Kisah Mahesya dan Dimas, Korban Bus Maut di Subang, Rela Jadi Kuli Pasir Demi Ikut Acara Perpisahan
Dimas dan Mahesya, korban tewas kecelakaan maut bus di Subang rela jadi kuli pasir demi membayar biaya perpisahan yang berujung tragis.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Cerita pilu datang dari dua korban tewas kecelakaan maut bus di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2924).
Mereka adalah Mahesya Putra dan Dimas Aditya, siswa SMK Lingga Kencana, Depok.
Rumah mereka hanya berjarak sekira 50 meter di Jalan Parung Bingung, Kecamatan Pancoranmas, Depok.
Sebelum tewas kecelakaan, Dimas dan Mahesya begitu antusias mengikuti acara perpisahan sekolahnya.
Bahkan, mereka rela menjadi kuli pasir demi membayar acara perpisahan Rp 800 ribu.
"Dia (Dimas) tuh jadi kuli pasir sama temannya (Mahesya)."
"Dia tuh juga cari uang jajan apa saja sama buat nambahin berangat ke acara wisuda di Bandung," kata Mariah, Bibi Dimas, dilansir TribunnewsDepok.com.
Semasa hidup, Dimas dikenal sebagai pribadi yang baik.
Ia merupakan anak ketiga, tapi berbeda ayah dari dua kakaknya.
Di usianya yang masih belia, Dimas harus menggantikan perang sang ayah yang telah meninggal empat tahun lalu.
Ia pun ingin segera lulus dan bekerja untuk membantu adik-adiknya yang masih kecil.
Baca juga: Obrolan dan Pesan Terakhir Guru-Siswa SMK Lingga Kencana, Korban Tewas Kecelakaan Bus di Subang
Dia juga berkeinginan untuk kuliah sambil bekerja.
"Dimas pengen sekolah yang benar, ia ingin lulus terus kerja karena masih punya dua adik yang kecil-kecil," ungkap Mariah.
Selain Dimas, kecelakaan maut itu juga merenggut nyawa temannya, Mahesya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.