PMI Solo Wajib Miliki Stok 10.000 Kantong Darah per Bulan, Terbanyak Ketiga se-Indonesia
PMI Solo wajib memiliki stok 10.000 kanton darah per bulan. Hal ini menjadi ketiga terbanyak se-Indonesia selain Jakarta dan Surabaya.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Solo, Sumartono Hadinoto menuturkan bahwa pihaknya wajib memiliki stok 10.000 kantong darah per bulan untuk kebutuhan seluruh Indonesia.
Hal ini disampaikannya saat konferensi pers dalam Ujian Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Hotel Alila, Solo pada Jumat (24/5/2024).
Dengan jumlah tersebut, kata Sumartono, menjadikan PMI Solo menjadi penyedia stok donor darah terbanyak ketiga se-Indonesia.
“Kita adalah PMI yang harus menyediakan darah dengan jumlah nomor tiga terbesar se-Indonesia. Pertama, Jakarta sekitar 30.000 kantong (darah) per bulannya. Kedua, Surabaya sekitar 20.000 kantong per bulannya dan Surakarta 10.000 kantong per bulannya,” katanya.
Sumartono menjelaskan, PMI Solo wajib memenuhi kantong darah sebanyak itu lantaran banyaknya rumah sakit (RS) yang menjadi rujukan di Solo Raya.
Adapun rumah sakit rujukan tersebut, ujarnya, didukung oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) yang memiliki Fakultas Kedokteran di masing-masing kampus.
“Sehingga dokter-dokter spesialisnya cukup lengkap. Otomatis alat-alatnya juga lengkap,” kata Sumartono.
Dia mengatakan hal tersebut membuat PMI Solo juga bertanggung jawab atas kebutuhan darah untuk operasi besar seperti cuci otak.
Kendati demikian, Sumartono mengatakan hal ini justru menjadi berkah lantaran adanya surplus kebutuhan kantong darah.
Baca juga: UKW PWI Solo Cetak Rekor Baru: 100 Persen Wartawan Lulus Kompeten & Sertifikat Tercepat
Lebih lanjut, dia turut merasa bangga atas capaian PMI Solo yang mampu membiayai kebutuhan operasional tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Sehingga, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 sekaligus Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla, kata Sumartono, sampai memuji capaian PMI Solo tersebut.
“Sejak kepengurusan kami empat periode yang lalu, menjadi PMI kalau Pak Jusuf Kalla bilang jadi yang terbaik karena tidak menggunakan APBD dan tidak menggunakan Bulan Dana PMI,” tuturnya.
“Kami kelola darah secara profesional maka jika surplus sedikit, menjadi jumlahnya sangat signifikan,” sambung Sumartono.
Sebagai informasi, Sumartono menjadi satu dari empat narasumber yang dihadirkan oleh PWI Solo untuk acara UKW yang digelar kemarin.
Adapun tiga narasumber lain adalah Anggota Utama Masyarakat Anti Hoaks (Mafindo) Solo Raya, Niken Satyawati; Koordinator Wilayah (Korwil) Peradi Jawa Tengah, Badrus Zaman; dan Ketua Bidan Pemberitaan Radio Republik Indonesia (RRI), Ninik Widianingsih.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.