Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Duduk Perkara Perempuan Muda di Jawa Timur Meninggal Usai Cabut Gigi di Dokter

Mulanya Nira mengeluh pusing dan memutuskan cabut gigi bungsu di Klinik Gigi Walikukun.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Duduk Perkara Perempuan Muda di Jawa Timur Meninggal Usai Cabut Gigi di Dokter
Tribunnews
Ilustrasi mayat 

TRIBUNNEWS.COM, JAWA TIMUR -  Kabar duka datang dari Provinsi Jawa Timur.

Tepatnya di Kabupaten Ngawi, seorang perempuan bernama Nira Pranita Asih (31) meninggal dunia setelah mencabut gigi bungsu.

Davin Sofyan, suami Nira, mengatakan istrinya meninggal dunia seusai mencabut gigi ke dokter gigi umum.

Kabar duka tersebut pertama kali Davin utarakan melalui akun TikTok pribadinya, @davin_a.s07, pada Sabtu (4/5/2024). 

Duduk Perkara

Nira mencabut gigi bungsunya.

Dikutip dari Suryamalang, mulanya Nira mengeluh pusing dan memutuskan cabut gigi bungsu di Klinik Gigi Walikukun.

Berita Rekomendasi

Kronologi ini diungkapkan Davin ketika ditemui di tempat usahanya pada Rabu (8/5/2024).

“Istri saya memutuskan cabut gigi bungsu pada 28 Desember silam. Sebelumnya mengeluh pusing, kami mencoba konsultasi masalah tersebut ke Klinik Gigi Walikukun,” ujarnya.

Nira, warga Ngawi, Jawa Timur meninggal dunia usai cabut gigi bungsu.
Nira, warga Ngawi, Jawa Timur meninggal dunia usai cabut gigi bungsu. (Tangkap layar akun Titkok/davin_a.s07/Tribun Medan)

Di hari yang sama, mereka mengikuti arahan dokter gigi untuk melakukan foto rontgen.

“Dari foto rontgen gigi bungsu miring kiri dan terletak paling belakang sehingga keputusan dokter cabut gigi bungsu. Kami ikuti rekomendasinya. Setelah dicabut dokter gigi bilang bahwa klinik libur sampai 3 Januari,” tuturnya.

Sehari setelah cabut gigi, istrinya mengalami pembengkakan dan memutuskan kembali mendatangi klinik gigi tersebut.

Tapi dokter gigi yang melakukan operasi menyebutkan bahwa pembengkakan adalah hal yang biasa terjadi seusai mencabut gigi.

"Saya bertanya pada pihak klinik, 'gigi istri saya bengkak bagaimana ini?' Dari pihak klinik menjawab, itu hal biasa pascapencabutan gigi bungsu," kata dia.

Bawa Rontgen

Davin menceritakan, dia dan istrinya semula datang ke klinik praktik spesialis gigi untuk konsultasi sambil membawa hasil rontgen gigi.

Namun, dokter tersebut menganjurkan agar gigi bungsu Nira dicabut melalui odotektomi.

Akhirnya, operasi pencabutan gigi dilakukan pada 28 desember 2023. 

"Cabut gigi di salah satu kliknik praktik spesialis gigi di daerah Walikukun, Ngawi, Jawa Timur," ceritanya saat dihubungi, Senin (6/5/2024).

Sehari setelah cabut gigi, istrinya tiba-tiba mengalami pembengkakan pada bagian mulut sampai lehernya.

Mereka pun kembali mendatangi klinik gigi tersebut.

Akan tetapi, dokter gigi yang melakukan operasi menyebutkan bahwa pembengkakan adalah hal yang biasa terjadi usai mencabut gigi.

"Saya bertanya pada pihak klinik, 'gigi istri saya bengkak bagaimana ini?' Dari pihak klinik menjawab, itu hal biasa pascapencabutan gigi bungsu," kata dia.

Sayangnya, klinik itu tutup pada tahun baru, sehingga mereka memilih periksa ke rumah sakit lain.

Saat diperiksa, Nira terindikasi mengalami radang tenggorokan setelah cabut gigi.

Karena kondisi yang tak kunjung membaik, mereka kemudian berobat ke dokter langganan keluarga.

Dokter kemudian menyarankan Nira opname di rumah sakit.

Pembengkakan itu pun mulai menyusut setelah sehari perawatan. Namun, istrinya justru mengalami sesak napas.

"Dokter curiga infeksi sudah menjalar makanya saya disuruh rujuk ke rumah sakit besar biar cepat ada penanganan, dan alhasil kami ke RS di Solo," lanjutnya.

Davin melanjutkan dokter di rumah sakit tersebut menyatakan infeksi pada mulut Nira sudah menyebar ke tenggorokan dan saluran pernapasan.

Karena kondisi ini, istrinya harus menjalani operasi pada bagian leher dan torakotomi atau dinding dada.

Nahas, operasi yang dilakukan tidak mampu menyelamatkan nyawa Nira. Istri Davin itu menghembuskan napas terakhir pada 27 April 2024.

Davin yang merasa dirugikan, akhirnya membawa persoalan fatal tersebut ke meja hijau.

Ia menuntut pertanggunjawaban klinik yang telah mencabut gigi bungsu istrinya hingga menyebabkan kehilangan nyawa.

Davin juga menghabiskan biaya berobat sang istri tercinta total Rp 500 juta.

"Anehnya, saya minta pertanggungjawaban ke klinik, si dokter tidak menanggapi hal tersebut," katanya.

“Karena selama saya cari, tidak ada respon yang ditunjukkan oleh dokter gigi yang merekomendasikan cabut gigi. Tidak ada niatan menengok atau menanyakan kondisi istri saya," pungkas Davin.

Jawaban Dinas Kesehatan

Kepala Dinas Kesehatan Ngawi dr Yudono mengaku sudah memanggil pihak pihak terkait terkait kasus tersebut.

“Secara kronologi butuh beberapa informasi. Memang betul, pasien tersebut ditangani oleh inisial Dokter Gigi SW. Tapi itu masih belum lengkap karena belum menyampaikan secara detail,” ujar dr Yudono, Kamis (9/5/2024)

Dirinya menambahkan, bukan hanya Dokter Gigi SW yang memeriksa korban. Mengingat, korban beberapa kali pindah dari satu rumah sakit, ke rumah sakit lain.

“Karena berikutnya ada beberapa dokter yang menangani juga, dokter umum, termasuk di Rumah Sakit Dr Oen, disana dirawat sekian lama. Maka dari itu kami harus mendapatkan informasi yang lengkap,” jelasnya.

Yodono mengatakan Dinkeas juga memanggil dokter gigi dari organisasi profesi PDGI Kabupaten Ngawi demi mendapat keterangan yang tidak sepotong-potong.

Yudono membenarkan, jika status Dokter Gigi SW adalah dokter yang berdinas di RSUD Mantingan Ngawi.

Menurutnya, Dokter Gigi SW juga membuka klinik untuk praktik mandiri.

Mengenai klinik tempat praktik Dokter Gigi SW, Yudono menyebut sudah lama beroperasi dan tidak ada kendala secara administrasi.

“Akan kami gali informasi dari dokter dokter lain yang ikut menangani, harus kami kumpulkan secara detail karena ada hal seperti ini, masyarakat jadi takut pergi ke dokter gigi,” tuturnya 

“Sebetulnya informasi seperti ini dikomunikasikan dengan baik,Supaya masyarakat luas tidak langsung mengambil kesimpulan bahwa dicabut gigi bungsu bisa mati. Akhirnya jadi takut dan tidak terselesaikan,” tuntas Yudono.

Doker umum gigi berkompeten cabut gigi

Terpisah, Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (Unhas) Muhammad Ruslin menyatakan, dokter gigi umum sebenarnya memiliki kompetensi untuk melakukan pencabutan gigi.

"Namun, pada kasus-kasus tertentu yang membutuhkan penanganan lebih khusus merupakan kompetensi dokter gigi spesialis bedah mulut dan maksilofasial," terangnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.

Ruslin menyebutkan, dokter gigi spesialis bedah mulut dan maksilofasial bisa melakukan tindakan terhadap gigi yang tertanam dengan tingkat sedang sampai berat.

Mereka juga berkompetensi menangani infeksi gigi yang meluas ke mulut, rahang, organ vital sekitar wajah, leher, pembuluh darah, maupun saraf. 

Dokter gigi yang juga wakil rektor Unhas ini menambahkan, prosedur cabut gigi harus dilakukan sesuai standar untuk mencegah nyeri atau perdarahn pascapencabutan gigi, infeksi sekunder, serta proses inflamasi berlebihan di mulut.

"Proses pembengkakan karena proses inflamasi sebenarnya secara alami bisa terjadi pada hari pertama sampai kelima setelah tindakan," terangnya.

Sumber: Tribun Jatim/SuryaMalang/Kompas.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas