Begini Kronologi versi Polisi soal Siswa di Nias Selatan Tewas usai Diduga Dianiaya Kepala Sekolah
Begini kronologi versi polisi terkait siswa di Nias Selatan yang tewas usai diduga dianiaya oleh kepala sekolahnya.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kasat Reskrim Polres Nias Selatan, AKP Fredy Siagian membeberkan kronologi seorang siswa SMK 1 Siduaori, Nias Selatan bernama Yaredi Ndruru (17) yang tewas usai diduga dianiaya oleh kepala sekolahnya, Safrin Zebua (37).
Fredy mengatakan peristiwa berawal ketika ada tujuh siswa termasuk Yaredi dipanggil oleh Safrin lantaran ada laporan dari pihak kecamatan, tempat mereka berpraktek.
Adapun pemanggilan itu dilakukan pada 23 Maret 2024.
"Ketika di kantor kecamatan mungkin ada perintah yang tidak diindahkan oleh siswa tersebut, sehingga pada Sabtu-nya (23 Maret 2024) oleh kepala sekolah, mereka dikumpulkan di sekolah," kata Fredy dalam program Kompas Siang di YouTube Kompas TV pada Kamis (18/4/2024).
Fredy mengatakan, saat dikumpulkan, Safrin disebut melakukan aksi pemukulan terhadap para siswa termasuk kepada Yaredi.
Dia mengungkapkan, Yaredi dipukul oleh Safrin sebanyak lima kali.
Setelah mengalami pemukulan, Fredy mengatakan korban masih bersekolah yaitu pada 25-26 Maret 2024.
Namun, setelah itu, korban pun akhirnya dirawat hingga 9 April 2024 lalu pasca mengalami pemukulan.
"Namun pada hari Rabu (27 Maret 2024) sampai 9 April 2024, korban tidak diketahui apakah sakit atau tidak."
"Jadi tanggal 9, korban dibawa ke RS Thomsen Gunung Sitoli untuk melaksanakan pengobatan," kata Freddy.
Baca juga: Siswa SMK di Nias Tewas usai Diduga Dianiaya Kepala Sekolah, Korban Ngaku Dipukul Keningnya 5 Kali
Lalu, ketika ditanya apakah dirawatnya Yaredi pada 9 April 2024 itu lantaran pasca diduga dipukul oleh kepala sekolahnya, Freddy mengungkapkan pihaknya belum mengetahuinya.
Hal tersebut lantaran pihaknya belum memperoleh hasil visum dari korban.
Freddy lalu mengatakan, pihaknya juga bakal melakukan autopsi kepada korban pada hari ini untuk keperluan penyelidikan.
"Jadi sampai saat ini, kami belum mendapatkan hasil visum dari dokter. Mungkin rencananya hari ini dan sekalian juga, kami akan melakukan autopsi," tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.