Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Upacara Pengabenan Taruna STIP: Warga Bakar Foto Tersangka, Motor Korban Dipajang di Rumah

Prosesi upacara pengabeban taruna STIP korban penganiayaan, Putu Satria selesai digelar. Para warga bawa foto tersangka dan membakarnya.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Fakta Upacara Pengabenan Taruna STIP: Warga Bakar Foto Tersangka, Motor Korban Dipajang di Rumah
Istimewa
Tangkapan layar CCTV yang menunjukkan detik-detik Taruna STIP Jakarta Putu Satria Ananta Rustika (29) dibopong karena tak sadarkan diri setelah dianiaya 

TRIBUNNEWS.COM - Ribuan warga Bali mengikuti upacara pengabenan Putu Satria Ananta Rustika (19) yang digelar pada Jumat (10/5/2024).

Putu Satria merupakan taruna tingkat satu Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Jakarta yang tewas dianiaya senior.

Jenazah tiba di rumah duka di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali sekitar pukul 07.00 WITA.

Duka mendalam dirasakan ayah dan ibu beserta dua adik kandung Putu Satria.

Pihak keluarga memarkirkan motor kesayangan korban di depan rumah.

Ibu Putu Satria, Rusmini, mengatakan sepeda motor Yamaha RX Spesial menemani korban semasa sekolah.

"Rio sangat menyayangi motor 2 tak ini. Tiga hari sebelum ia meninggal, ia masih meminta ayahnya untuk memasang stiker baru di motor kesayangannya itu," ucapnya, Jumat, dikutip dari TribunBali.com.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, sepeda motor Putu Satria menjadi simbol kecintaannya pada kehidupan.

"Motor ini ikut mengantarkan jenazah Rio pulang ke rumah. Ini seperti keinginan terakhirnya," lanjutnya.

Jenazah kemudian dibawa menuju Setra Desa Adat Gunaksa diiringi para warga.

Lokasi Setra Desa Adat Gunaksa sejauh 1 kilometer dari rumah duka dan ditempuh dengan jalan kaki.

Baca juga: Peran 3 Tersangka Baru Kasus Penganiayaan Berujung Tewasnya Taruna STIP, Terancam 15 Tahun Penjara

Pihak STIP sempat melakukan upacara pelepasan secara kedinasan.

Teman-teman Putu Satria, memasang baliho bergambar wajah Tegar, tersangka utama yang mengakibatkan korban tewas.

Salah satu teman korban menyatakan warga perlu mengetahui wajah tersangka.

"Ini ide dari kami, ini solidaritas kami, agar masyarakat tau ini wajah pembunuh saudara-saudara kami," ucapnya.

Mereka merasa kehilangan sosok Putu Satria yang merantau ke Jakarta untuk masuk STIP.

"Kami berharap hukum bisa ditegakkan, saudara kami (Putu Satria) bisa mendapat keadilan," tuturnya.

Setelah jenazah dibakar, baliho bergambar wajah tersangka juga dibakar.

Baca juga: Kuasa Hukum Minta Polisi Tetap Transparan Usut Kasus Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Korban Sempat Curhat ke Pacar

Polres Metro Jakarta Utara menetapkan tiga tersangka baru dalam kasus penganiayaan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Jakarta.

Total ada empat tersangka yang sudah ditahan dengan tersangka utama bernama Tegar Rafi Sanjaya (21).

Ketiga tersangka baru yang berinisial KAK alias K, WJP alias W, dan FA alias A berperan sebagai orang yang mengawasi hingga memprovokasi.

Kuasa hukum korban, Tumbur Aritonang, mengatakan kasus penganiayaan yang dialami Putu Satria diduga bukan pertama kali terjadi.

Pada Desember 2023, korban sempat curhat ke pacarnya dan menunjukkan luka lebam di dada.

Diketahui, korban merupakan taruna tingkat satu dan baru masuk STIP pada September 2023.

"Betul, sepertinya udah jadi kebiasaan di sana," ucapnya, Kamis (9/5/2024).

Baca juga: Terungkap, Ini Kalimat Provokasi Para Tersangka ke Taruna STIP sebelum Dianiaya hingga Tewas

Dalam chat tersebut, korban mengaku menjadi incaran senior dan selalu menjadi korban pemukulan.

"Arti percakapannya kurang lebih begini 'aku dipanggil terus sama senior, dipukulin terus-terusan. Sakit dadaku, ulu hati terus yang diincer'. Itu artinya," jelasnya.

Tumbur Aritonang mengaku tidak mengetahui berapa kali korban mendapat pukulan dari seniornya.

"Enggak dijelaskan di chat, tapi dari artinya mungkin lebih dari sekali," imbuhnya.

Kata Ibu Korban

Sementara itu, ibu korban, Nengah Rusmini, telah mendengar ada tersangka baru dalam kasus penganiayaan yang menewaskan anaknya.

Ia sudah menaruh curiga jumlah tersangka lebih dari satu lantaran kondisi jasad penuh luka lebam.

"Memang dari awal sudah ganjil, tubuh anak saya banyak luka lebam seperti itu, kok tersangka hanya satu orang.”

“Itu tidak mungkin, saya yakin pelakunya lebih dari satu orang," bebernya.

Rusmini juga menyayangkan sikap keluarga tersangka utama yang belum meminta maaf.

"Permintaan maaf belum ada (dari keluarga pelaku), tidak ada itikad baik sama sekali," tegasnya.

Baca juga: Kemenhub Hilangkan Kepangkatan dan Sebutan Senior Junior di STIP Jakarta Buntut Tewasnya Putu Satria

Ia akan mengawal kasus ini hingga para tersangka mendapat hukuman seberat-beratnya.

"Saya sangat memohon bantuan rekan media untuk mengawal kasus ini, sehingga keluarga mendapat keadilan yang seadil-adilnya.”

“Sehingga kematian anak saya ini tidak sia-sia," tukasnya.

Ketua STIP Dibebastugaskan

Kasus tewasnya taruna tingkat satu STIP, Jakarta mendapat sorotan dari Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi.

Budi Karya Sumadi mendatangi rumah korban di Klungkung, Bali dan mengucapkan belasungkawa atas kematian Putu Satria, Kamis (9/5/2024).

Ia beserta rombongan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menemui keluarga korban dan meminta maaf atas terjadinya kasus penganiayaan di STIP.

Baca juga: Total 4 Siswa STIP Ditetapkan jadi Tersangka, Ini Perannya Dalam Kasus Penganiayaan Putu

Atas kejadian ini, Ketua STIP Jakarta, Ahmad Wahid dan sejumlah pejabat STIP dibebastugaskan.

"Kami sudah bebastugaskan direktur dan beberapa pejabat di STIP Marunda. Ini sebagai rasa bahwa tanggung jawab dan tindakan tegas, itu harus dilakukan," ungkapnya, Kamis, dikutip dari TribunBali.com.

Kemenhub berjanji akan mendampingi proses hukum korban sehingga para tersangka mendapat hukuman setimpal.

Pria kelahiran Palembang ini juga akan mereformasi sistem pendidikan di STIP yang berada di bawah naungan Kemenhub.

"Apa yang dialami ananda Rio (panggilan Putu Satria), kami kenang sebagai suatu kejadian yang mendalam. Jadi dasar reformasi pendidikan vokasi Kemenhub," ucapnya.

Salah satu bentuk reformasi yang dijanjikan yakni tidak menerima taruna baru pada tahun ajaran mendatang.

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Ahmad Wahid.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Ahmad Wahid. (Tribun Jakarta)

Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai senioritas di STIP.

"Jadi kita akan putus satu angkatan, memutus tradisi jelek dan tidak ada lagi senior junior," terangnya.

Baca juga: Langkah Kemenhub usai Kasus Tewasnya Taruna STIP: Direktur Dibebastugaskan hingga Ubah Kurikulum

Sistem asrama yang selama ini senior dan junior tinggal bersama juga akan diubah.

"Kami juga akan libatkan orangtua untuk ikut mengasuh anak didik, melalui komite sekolah," sambungnya.

Seragam serta atribut dinas STIP yang menunjukkan ada perbedaan senior dan junior juga diubah.

"Ke depan semua atribut kami hilangkan. Kami akan gunakan yang lebih humanis. Tidak setiap hari kami gunakan seragam itu (dinas), tapi ada seragam putih, batik, olahrahraga, dan libur bisa pakaian bebas," pungkasnya.

Sebagian artikel telah tayang di TribunBali.com dengan judul Suasana Duka Selimuti Prosesi Pengabenan Putu Satria di Klungkung Bali, Foto Pelaku Ikut Dibakardan TribunJakarta.com dengan judul Total 4 Senior yang Terlibat Penganiayaan Putu Jadi Tersangka, Semuanya Terancam 15 Tahun Penjara

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo) (TribunBali.com/Eka Mita/Zaenal Nur Arifin)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas