Kecelakaan Maut di Tol Cikampek, Grandmax Langsung Terbakar, Warga Dengar Suara Gemuruh dan Ledakan
Kecelakaan maut terjadi di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 58, Senin (8/4) menewaskan belasan korban, warga ngaku dengar suara gemuruh dan ledakan.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kecelakaan maut terjadi di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 pada Senin (8/4) kemarin.
Kecelakaan yang melibatkan mobil Daihatsu GranMax, Daihatsu Terios, dan satu bus antarkota itu menewaskan belasan orang.
Kronologi Kecelakaan Versi Sopir Bus Primajasa
Heri, sopir Bus Primajasa yang terlibat kecelakaan menceritakan kronologi kejadian maut itu.
Dibeberkan Heri, saat itu dirinya sedang mengendarai Bus Primajasa dari arah Bandung menuju Jakarta.
Ketika itu jalur Bandung arah Jakarta tengah dilakukan contra flow dua lajur yang digunakan pemudik dari arah Jakarta menuju timur.
Sesampainya di kilometer 58, Heri kaget karena ada mobil Daihatsu Grandmax yang melaju berlawanan arah tiba-tiba menabrak bus yang dia kendalikan.
"Saya datang dari timur (arah Bandung) kaget aja tiba-tiba ada GranMax nabrak kepala (bagian depan bus), terus saya menepi ke kiri," ucap Heri di sela proses evakuasi kendaraan oleh Jasa Marga.
Saat Heri berusaha menepikan bus ke kiri bahu jalan, ia juga tak mampu mengontrol bus yang dikendarainya. Sebab, dari belakang, busnya ditabrak oleh sebuah mobil Daihatsu Terios.
"Kondisi (lalu lintas) memang ramai, saya coba menghindar ke kiri, tapi di belakang seperti ada yang menabrak juga, jadi nggak kekontrol," imbuhnya.
Baca juga: Dua Tahfidz Quran Asal Depok Diduga Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58, Orangtua Ungkap Sosoknya
Setelah itu Heri tak tahu lagi kejadian selanjutnya seperti apa. Dia dan penumpangnya panik karena melihat kepulan asap.
Mereka lalu turun dari kendaraan untuk menyelamatkan diri.
"Panik lihat asap hitam. Kita semua turun, ada yang luka 2 orang, kita bantu keluarkan dari bus," ucap Heri.
Warga dengan Suara Gemuruh dan Ledakan
Di sisi lain warga di sekitar tempat kejadian mengaku mendengar suara gemuruh disusul ledakan.
Asip (50), seorang warga Desa Duren, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, mengaku saat itu dia tengah menunggu tempat pencucian sepeda motornya.
Asip mendengar suara gemuruh disertai ledakan dari arah tol yang terletak di belakang tempat pencucian sepeda motornya.
"Saya dengar ada gemuruh, kayak mau ada petir, terus meledak gitu, saya lihat ke atas sini. Ternyata ada ada asap, terus kondisi macet," ucap Asip.
Warga kemudian ramai-ramai mengerumuni jembatan penyeberangan orang (JPO) untuk melihat sumber suara.
Asip sempat mengabadikan kondisi kemacetan dan kepulan asap yang berasal dari kecelakaan tersebut. Lantas ia pun menghubungi keluarganya di rumahnya dan kemudian puluhan warga pun datang mengerumuni JPO.
"Saya hubungi suami, ngasih tahu doang, nggak lama pada rame warga kumpul di atas JPO, macetnya sih nggak lama, langsung banyak polisi kan, terus pemadam kebakaran," ujarnya.
Baca juga: Aisyah Hasna Humaira Warga Bogor Korban Kecelakaan di Tol Cikampek akan Dimakamkan di Kuningan
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Jules Abraham Abast, mengatakan kecelakaan maut itu bermula ketika mobil Daihastu Grandmax mengalami masalah saat berada di jalur contra flow arah Cikampek.
Mobil Grandmax itu datang dari arah Jakarta menuju ke timur memakai jalur rekayasa lalu lintas.
"Kemudian mobil tersebut berupaya menepi di bahu jalan kanan di jalur B yang mengarah ke Jakarta.
Saat itulah datang bus dari arah Cikampek dan tak bisa menghindar sehingga menabrak dan seketika langsung terbakar.
"Selanjutnya juga ada satu Terios yang mengalami dampak dan menabrak bus dan juga ikut terbakar," ucapnya.
Kapolres Karawang AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengatakan mobil Daihatsu GrandMax yang terlibat kecelakaan maut itu adalah milik seorang warga di Jakarta Timur.
Hal tersebut diketahui dari identitas STNK maupun penelusuran pelat mobil yang ditemukan pihak kepolisian di lokasi kejadian. Mobil itu milik Yanti Setyawan Budidarma.
"Mobil kendaraan Grand Max dengan nomor polisi B 1635 BKT yang di dalam STNK adanya identitas atas nama Yanti Setyawan Budidarma dengan alamat Jalan Duren Nomor 16 RT003/009 Kelurahan Utan Kayu Utara, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur," ucap Wirdhanto di RSUD Karawang, Jawa Barat pada Senin (8/4).
Namun, Wirdhanto tidak merinci apakah pemilik mobil itu sekaligus korban dalam kecelakaan maut tersebut. Hanya saja ia meminta pihak keluarga yang merasa mengenal pemilik Grandmax untuk datang ke RSUD Karawang.
"Dimohon untuk barang kali sanak keluarga ataupun barangkali kerabat yang mengetahui keluarga daripada korban pemilik dari kendaraan Grand Max ini bisa datang langsung ke posko informasi di RSUD Karawang untuk mengidentifikasi lebih jelas kaitan post mortem dengan antemortemnya," ucapnya.
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Aan Suhanan mengatakan ada total 13 korban jiwa dalam kecelakaan maut itu. Ia menjelaskan 13 kantong jenazah sudah dibawa pihak kepolisian ke RSUD Karawang untuk proses identifikasi.
"Jadi ada secara keseluruhan ada 13 kantong mayat yang sedang diidentifikasi. Di dalam sudah ada tim dari Inafis, dari DVI, dari forensik RSUD Karawang yang sedang mengidentifikasi korban yang luka bakar ini," ucap Aan di RSUD Karawang, Jawa Barat pada Senin (8/4) pagi.
Aan menuturkan bahwa jumlah kantong jenazah itu sekaligus meralat data sebelumnya yang menyatakan ada 12 kantong jenazah yang dibawa dalam kecelakaan tersebut.
"Jadi ralat tadi 12 kantong ternyata ada beberapa potongan tubuh yang masih tertinggal dimasukan lagi ke kantong mayat," katanya.
Baca juga: Eva Daniawati Mahasiswi IPB Jadi Korban Tewas Kecelakaan Maut di Tol Cikampek Km 58, Warga Kuningan
Dari jumlah kantong jenazah itu, kata Aan, ada 6 jenazah yang masih utuh sehingga dalam proses identifikasi tim inafis. Sebaliknya, ada satu jenazah yang sudah teridentifikasi berasal dari Kudus.
"Ada 6 mayat yang masih utuh, tapi sedang diidentifikasi juga oleh tim inafis. Ada satu dari data inafis kita yang teridentifikasi alamatnya di Kudus untuk penumpang Grand Max ini," katanya.
Aan menambahkan pihaknya akan segera melakukan olah TKP. Nantinya, diharapkan penyebab kecelakaan bisa segera terungkap.
"Jadi itu secara keseluruhan dari olah TKP nanti akan dilaksanakan oleh tim dari Polda Gabungan dengan Mabes Polri, Korlantas dengan menggunakan TAA ya. Mudah-mudahan dalam waktu cepat bisa teridentifikasi penyebab penyebab kecelakaan yang terjadi," katanya.(tribun network/igm/wan/dod)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.