Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ratusan Mahasiswa Sumut Konsolidasi Peringati 26 Tahun Reformasi

Ratusan mahasiswa Sumut dan Jabodetabek memperingati 26 tahun Reformasi serta Napaktilas kekejaman orde baru di Universitas Mandiri Bina Prestasi

Penulis: Reza Deni
Editor: Erik S
zoom-in Ratusan Mahasiswa Sumut Konsolidasi Peringati 26 Tahun Reformasi
istimewa
Ratusan mahasiswa Sumatera Utara dan Jabodetabek memperingati 26 tahun Reformasi serta Napaktilas kekejaman orde baru. Kegiatan tersebut diisi dengan aksi instalasi 2.000 tengkorak, 1.000 Nisan, pameran foto mimbas diskusi di Universitas Mandiri Bina Prestasi, Medan, Sumatra Utara, Senin (24/6/2024). 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN-  Ratusan mahasiswa Sumatra Utara dan Jabodetabek memperingati 26 tahun Reformasi serta Napaktilas kekejaman orde baru

Kegiatan tersebut diisi dengan aksi instalasi 2.000 tengkorak, 1.000 Nisan, pameran foto mimbas diskusi.

Acara tersebut bertempat di Universitas Mandiri Bina Prestasi, Medan, Sumatra Utara.

Baca juga: Peringati 26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Minta Kekejaman Orde Baru Tak Dilupakan

Konsolidasi Mahasiswa Sumut Bersatu turut dihadiri moderator Rizki Yusuf Siregar Alumni UISU, Dio Sitepu Mahasiswa UMBP, Sandy Mahasiswa dari Jabodetabek dan narasumber Petrik Rajagukguk serta ratusan mahasiswa dari kampus masing-masing.

Para mahasiswa suarakan penolakan program tabungan perumahan rakyat (Tapera), demokrasi yang mati suri, konflik agraria/tanah adat dan tanah adat milik rakyat.

Dio Sitepu mengucapkan terimakasih atas kehadiran undangan dari berbagai mahasiswa Sumut dan Jabodetabek yang menyempatkan waktu mengikuti 26 tahun reformasi.

BERITA REKOMENDASI

Sementara Sandy berharap pertemuan ini tidak hanya agenda 26 tahun reformasi yang hari ini diselenggarakan aktifis 98 atau pra reformasi.

"Kita bisa bebas berorganisasi kita bisa bebas beraspirasi kita bisa bebas berkumpul tanpa mengintimidasi dan segala macam, hari ini kita mengadakan agenda untuk mengenang perjuangan teman-teman pejuang reformasi," kata Sandy dalam keterangannya, Senin (24/6/2024).

Mahasiswa juga mengkritik Tapera karena memotong 2,5 persen dari gaji karyawan. Menurut mereka, pemotongan gaji karyawan justru akan menurunkan daya beli masyarakat dan bisa menyebabkan resesi.

Mahasiswa harus kritis

Sementara itu Petrik Rajagukguk menyampaikan acara ini tidak bermaksud memanas-manasi. Tapi sebagai ajang berbagia pengalaman bagaimana sejarah pergerakan dulu dan sebab mahasiswa dan dan pemuda harus bergerak jadi mahasiswa adalah kaum kritis.

"Tidak terlepas dari apa proses awal dari pergerakan mahasiswa itu tumbuh muncul tentu berangkat dari kegelisahan sedang terjadi penindasan kita awali tahun 1998," paparnya.

Baca juga: PDIP: Pemeriksaan Hasto di Polda Metro Jaya Ingatkan Publik Suasana Orde Baru

Petrik menambahkan, berorganisasi melahirkan kebebasan berekspresi, melahirkan pemilu multipartai, melahirkan demokrasi.

Petrik kemudian mengingatkan bahwa tahun 2014 Indonesia menghasilkan presiden yang bukan latar belakang bukan ketua umum partai, pensiunan jenderal, atau konglomerat.

Acara berjalan lancar, dilanjutkan penaburan karangan bunga kepada pahlawan reformasi di lokasi Universitas Mandiri Bina Prestasi

Turut hadir perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus yakni Universitas Nommensen Medan, Unimed, UISU
Universitas Methodis, Universitas Panca Budi Medan, Unika Medan, Polmed Medan dan Universitas Bina Prestasi Mandiri Medan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas