Alasan Pria di Bogor Tak Pernah Jenguk Orang Tua, Muncul usai Pemakaman, Jasad Membusuk di Kamar
Pasangan suami istri ditemukan tewas di dalam rumahnya di Perumahan Citra Indah Bukit Raflesia, Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Kisah pilu dialami pasangan suami istri bernama Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (73).
Mereka ditemukan tewas di rumah tanpa ada yang mengetahui kematiannya.
Warga menemukan jasad mereka dalam kondisi membusuk usai pintu rumah dibuka paksa.
Diketahui, pasutri tersebut memiliki 3 anak laki-laki.
Sejak pindah ke rumah yang terletak di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mereka hanya tinggal berdua.
Warga tak pernah melihat ketiga anak Hans dan Rita menjenguk, bahkan ketika sakit.
Anak bungsu terlihat ketika proses pemakaman, sedangkan 2 anak lainnya baru muncul setelah pemakaman.
Ketua RT setempat mengaku kecewa dengan ketiga anak Hans dan Rita yang tak pernah datang menjenguk.
"Oma opa punya tiga putra, kalau yang pernah ketemu sama saya langsung mohon maaf sampai kejadian ini belum ada," ucapnya, Jumat (19/7/2024).
Selama ini, kebutuhan Hans dan Rita ditanggung warga serta jemaat gereja.
Permasalahan keluarga menjadi alasan mereka tak pernah menjenguk bahkan menanyakan kabar orang tua.
Baca juga: Profesi Opa Hans dan Oma Rita yang Tewas Bareng di Bogor: Pelaut, Dosen, Pegawai BUMN
"Dari penyampaian anak bungsu opa dan oma, dia menyampaikan bahwa ada ketidakharmonisan di dalam hubungan mereka."
"Itu menjadi ranah privasi mereka, saya hanya mengetahui mungkin mereka sedang tidak dalam hubungan yang baik," jelasnya.
Sebelumnya, pengurus RT setempat, Jonathan Tobing, mengatakan penemuan jasad pasutri berawal dari kecurigaan warga yang tak pernah melihat Hans Tomasoa keluar rumah.
Diketahui, Rita Tomasoa menderita stroke sehingga Hans Tomasoa harus merawatnya seorang diri.
"Terakhir terlihat itu opa berjalan sekitar tanggal 8 Juli, hari Senin," ucapnya, Kamis (18/7/2024), dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Warga kemudian melapor ke satpam serta pengurus lingkungan setempat.
Baca juga: Pengakuan Mengejutkan Pengurus RT Soal 3 Anak Hans dan Rita Tomasoa, Saya Tidak Pernah Melihat
"Laporan itu masuk Kamis sore atau malem, kemudian pengecekan di hari Jumat pagi diketok tidak ada respons, tidak ada jawaban, mereka melaporkan kembali ke kita (pengurus lingkungan) kondisinya seperti itu," tuturnya.
Jonathan Tobing sempat menanyakan keberadaan pasutri lansia ke sopir yang sering mengantar untuk kontrol kesehatan.
Namun, sopir tersebut juga terakhir berkomunikasi dengan Hans pada Senin (8/7/2024).
Ia kemudian menelepon ketiga anak Hans dan Rita, tapi tak ada yang mengangkat.
Warga berinisiatif membuka paksa pintu rumah setelah mencium aroma busuk pada Sabtu (13/7/2024).
Jonathan Tobing meminta izin terlebih dahulu ke adik kandung Hans beserta keluarga.
Baca juga: Sekian Lama Tak Jenguk Orang Tua, 3 Anak Pasutri Lansia di Bogor Muncul setelah Pemakaman
"Di situ lah kita minta izin karena kita menganggap itulah keluarga terdekat yang berhasil bisa kita kontak, kita minta izin kalau sampai besok pagi kita tidak mendapatkan update, informasi keberadaan opa dan oma kita izin untuk membongkar paksa pintu rumah biar semuanya clear," lanjutnya.
Setelah pintu dibuka paksa, jasad pasutri lansia ditemukan dalam kondisi membusuk di rumah.
Jenazah dibawa ke RSUD Cileungsi untuk proses penyelidikan.
Sebagian artikel telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Detik-detik Kakek dan Nenek di Jonggol Beri Kode Perpisahan, Warga Sekitar Lihat Opa Hans Jalan Kaki
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunnewsBogor.com/Muammarudin Irfani/Sanjaya Ardhi)