Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lokasi Rawan Kecelakaan di Subang, Asal Usul Nama Tanjakan Emen Hingga TKP Bus Terguling di Ciater

Setidaknya ada dua musibah kecelakaan maut menelan sejumlah korban jiwa penumpang bus pernah terjadi di daerah Subang, Jawa Barat.

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Lokasi Rawan Kecelakaan di Subang, Asal Usul Nama Tanjakan Emen Hingga TKP Bus Terguling di Ciater
Kolase Tribunnews.com
Kecelakaan di Tanjakan Emen Jalan Raya Bandung- Subang, Kampung Cicenang, Ciater Subang, Jawa Barat, Sabtu (10/2/2018) (Kanan) dan lokasi kecelakaan lalu lintas bus pariwisata Putera Fajar di Jalan Raya Ciater, Kampung/Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setidaknya ada dua musibah kecelakaan maut yang menelan sejumlah korban jiwa penumpang bus pernah terjadi di daerah Subang, Jawa Barat.

Kasus yang membuat sorotan terjadi pada bus pariwisata yang terguling menyebabkan 15 penumpangnya tewas di Tanjakan Emen, Sabtu (10/2/2018) silam.

Bukan yang pertama.

Bus rombongan siswa SMA Al Huda Cengkareng, Jakarta Barat juga mengalami kecelakaan fatal pada Selasa (17/6/2014) malam sekitar pukul 18.00 WIB di Tanjakan Emen, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang.

Percaya atau tidak, terdapat cerita misteri berbau mistik terkait Tanjakan Emen yang persisnya terbentang sebelum jalan menuju pintu objek wisata air panas Ciater tersebut.

Dadan Wahyudin, pengguna Kompasiana, pernah menuliskan asal usul ruas Jalan Raya Bandung-Subang tersebut lebih beken disebut 'Tanjakan Emen'.

"Menurut cerita di kalangan warga, alkisah Emen dikenal sopir pemberani. Emen mengemudikan oplet jurusan Bandung-Subang. Ia tewas kecelakaan di daerah itu saat mengangkut ikan asin dari Ciroyom Bandung menuju Subang, tahun 1964," tulis Dadan di Kompasiana.com, 1 Agustus 2010 silam.

Berita Rekomendasi

Kala itu, tutur Dadan dalam tulisannya berjudul "Melewati Legenda Tanjakan Emen, Ciater Subang", kendaraan yang disopiri Emen terbalik dan terbakar.

Terjadi sederet peristiwa aneh

Nahas bagi Emen, dia terbakar hidup-hidup hingga tewas.

Konon, saat itu, Emen dikenal sebagai satu-satunya sopir yang berani mengemudikan kendaraan pada malam hari.

"Setelah peristiwa itu, warga sekitar meyakini arwah Emen bergentayangan dan mengganggu para pengemudi yang berani melintas di daerah tersebut, terutama pada malam hari. Kejadian rem blong, bus tergelincir dan kendaraan terperosok kerap terjadi di jalur ini," tuturnya.

Tak sedikit pula, sambungnya, terjadi peristiwa aneh seperti kendaraan tiba-tiba mogok, sopir atau penumpang kendaraan bermotor kesurupan saat melintasi Tanjakan Emen.

Versi lain tentang asal usul "Tanjakan Emen" menyebutkan, nama tersebut mulai melekat saat ada seseorang bernama Emen menjadi korban tabrak lari di daerah itu.

Kemudian, mayat Emen bukannya ditolong malah disembunyikan di rimbun pepohonan sekitar tanjakan tersebut.

Tak diketahui kapan terjadi peristiwa tabrak lari tersebut.

Namun, sejak saat itu, arwah Emen diyakini bergentayangan menuntut balas.

Meski memiliki dua versi, tapi menurut kepercayaan warga setempat, agar tak "diganggu", para pengemudi biasanya menyalakan sebatang rokok dan melemparkannya ke pinggir jalan.

Itu sebagai simbol memberikan rokok kepada arwah Emen.

Konon, dulunya, Emen amat gandrung merokok saat mengemudi.

Polisi ungkap banyak black spot

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol. Aan Suhanan menyebutkan tempat kejadian perkara (TKP) bus maut terguling yang ditumpangi pelajar SMK Lingga Kencana Depok, merupakan jalur black spot atau rawan kecelakaan.

Diketahui, bus Trans Putera Fajar dengan nomor polisi AD-7524-OG yang membawa rombongan siswa yang berwisata itu menewaskan 11 orang, Sabtu (11/5/2024).

Bus diduga hilang kendali hingga terguling dan menyeret sejumlah kendaraan lainnya.

"Lokasi ini adalah black spot, sering terjadi kecelakaan di sini," ucap Aan di lokasi.

Pemicu kecelakaan

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama Dishub Jabar dan Polda Jabar mengungkap pemicu kecelakaan maut Bus Trans Putera Fajar yang mengangkut rombongan studi tour pelajar SMK Lingga Kencana Depok, Sabtu (11/5/2024).

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, penyebab kecelakaan maut tersebut adalah adanya kebocoran gas atau angin dan oli di bagian pengereman.

"Hasil sementara pemeriksaan tim KNKT dan Dishub, serta mekanik dari HINO, di bagian pengereman ditemukan terdapat kebocoran gas atau angin dan oli," kata Kabid Lalu Lintas Dishub Subang, Djamaluddin, Senin (13/5/2024), dikutip dari TribunJabar.id.

Hingga saat ini, penyelidikan terhadap bangkai bus tersebut masih terus dilakukan.

Baca juga: Perjuangan Korban Tewas Bus Maut di Subang, Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Bayar Study Tour Rp 800 Ribu

Djamaluddin mengatakan, akan menyampaikan hasil-hasil temuan lainnya yang bisa dijadikan bahan untuk mengungkap kasus kecelakaan maut tersebut.

"Baru itu yang tadi ditemukan yakni kebocoran gas dan oli," ungkapnya.

Ternyata Bus Modifikasi

KNKT juga menemukan kejanggalan lainnya saat melakukan penyelidikan. Tampak dari luar bodi bus begitu bagus layaknya bus High Decker keluaran terbaru.

Namun, di balik cantiknya tampilan luar bus maut Trans Putera Fajar tersebut, ternyata bus itu merupakan bus jadul biasa yang telah dimodifikasi agar seperti bus baru tipe High Decker.

"Mobil tersebut terbuat tahun 2006, terlihat dari rangka besi sasisnya buatan pabrikan Hino," ujar Djamaluddin, kepada awak media, Senin(13/5/2024)

"Bus Maut Puter Fajar merupakan bus jadul tahun 2006 yang disulap jadi High Decker, tampak dari luar tampilannya seperti mobil keluaran baru, tapi dalamnya nya jadul," katanya.

Bahkan, bus Putera Fajar itu hingga saat ini belum melakukan Uji KIR atau izin angkutan dan status lulus uji berkala.

Padahal, uji KIR termasuk hal penting yang perlu dilakukan, sebelum melakukan perjalanan, salah satunya pada moda transportasi bus.

Sebagai tanda bahwa kendaraan tersebut layak digunakan secara teknis di jalan raya, khususnya bagi kendaraan yang membawa angkutan penumpang dan barang.

Tujuannya, untuk keselamatan dan kenyamanan saat perjalanan.

"Mobil bus maut tersebut juga sampai saat ini belum uji KIR, padahal masa uji KIR sebelumnya sudah habis pada pertengahan 2023 lalu," imbuhnya

Penyebab Kecelakaan Versi Sopir

Sementara itu, berdasarkan pengakuan sopir bus, Sudira, bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana itu mengalami rem blong.

"Enggak ada angin. Kalau enggak ada angin masukin gigi enggak bisa," kata Sudira ditemui saat dirawat di RSUD Subang, Minggu (12/5/2024), dikutip dari TribunJabar.id.

Sebelumnya, bahkan Sudira mengaku sudah memiliki firasat bahwa sistem pengereman bus bermasalah, saat rombongan SMK Lingga Kencana makan di Rumah Makan Bang Jun.

Karena merasa ada yang tidak beres, Sudira memanggil montir untuk memperbaiki sistem pengereman bus itu.

Rem pun kembali berfungsi setelah diperbaiki oleh montir dan perjalanan dilanjutkan lagi.

"Saya sudah niat bila rem kembali bermasalah, maka para siswa itu saya akan pindahkan ke bus lainnya. Namun, kecelakaan lebih dulu terjadi," ujarnya.

Kolase foto sopir Bus, Sudira dan kondisi bus saat kecelakaan - Inilah deretan fakta penyebab kecelakaan rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di Ciater, Subang, Jawa Barat, sopir bus punya firasat rem blong.
Kolase foto sopir Bus, Sudira dan kondisi bus saat kecelakaan - Inilah deretan fakta penyebab kecelakaan rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di Ciater, Subang, Jawa Barat, sopir bus punya firasat rem blong. (Kolase Tribunnews.com)

Saat mengetahui rem blong itu, Sudira mengaku sulit untuk mencari tempat penyelamatan.

Dari pengelihatan Sudira, tidak ada yang bisa dijadikan tempat penyelamatan hingga akhirnya bus melaju kencang menyusuri jalanan menurun.

Dalam pengakuannya, ini bukanlah kali pertama Sudira melewati Jalan Raya Palasari, Desa Palasari Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang itu.

"Sejak 20 tahun lalu saya melawati jalan ini. Hampir setiap minggu ke sini. Jadi saya tahu medannya walaupun kondisi gelap," tuturnya.

Sehingga, saat bus menyusuri jalanan menurun, Sudira memutuskan untuk membanting setir ke kanan, dengan harapan bisa meminimalisir kecelakaan.

Namun, bus malah menabrak mobil dan sejumlah motor, kemudian terguling dan terseret mengikuti jalanan yang menurun.

Hingga akhirnya, bus berhenti setelah menabrak tiang listrik di bahu jalan.

Penumpang bus pun berserakan di jalan hingga menyebabkan 11 orang tewas yang terdiri dari 9 siswa, 1 guru, dan 1 warga lokal.

"Saya berusaha meminimaliasir kecelakaan, makanya saya membanting setir ke kanan jalan."

"Namun, bus menabrak mobil dan akhirnya terguling," ujarnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas