Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Sopir Ambulans Viral Turunkan Jenazah Bayi Karena Keluarga Tak Mau Bayar Bensin Rp600 Ribu

Sopir ambulans mengaku bersalah kepada keluarga pasien yang sedang berduka karena meminta biaya tambahan di luar Perbup bayar BBM mobil.

Editor: Erik S
zoom-in Pengakuan Sopir Ambulans Viral Turunkan Jenazah Bayi Karena Keluarga Tak Mau Bayar Bensin Rp600 Ribu
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/AGUS PUJIANTO
Suwardi, Sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang bertahan di sekitar Tugu BI sampai jenazah bayi berangkat ke rumah duka menggunakan kendaraan lain. 

TRIBUNNEWS.COM, SINTANG - Suwardi, oknum sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang memberikan klarifikasi terkait dugaan menurunkan jenazah bayi karena keluarganya tidak mau bayar ongkos bensin Rp600 ribu.

Suwardi mengaku bersalah kepada keluarga pasien yang sedang berduka karena meminta biaya tambahan di luar Perbup bayar BBM mobil.

"Saya merasa berdosa dan sangat bersalah. Karena tidak membantu orang. Tapi saya sering membantu orang. Bahkan yang gratis pun sering bantu," kata Suwardi.

Baca juga: Sosok Sopir Ambulans yang Minta Maaf karena Viralkan Momen Kendaraannya Dihentikan Rombongan Jokowi

Suwardi mengakui ada meminta meminta biaya tambahan untuk mengganti selisih harga BBM yang dia beli menggunakan uang pribadi.

Sebelum berangkat, Suwardi sudah menjelaskan ke keluarga pasien jika ambulans yang digunakan beda dengan Perbup.

"Karena ambulans yang saya gunakan ini menggunakan BBM jenis Dexlite. Harganya perliter 14.900. Sementara perbup yang ada di rumah sakit, BBM yang ditanggung sebesar 9.500 rupiah. Selisih BBM itu yang saya minta pada keluarga pasien. Ternyata keluarga pasien mengeluarkan surat bahwanya sudah dibayar di kasir. Saya bilang selisih BBM dari 14.900 itu dikurangi perbup 9.500 selisih 5.400 rupiah itu saya minta pergantian pada pihak keluarga," ungkap Suwardi.

Karena ada penambahan biaya inilah kemudian terjadi perselisihan, sehingga pihak keluarga membawa jenazah bayi turun dari ambulans di sekitar Tugu Beji.

BERITA TERKAIT

"Sehingga timbul perselisihan bahwasanya saya menurunkan keluarga pasien dan sebagainya. Saya bilang, saya ingin menurunkan keluarga pasien dengan mengganti ambulans yang standar perbup," jelas Suwardi.

Atas nama pribadi, Suwardi menyatakan bersalah dan siap mendapatkan sanksi dari pihak managemen RSUD Ade M Djoen Sintang.

"Saya atas nama pribadi siap salah. Yang salah bukan pihak rumah sakit. Saya sendiri yang salah. Mungkin penyampaian saya tidak benar ke keluarga pasien. Kalau seandainya saya dipecat saya pasrah. Karena saya ingin membantu," kata Suwardi.

Pernyataan rumah sakit

Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Ridwan Hasiholan Pane menyayangkan ada oknum Sopir ambulance yang meminta uang selisih harga BBM kepada keluarga pasien.

Seharusnya, jika keluarga pasien sudah membayar biaya di kasir rumah sakit dengan harga sesuai dalam Perbup. Maka, sopir tidak diperkenankan meminta biaya tambahan dalam bentuk apapun.

Baca juga: Buntut Viral Ambulans Bawa Pasien Tertahan Rombongan Presiden, Polisi Evaluasi Pengamanan VVIP

"Memang benar itu ambulans kami. Dan kami memastikan bahwa pelayanan kemarin sudah sesuai dengan SOP. Pembayaran sudah lewat kasir sesuai Perbup. Namun kemudian oleh oknum sopir kami ada rencananya menarik (biaya tambahan) karena pada akhirnya tidak terjadi, karena baru direncanakan. Sebesar 400 ribu," ungkap Ridwan, Selasa 16 Juli 2024.

Adapun alasan Suwardi, sopir ambulans meminta biaya kepada keluarga pasien karena ada selisih harga BBM yang digunakan mobil ambulance dengan Perbup.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas