Jangkau Milenial-GenZ , RRI Solo Merambah ke Media Online
RRI akan mengeluarkan program Pro 5 yang berupa aplikasi music streaming yang digandrungi kawula muda.
Penulis: Latif Ghufron Aula
Editor: Aprilia Saraswati
TRIBUN-VIDEO.COM - Ketua Bidang Pemberitaan Radio Republik Indonesia (RRI) Ninik Widaningsih mengungkapkan kondisi RRI yang mengikuti perkembangan zaman.
Hal itu ia sampaikan saat melakukan konferensi pers di Hotel Alila Solo, Jum'at (24/5/2024).
Tak hanya terfokus radio, RRI kini merambah ke media online dan media sosial untuk menarik minat masyarakat.
Kata Wiwid, sapaanya, RRI tak hanya menyajikan kabar di sekitar Kota Solo.
Namun juga memiliki sejumlah program yang menjangkau anak-anak hingga orang tua.
Bahkan ada wacana RRI akan mengeluarkan program Pro 5 yang berupa aplikasi music streaming yang digandrungi kawula muda.
Baca juga: KPK Telusuri Aliran Uang Korupsi Pengadaan APD di Kemenkes yang Rugikan Negara Rp 625 Miliar
Penggunaan media sosial ini tak luput dari upaya pihak RRI Solo memperkenalkan radio ini ke masyararakat khususnya Kota Solo.
Wiwid juga menyebut adanya program Goes to Campus untuk menarik minat mahasiswa untuk mendengarkan Radio RRI.
Selain itu, RRI Solo terdapat program internship yang bisa dimanfaatkan para mahasiswa.
"RRI diharapkan bisa menjadi laboratorium bagi masyarakat," tutur dia.
Wiwid menyampaikan RRI Solo memiliki auditorium yang mampu menampung 500 orang.
Tempat ini biasanya dimanfaatkan untuk kesenian budaya seperti teater dan pagelaran wayang.
Sebagai informasi, RRI Solo kini beruah menjadi radio tipe B, sehingga harus mengembangkan Pro 4.
Pro 4 yang merupakan andalan RRI Solo berisi program-program budaya.
Baca juga: Dihantam Ombak, Separuh Dermaga Apung AS di Gaza Hanyut ke Pantai Ashdod: Hamas-Fatah Tak Merestui
Kesenian budaya yang menjadi program RRI Solo tak hanya menggandeng seniman Solo, melainkan dari luar daerah hingga mancanegara.
Ya, hal itu membuat Pro 4 menjadi program radio terbaik kedua di Indonesia.
Radio kebanggaan masyarakat Solo ini juga menduduki peringkat ke-50 nasional.
Selain menjelaskan perkembangan, ia juga memaparkan sedikit sejarah RRI Solo.
Ia menceritakan kejadian fenomenal RRI Solo pada masa penjajahan yang hingga kini dikenal dengan Radio Kambing.
"Di mana waktu itu tentara Belanda menguasai sebagian besar daerah di Indonesia. Namun angkasawan-angkasawati menyelamatkan pemancar di Balong (Karanganyar) kemudian di tempatkan di kandang kambing," urainya.
Disinggung soal harapan RRI, Wiwid berharap masyarakat bisa memanfaatkan radio ini dengan berbagai cara.
Yakni mendengarkan radio, membaca di portal berita, dan menyaksikan program kesenian budaya baik maupun lewat Youtube.
(Tribun-video/ Latif Ghufron Aula)