Ekonomi Bangka Belitung Disebut Lesu Imbas Gelombang PHK Karyawan Smelter Timah
ekonomi Bangka Belitung (Babel) semakin lesu buntut dari maraknya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan smelter timah.
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Bidang Lingkungan Hidup HKTI Bangka Belitung Elly Rebuin menerangkan ekonomi Bangka Belitung (Babel) semakin lesu buntut dari maraknya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan smelter timah.
Hal itu diungkapkan Elly saat menjadi pembicara dalam diskusi nasional bertajuk ‘Menakar Peran Stakeholder Industri Timah dalam Perekonomian di Bangka Belitung, Kemajuan atau Kemunduran?’ di Tebet, Jakarta.
Berdasarkan data dari 2019 hingga 2022, Elly menerangkan pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung mencapai 6,85 persen atau yang terbaik di Sumatra, bahkan secara nasional.
Namun, ketika medio 2024, hasil pertumbuhan ekonomi di Bangka Belitung menurun di angka 4,25 persen.
“Bayangkan saja dari yang terbaik menjadi nomor tiga terendah,” kata Elly dalam keterangannya, Sabtu (27/4/2024).
Kemudian, lanjut Elly, nilai total produksi timah di Bangka Belitung dari 2015 sampai dengan 2022 itu di angka Rp82,791 triliun.
Sementara penetapan kerugian negara masih mengacu pada penghitungan kerusakan ekologis yang lakukan oleh pakar lingkungan IPB Bambang Hero Saharjo, yakni Rp271 triliun.
“Makanya ini jadi tanda tanya besar bagi kami orang-orang di Babel, apa yang sebenarny terjadi,” tegasnya.
Elly menerangkan pihaknya dan stakeholder akan tetap mengambil peran agar masyarakat mempunyai aktivitas selain menambang timah di wilayah mereka.
“Kalau timah ini cukup membawa cangkul dan ember, cukup untuk makan. Dengan adanya penangkapan ini, otomatis tak ada yang beli timah,” tandasnya.