Pemanfaatan Teknologi Terbaru untuk Kendalikan Ulat Grayak pada Tanaman Bawang Merah
Petani bawang merah di Larangan Brebes Jawa Tengah berjuang mengendalikan serangan hama ulat grayak.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BREBES - Saat ini petani bawang merah di Larangan Brebes Jawa Tengah menghadapi berbagai tantangan.
Selain kondisi cuaca seperti curah hujan dan bencana alam seperti banjir yang melanda wilayah Brebes, petani juga berjuang mengendalikan serangan hama ulat grayak.
Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes, Ilawati mengatakan, serangan ulat grayak ini dapat menyebabkan petani mengalami kerugian hingga mencapai 80 persen.
Baca juga: Harga Terus Naik, Pemerintah Guyur Bawang Merah Murah ke Masyarakat
"Kami menyambut baik kehadiran teknologi untuk membantu petani bawang merah di Indonesia khususnya di Kecamatan Larangan, Brebes mengatasi masalah hama ylat ini," katanya saat peluncuran Simodis 100DC di Brebes Jawa Tengah belum lama ini.
Ulat grayak merupakan salah satu hama invasif yang dianggap berbahaya karena siklus hidupnya yang pendek dan mampu menghasilkan 900 hingga 1.200 telur selama siklus hidupnya.
Saat ini Kecamatan Larangan merupakan salah satu sentra penghasil bawang merah paling luas di kawasan Brebes yaitu mencapai 8.000 hektare.
Salah seorang petani bawang mengatakan, selama ini insektisida yang tersedia di pasaran sudah tidak lagi efektif seperti dulu.
"Petani membutuhkan teknologi yang benar-benar ampuh untuk mengendalikan ulat grayak, membuat tanaman kuat, bawangnya besar, umbinya banyak, dan warnanya bagus,” ujarnya.
Senior Brand Manager Insektisida, Citra Presilia Halim mengatakan, lebih dari 15 tahun belum ada inovasi teknologi untuk mengendalikan hama ulat pada tanaman sayur bahkan teknologi terakhir yaitu diamida diluncurkan sekitar 15-20 tahun lalu.
Ini pula yang membuat Syngenta Indonesia menghadirkan Simodis 100DC yang memanfaatkan teknologi plinazolyn yang mengendalikan hama ulat hingga tuntas, menghasilkan tanaman kokoh dan lebih hijau sehingga dapat memaksimalkan potensi tumbuh kembang tanaman bawang merah untuk menghasilkan panen yang berlimpah dan berkualitas.
Baca juga: Pedagang Soroti Harga Bawang Merah Mahal, Minta Pemerintah Lakukan Hal Ini
“SIMODIS ini merupakan bentuk komitmen kami untuk mendukung petani sayuran, khususnya bawang merah di Indonesia agar mendapatkan hasil panen yang optimal dan berkualitas. Melalui riset dan pengembangan serta uji coba yang komprehensif, dengan bangga kami meluncurkan SIMODIS dengan formulasi yang telah dikembangkan khusus untuk tanaman sayuran. SIMODIS ini sangat cocok untuk tanaman bawang merah yang memiliki lapisan lilin,” jelas Citra.
Teknologi plinazolyn membuatnya menghasilkan kendali yang lebih baik, seperti kemampuan untuk membuat ulat berhenti makan, daya lekat kuat pada permukaan daun, stabil dalam berbagai kondisi cuaca, tidak mudah tercuci air hujan, tahan lama hingga 5-7 hari, serta aman terhadap tanaman.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.