Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Santri Marah Ancam Robohkan Patung Dewi Kencana 12 meter di Puncak, Abu Janda Sentil Kawin Kontrak 

Duduk perkara ulama dan santri ancam robohkan Patung Dewi Kencana 12 meter di Puncak Bogor hingga Abu Janda singgung prostitusi berkedok kawin kontrak

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Santri Marah Ancam Robohkan Patung Dewi Kencana 12 meter di Puncak, Abu Janda Sentil Kawin Kontrak 
TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami
Patung Raksasa Dewi Kencana di Pakis Hills Puncak Bogor yang Tua Polemik, Jumat (19/4/2024). Duduk perkara ulama dan santri ancam robohkan Patung Dewi Kencana 12 meter di Puncak Bogor hingga Abu Janda singgung prostitusi berkedok kawin kontrak 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Patung Dewi Kencana 12 meter di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat terus tuai polemik hingga memantik kemarahan para santri

Santri dan ulama bahkan mengancam turun langsung, merobohkan Patung Dewi Kencana 12 meter tersebut.

Untuk diketahui Patung Dewi Kencana yang berada di wisata Pakis Hills, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor itu menuai protes dari masyarakat.

Pasalnya, patung setinggi 12 meter yang terbuat dari bambu itu dinilai tidak sesuai dengan unsur kebudayaan lokal di wilayah tersebut.

Patung Dewi Kencana disebut sebagai Ratu Kerajaan Majapahit

Penolakan ini terus bergaung bahkan oleh para santri dan ulama yang ada.

Pihak pemerintah daerah sampai ikut bertindak.

Berita Rekomendasi

"Ada ancama dari sebagian santri menginginkan patung ini dibongkar," kata Kepala Desa Tugu Selatan Eko Windiana, seperti dikutip Tribun Jatim dari Tribun Bogor

Eko menegaskan pihak desa hingga ulama menolak keras keberadaan Patung Dewi Kencana di Puncak Bogor.

"Kami bersama Ulama Puncak Bogor dan warga Tugu Selatan menolak patung ini," tegas Eko.

Baca juga: Polemik Patung Dewi Kencana di Puncak Bogor Direspon Anggota DPRD Bogor, Perancang Angkat Bicara

Eko didukung oleh para santri dan ulama terkait boikot keberadaan Patung Dewi Kencana tersebut.

Demi mencegah konflik yang tak diinginkan atas penolakan tersebut, Eko Windiana mengaku sudah berkirim surat pada pihak Pakis Hills.

"Kami ingin mencegah konflik," kata Eko.

Respons Camat Cisarua

Sementara itu, Camat Cisarua turut buka suara terkait konflik yang terjadi di tengah masyarakat tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas