Meninggalnya Brigadir Ali Masih Membekas, Keluarga Pajang Baju Dinas di Depan Rumah
Setelah dimakamkan pada Minggu (28/4/2024) kemarin, seorang anggota keluarga menggantungkan baju dinas Brigadir Ali di teras rumah.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi yang diduga karena bunuh diri masih membekas di keluarga almarhum.
Untuk mengenang anggota Polresta Manado, Sulawesi Utara ini, pihak keluarga pun memajang baju dinas Brigadir Ali di depan rumah.
Setelah dimakamkan pada Minggu (28/4/2024) kemarin, seorang anggota keluarga menggantungkan baju dinas Brigadir Ali di teras rumah.
Diketahui, Brigadir Ali merupakan anggota dari Satlantas Polres Manado.
Selain kerabat dan orang terdekat, istri dari korban, Novita Husain (Osin) pun menyebut korban merupakan sosok yang baik.
Brigadir Ali di mata keluarga merupakan sosok ayah yang bertanggung jawab terhadap tiga anaknya.
Bahkan, Osin pun masih tak percaya bahwa suaminya merupakan korban bunuh diri.
"Kalau ada yang bilang almarhum bunuh diri saya tidak percaya karena saya sangat tau sifatnya seperti apa," tutur Novita Husain, dikutip dari TribunManado.co.id.
Ia pun meminta pihak kepolisian untuk mengusut kasus ini dengan tuntas.
"Menurut kami ada kejanggalan, jadi kami meminta polisi untuk betul-betul mengusut kasus ini," tandasnya.
Keluarga Tolak Autopsi
Baca juga: Janggalnya Kematian Brigadir Ali: Istri-Polisi Beda Keterangan, Antara Bertugas dan Cuti
Sementara itu, Kasi Humas Polresta Manado, Ipda Agus Haryono menuturkan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan pendalaman.
Ia juga menuturkan abhwa Kapolres Manado Kombes Julianto Sirait masih berada di Jakarta untuk proses penyelidikan.
"Masih di Jakarta pak kapolres. Kami sementara melakukan pendalaman terkait kasus ini," jelasnya, Minggu (28/4/2024).
Mengutip TribunManado.co.id, ia menuturkan bahwa keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah korban.
Pihak keluarga, lanjut Agus, sudah menerima hasil penyelidikan sementara dan sebab kematian korban.
"Keluarga korban sudah membuat surat pernyataan dan menolak dilakukan autopsi, dan sudah menerima penyelidikan sementara dan sebab-sebab kematian yang bersangkutan," ujar Haryono.
Ditanya soal keperluan Kapolres di Jakarta, Agus menuturkan bahwa Kombes Julianto tengah melakukan penyelidikan kasus ini.
Ia juga menuturkan bahwa semua saksi tak ada yang berasal dari manado.
"Lima belas orang saksi yang ada di TKP, tidak ada yang dari Manado," kata Haryono.
Kompolnas Dorong Brigadir Ali Diautopsi
Meski keluarga korban menolak autopsi, namun Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) justru sebaliknya.
Komisioner Kompolnas, Poengky Indarty tetap mendorong dilakukannya autopsi terhadap jenazah Brigadir Ali.
"Kami merekomendasikan sebaiknya dilakukannya otopsi untuk memperjelas apa penyebab kematian almarhum," kata Poengky kepada Kompas.com.
Ia menuturkan, meski tak dilakukan di Jakarta, proses autopsi bisa dilakukan di mana saja.
Baca juga: Jenazah Brigadir RAT Disarankan untuk Diautopsi, Kompolnas Sebut demi Perjelas Penyebab Kematian
"Otopsi dapat dilakukan di Jakarta atau di Manado, sehingga keluarga almarhum dapat memantau seluruh proses autopsi," sambung dia.
Poengky juga berjanji bahwa pihaknya akan terus memantau penyelidikan dan penyidikan, apapun keputusan keluarga.
Ia juga meminta proses penyelidikan dan penyidikan dilakukan secara profesional tanpa ada yang ditutup-tutupi.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Kenangan Brigadir Ridhal Ali Tomi di Manado Sulut, Keluarga Pasang Baju Almarhum di Teras Rumah
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunManado.co.id, Arthur Rompis/Rhendi Umar)(Kompas.com, Shinta Dwi Ayu)