Makin Ramai, 9 Nama Ini Masuk Radar Partai Politik untuk Pilkada Kota Cirebon
Selain kedua penjabat di Kota Cirebon, juga ada para petinggi dan tokoh partai yang punya kursi di DPRD Kota Cirebon.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua bulan jelang pendaftaran Pemilihan Kepala Daerah di Komisi Pemilihan Umum, di Cirebon, Jawa Barat, muncul sembilan nama yang masuk radar partai politik.
Baik petahana, yakni penjabat Wali Kota Cirebon, Agus Mulyadi, maupun Wali Kota 2019-2024, Ety Herawati.
Selain kedua penjabat di Kota Cirebon, juga ada para petinggi dan tokoh partai yang punya kursi di DPRD Kota Cirebon.
Satu nama lagi, yang belakangan muncul adalah seorang purnawirawan Polri, Ary Laksamana Widjaja.
Ary menjadi penantang dari delapan nama yang kini digadang masuk ke bursa Pilkada Wali Kota Cirebon.
Selain Ary, Agus penjabat Wali Kota, dan mantan Wali Kota, juga ada para tokoh politik, seperti Sri Budiharjo Hermawan anggota DPRD Jawa Barat, Effendi Edo kader Golkar, yang kini Ketua PDK Goskoro Kota Cirebon, Heri Hermawan juga kader Golkar dan Ketua PP Kota Cirebon.
Berikutnya ada Fitria Pamungkas Ketua PDI Perjuangan Kota Cirebon, Dani Mardani Ketua DPC Partai Amanat Nasional Kota Cirebon, dan Abah Qomar, Ketua PAN Kabupaten Cirebon.
Berbeda dengan delapan tokoh politik yang masuk ke kontestasi Pilkada Kota Cirebon, lewat jalur partai dan penunjukkan pemerintahan Joko Widodo, Ary masuk dari jalur yang sebelumnya jauh dari ingar bingar politik dan eksekutif, yaitu jalur kepolisian.
Ary, yang pernah bertugas sebagai Kapolres Cirebon Kota, kenal dengan masyarakat Cirebon dan memahami lanskap kota.
Kota Cirebon, menurt Ary, semestinya menjadi wilayah yang berkembang secara ekonomi dengan konsep kerjasama wilayah Ciayumajakuning, singkatan dari Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan. “Potensi ekonominya luar biasa, kearifan lokalnya juga hebat, sebagai miniatur Indonesia,” kata Ary dalam keterangan yang diterima, Rabu (12/6/2024).
Wilayah Ciayumajakuning sejak masa Karesidenan Cirebon, dikenal sebagai jalur ekonomi yang tersohor.
Jalan Pos Anyer-Panarukan, segitiga wilayah Pantura—Pantai Utara Jawa--, dan Jalur Selatan, adalah sentra perdagangan dan jasa.
“Wilayah ini bisa kembali hidup, bila visi ini dihidupkan lagi. Masyarakat bisa mendapat penghasilan yang lebih dari saat ini, dengan lapangan kerja baru," katanya.
Ary menilai, bila peran ini dikembangkan mesti bekerjasama dengan tokoh masyarakat, pebisnis, akademisi dan lembaga swadaya masyarakat sebagai bagian dari civil society, dan media massa, serta TNI dan Polri.
“Agar Cirebon kembali jaya, untuk kemaslahatan umat juga," ujarnya.(Wahyu Aji)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.