Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologi Kemaluan Bocah di Sumatera Putus Saat Disunat

Kemaluan seorang bocah di Kabupaten Ogan Kmering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan, putus saat disunat di Puskesmas.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Kronologi Kemaluan Bocah di Sumatera Putus Saat Disunat
Tribun Sumsel
Foto Ilustrasi/ Kemaluan bocah putus saat disunat. 

Masih kata dia, setelah dirujuk dan sampai di rumah sakit di kota Palembang. Anaknya itupun segera dilakukan penanganan serta dicek diatur jadwal dokternya.

"Sampai di sana sekitar jam 09.00 malam dan untuk jadwal operasi jam 11.00 siang besoknya. Total perawatan dirumah sakit selama 11 hari sampai diperbolehkan pulang," ungkapnya.

Pasca tindakan operasi, pihak rumah sakit memakaikan keteter (alat bantu kencing) di kelamin dari korban selama kurang lebih satu bulan sampai proses penyembuhan

"Setelah dibawa pulang kerumah, kondisi anak saya sempat kesulitan kencing langsung. Supaya lubang penisnya tidak tertutup, jadi dibantu oleh keteter tadi," ujarnya, saat itu anaknya juga tak dapat beraktivitas.

"Setelah keteter dilepas, barulah anak saya bisa bermain dan normal kembali. Tidak lagi kesakitan," sambungnya.

Tidak berhenti sampai disini saja, Amalia berujar sejak kejadian itu sampai sekarang rutin melakukan kontrol di rumah sakit Palembang.

"Sudah sekitar 4 atau 5 kali kontrol ke rumah sakit Palembang, kami selalu diantar dan ditemani oleh pak Zaidan," cetusnya.

Dugaan Malpraktik

BERITA REKOMENDASI

Meskipun sudah terjadi dugaan malpraktik yang dilakukan oknum kepala puskesmas.

Namun sejak dahulu sampai sekarang masih banyak warga yang datang untuk menyunatkan anak-anaknya.

"Memang kalau warga sini (hendak sunat) selalu tempat pak Zaidan baik manual ataupun pakai laser. Kalau kami waktu itu memilih pakai laser karena berharap supaya anak cepat sembuh,"

"Karena setahu kami sunat laser ini bisa sembuh hanya 4 hari dan kebetulan waktu itu cuma bisa cuti kerja 4 hari saja," sebutnya, tidak terasa kejadian terjadi sejak 6 lalu.

Ditengah rasa kecewa mendalam, Amalia dan Subagio tetap berharap agar nantinya kelamin anaknya bisa dilakukan operasi penyambungan.

"Harapannya Insya Allah bisa, kalau kata dokter di usia 16 tahun nanti bisa dilakukan operasi. Tapi kalau bisa secepatnya dan itu tergantung konsultasi dengan dokter," ujarnya dengan penuh harapan.

Dikonfirmasi terpisah Kepala Desa Kerta Mukti, Irwan mengatakan baru mengetahui informasi adanya dugaan malpraktek yang dialami anak dari seorang warganya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas