Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Festival Kuliner Non-Halal Diprotes Ormas di Solo, Panitia Diminta Tutup Pakai Kain Hitam

Salah satu ormas Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) memprotes adanya festival kuliner non-halal “Pecinan Nusantara” di Solo Paragon Mall.

Editor: Abdul Muhaimin
zoom-in Fakta Festival Kuliner Non-Halal Diprotes Ormas di Solo, Panitia Diminta Tutup Pakai Kain Hitam
asiagreenresorts.com
Ilustrasi kuliner Dim Sum. Festival Kuliner Non-Halal “Pecinan Nusantara” di Solo Paragon Mall kembali dilanjutkan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNNEWS.COM - Acara festival kuliner non-halal yang digelar di Solo Paragon Mall sempat dihentikan sementara karena diprotes ormas Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS).

Festival kuliner bertajuk 'Pecinan Nusantara' rencananya digelar hingga Minggu (7/7/2024).

Setelah berunding, pihak Event Organizer (EO) dibolehkan melanjutkan acara festival kuliner dengan syarat ditutup kain.

Perwakilan dari EO Jangkrik, Ken, membenarkan adanya protes dari beberapa ormas islam.

Salah satunya pemasangan baliho di depan Solo Paragon Mall yang dinilai terlalu eksplisit saat ini telah dicopot.

"Jadi permintaan dikasih kain sekitarnya. Untuk penutup. Untuk penutup, oke kita ikuti, intinya kita ikuti permintaan," tuturnya.

BERITA REKOMENDASI

Ia pun bersyukur bisa melanjutkan kembali festival kuliner yang melibatkan 34 tenant dari berbagai daerah tersebut.

Kuliner khas Tionghoa dihadirkan dari Bali, Medan, Surabaya, Semarang, Ujung Pandang, Pontianak, Manado, Bangka, Singkawang, Tangerang hingga Jakarta.

"Intinya kami berterima kasih acara boleh berjalan lagi," ucapnya.

Ia pun ingin mengangkat kuliner yang dikembangkan oleh UMKM tersebut.

"Iya mulai dari tanggal 3 sampai 7 Juli 2024. Mereka pedagang kecil, yang kita angkat dari setiap event ini adalah pedagang-pedagang kecil UMKM yang bukan istilahnya restoran-restoran yang sudah besar-besar itu," jelasnya.

Baca juga: LSM Ini Puji Ormas Keagamaan yang Tolak Tawaran Izin Tambang dari Pemerintah

Tokoh Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) Sumartono pun khawatir Kota Solo tidak lagi toleran seperti yang dicitrakan selama ini.

“Nanti Solo jadi kota yang tidak ramah lagi. Kita jaga bareng-bareng mewujudkan toleransi,” jelasnya.

Dalam pantauan TribunSolo.com, Kamis (4/7/2024) di tempat festival diadakan dipasangi sekat.

Sejauh ini belum ada kepastian festival akan dilanjutkan atau tidak.

Ia pun mengungkapkan event serupa sudah beberapa kali diadakan.

Namun, baru kali ini festival kuliner non-halal diprotes.

“Ini yang kedua. Dulu sudah pernah. Sebelum ini di Sukoharjo sempat ada dua minggu. Kalau saya berpegang kebhinekaan di Kota Solo, toleransi harus semakin kita tingkatkan untuk masyarakat Kota Solo,” terangnya.

Baca juga: Menko PMK Akan Audiensi dengan Pemuka dan Ormas Keagamaan untuk Sadarkan Rakyat Bahaya Judol

Menurutnya, selama ini Pemerintah Kota Solo telah memberikan ruang seluas-luasnya untuk setiap agama dalam mengekspresikan pengamalan agamanya.

“Karena kita menerima manfaat yang luar biasa setelah natal, tahun baru, idul fitri semua diberi ruang yang sama. Mudah-mudahan pihak yang berwenang merasa ada yang kurang pas bisa dikomunikasikan secara baik-baik,” jelasnya.

Ia pun berharap para tenant bisa membuka kembali dagangannya.

Festival kuliner ini melibatkan tenant dari berbagai daerah.

Di antaranya Bali, Medan, Surabaya, Semarang, Ujung Pandang, Pontianak, Manado, Bangka, Singkawang, Tangerang hingga Jakarta.

“Semua pasti ada solusi. Kalau ada kekurangan bisa diperbaiki di kemudian hari. Semoga tidak ditutup segera bisa buka kembali,” ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Sempat Diprotes, Festival Kuliner Non Halal di Solo Jateng Paragon Mall Lanjut, Ditutup Sekat Kain

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas