Kecurigaan Keluarga Korban Pembunuhan di Sukoharjo, Sabuk Bela Diri Lilit Leher Korban
Edy, tetangga korban, menuturkan, saat tiba di lokasi, korban ditemukan dalam keadaan seperi orang duduk.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Kasus pembunuhan wanita bernama Serlina (22) di Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah hingga kini belum terungkap.
Korban yang ditemukan tewas di parit ini merupakan warga Dlangin Lor, Desa Lemahabang, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar.
Korban, terakhir terlihat pada Selasa (9/4/2024), saat pamit berangkat kerja.
Sejak saat itu lah, korban tak pulang ke rumah hingga akhirnya pada Minggu (14/4/2024), korban ditemukan tewas.
Pihak keluarga yang mendapatkan informasi adanya temuan jasad perempuan pun langsung mendatangi lokasi.
Paman korban, Purnomo (34) bersama beberapa orang lainnya datang ke lokasi, termasuk Edy Suyanto (33), tetangga korban.
Edy menuturkan, saat tiba di lokasi, korban ditemukan dalam keadaan seperi orang duduk.
Leher korban pun terikat sabuk salah satu perguruan bela diri yang terikat dengan batu besar.
"Saya bersama adik ayah korban mengecek ke lokasi kejadian dan melihat jenazah itu merupakan warga kami,"
"Saat ditemukan, leher terikat pada leher dengan sabuk bela diri," katanya, Selasa (16/4/2024), dikutip dari TribunSolo.com.
Sementara paman korban, Purnomo, saat pertama kali mendapatkan informasi, ia yakin bahwa jasad perempuan tersebut adalah keponakannya.
Baca juga: Pengakuan Ayah dari Wanita yang Ditemukan Tewas di Sukoharjo, Sempat Balas Pesan Tapi Bahasanya Beda
"Saat mendapatkan kabar ini, saya yakin 80 persen itu keponakaan saya, saya langsung cek ke lokasi penemuan," kata Purnomo.
Saat tiba di lokasi, Purnomo juga mengaku bahwa jasad perempuan yang ditemukannya itu adalah keponakannya.
Keyakinan tersebut didasarkan pada pakaian yang terakhir kali dipakai korban, yakni seragam kerja.
"Saya lihat ke lokasi kejadian dan melihat pakaian yang dikenakan sama seperti pakaian kerja keponakannya saya," kata dia.
Ia berharap, pihak kepolisian bisa segera menangkap pelaku pembunuhan.
"Saya yakin, keponakan saya merupakan korban pembunuhan,"
"Kami berharap polisi segera menangkap pelaku," pungkasnya.
Kecurigaan sang Ayah
Keluarga korban pun meyakini bahwa korban tewas dibunuh.
Keyakinan tersebut, berdasarkan balasan SMS korban yang berbeda dari biasanya.
Ayah korban, Sarno menuturkan, ia menaruh kecurigaan setelah ia mendapatkan pesan dari korban.
"Saya mulai curiga saat saya mencoba SMS korban namun jawabnya tidak seperti biasannya," kata Sarno, Selasa (16/4/2024).
Baca juga: Sosok Wanita yang Ditemukan Tewas di Sukoharjo, Tak Pulang ke Rumah sejak Malam Takbiran
Mengutip TribunSolo.com, kercurigaan Sarno bermula ketika ia mengirim pesan ke nomor korban dengan kalimat "nduk neng ngendi (nak di mana?)".
Sarno pun langsung curiga setelah anaknya membalas "Niki Ten Arep Mantuk Pak" (Ini mau pulang pak).
Sarno curiga karena putrinya menggunakan kata "mulih" (pulang dalam bahasa Jawa kasar) alih-alih "mantuk".
"Anak saya biasannya kalau balas enggak pakai boso (Jawa Halus), biasanya ngoko," kata dia.
Curiga dengan hal tersebut, Sarno pun melaporkan anaknya hilang ke Polsek Jumapolo, Sabtu (14/4/2024).
Ia juga menuturkan bahwa korban terakhir terlihat pada Selasa (9/4/2024).
"Anak saya pamit ke ibunya untuk bekerja, namun hingga Sabtu tidak kunjung pulang," kata dia.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Keluarga Sebut Leher Serlina Terikat Sabuk Perguruan Bela Diri saat Ditemukan Tewas di Polokarto
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunSolo.com, Mardon Widiyanto)