Lubuklinggau, AKBP Indra Arya Yudha membenarkan anggotanya itu terlibat perkelahian dengan dua orang diduga debt collector.
"Betul (ada kejadian penusukukan oleh anggota," ungkap Indra saat memberikan keterangan pada Tribunsumsel.com, Sabtu (23/3/2024) malam.
Hanya saja, Indra belum bisa menjelaskan secara detail karena belum mendapatkan laporan secara utuh, karena kejadiannya di Palembang.
"Namun jalan ceritanya belum didapatkan secara utuh dan tkp kejadian berada di palembang," ujarnya.
Baca juga: Kejaksaan Agung Buka Suara soal Simpang Siur Penggeledahan Rumah Crazy Rich PIK Helena Lim
Indra pun menegaskan semua anggota yang terlibat apa pun mengarah ke pidana pasti akan ada prosesnya.
Namun, karena TKP berada di Palembang otomatis semua prosedur penanganannya akan dilakukan di Palembang
"TKP kejadian di Palembang sehingga yg akan melakukan prosedur pemeriksaan dan lain-lain di palembang," ujarnya.
Sementara itu, istri Aiptu FN yakni Desrummiaty (43) menceritakan, suaminya sampai mengeluarkan senjata api dan senjata tajam dikarenakan mendapat kekerasan dari debt collector yang ingin merampas STNK mobil mereka.
Mirisnya, peristiwa itu terjadi di depan anak-anaknya yang sedang berada di dalam mobil sehingga membuat mereka merasa trauma.
"Anak klien trauma karena peristiwa itu," ujar Kuasa hukum Aiptu FN, Rizal Syamsul SH, Minggu (24/3/2024).
Diduga Tunggak Cicilan Mobil
Rekan korban bernama Bandi mengaku rekannya dengan oknum polisi bertemu tidak sengaja di Jalan POM IX Palembang.
Ia mengaku rekannya sudah menemui oknum polisi secara baik-baik, namun pelaku malah marah-marah.
"Sudah ditemui secara baik-baik tapi pelaku malah marah-marah," kata dia.
Bandi mengaku oknum polisi sempat menembakan senjata api diduga jenis softgun yang ia miliki ke arah salah seorang korban Dedi.
Tapi beruntung tembakan oknum polisi meleset.
Sementara itu korban Robert mengaku mobil Avanza warna putih pelaku menunggak pembayaran sejak tahun 2022 hingga sekarang.
"Kami tidak memberikan perlawanan, kami sudah baik-baik," kata dia.
Baca juga: Kronologi Polisi Tembak Debt Collector Versi Istri Aiptu FN, Diadang 12 Orang, Tanya STNK
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Sunarto saat dikonfirmasi belum menerima laporan terkait kejadian tersebut.
"Kami cek dulu," kata dia.
Aiptu FN Buron
Keberadaan Aiptu FN anggota Polres Lubuklinggau saat ini dicari Polisi setelah ia menembak dan menusuk debt collector di Palembang.
Pihak Polda Sumsel pun telah berusaha menghubungi telepon genggam Aiptu FN, namun tidak aktif.
Pihak Polda pun meminta polisi tersebut untuk menyerahkan diri.
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Sunarto membenarkan adanya insiden penusukan dan penembakan tersebut. Pelaku berinisial FN berpangkat Aiptu hingga kini tidak diketahui keberadaannya.
"Pelaku masih dalam pengejaran," ujarnya.
Sunarto belum bisa menjelaskan kronologi dari penusukan dan penembakan tersebut.
Dia hanya menyatakan, kedua korban saat ini sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
"Korban saat ini sedang ditangani oleh pihak rumah sakit, nanti akan diinfokan kembali," ujarnya. (Tribunnews/Tribun Sumsel/Kompas.com)