Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anak Sulung Bantah Telantarkan Hans dan Rita Tomasoa, Akui Salah karena Tidak Pernah Komunikasi

Aris tinggal bersama Opa Hans di Jonggol tahun 2018 namun pindah dan tinggal di Kota Bogor karena pekerjaan dan 2 adiknya sering komunikasi

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Anak Sulung Bantah Telantarkan Hans dan Rita Tomasoa, Akui Salah karena Tidak Pernah Komunikasi
HO
Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa berserta anak-anaknya dan rumah (kanan) 

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Anak Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (79) akhirnya muncul dan memberikan bantahan telah menelantarkan orangtuanya.

Sang anak sulung, Aris Tomasoa angkat bicara.

Jika dikatakan tidak mengurus orangtua sejak 7 tahun lalu adalah salah.

Sebaliknya, ia dirinya bersama 2 adiknya sering rebutan mengurus orangtuanya.

Namun, ia mengaku terakhir bertemu dengan kedua orangtuanya dua tahun lalu.

"Terakhir itu waktu saya antar ibu saya biasa rutin ke rumah sakit itu sekitar tahun 2022," kata sang anak, Aris Tomasoa.

Aris mengatakan, sempat tinggal bersama Opa Hans di Jonggol pada tahun 2018 namun pindah dan tinggal di Kota Bogor karena pekerjaan.

Baca juga: 3 Anak Hans Tomasoa Dilaporkan ke Polres Bogor, Diduga Telantarkan Orang Tua hingga Tewas di Kamar

BERITA REKOMENDASI

Sejak tahun 2022 itu, Aris mengaku kalau dirinya sudah tidak pernah bertemu dan berkomunikasi lagi dengan kedua orangtuanya.

Padahal rumahnya dengan oma opa masih bersebelahan, yakni Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.

"Cuma saya memang mengaku salah, saya tidak ada komunikasi dengan orangtua saya, itu kesalahan saya," jelas Aris lagi.

Kata Aris, kedua adiknya, Bradley Tomasoa dan Ciro Tomasoa masih rutih berkomunikasi dengan orangtuanya.

"Tapi jangan disalahkan ke adik-adik saya karena adik-adik saya itu yang paling komunikasi," tuturnya.


Bahkan adik bungsunya itu sering berkunjung ke rumah orangtuanya.

"Paling rutin sebenarnya si Bradley, anak kedua.

Cuma yang sering datang ke sana itu yang paling bungsu.

Di sini yang paling jarang dateng ke sana dan jarang komunikasi itu saya," kata dia.

Rita Tomasoa menderita stroke sejak tahun 2012.

"Tahun 2012 stroke, itu saya yang rawat terus.

Pas saya rawat bisa jalan lagi, bisa beraktifitas lagi," kata dia.

Aris juga membantah kalau hubungan keluarganya tidak harmonis.

"Untuk saat ini hubungan kita sekeluarga biasa aja, cuma komunikasi memang jarang, itu salah saya," jelasnya.

Anak kedua Hans Tomasoa sering memperhatikan makan kedua orangtuanya.

"Anak kedua sering kirim gofood makanan.

Kalau saya diserang silakan, emang saya salah, tapi jangan ke adik-adik saya," katanya.

Baca juga: Pengakuan Mengejutkan Pengurus RT Soal 3 Anak Hans dan Rita Tomasoa, Saya Tidak Pernah Melihat

Minta Video Ditakedown

Ia meminta netizen untuk menghapus video kedua orangtuanya saat ditemukan membusuk di dalam rumah.

"Saya mohon video-video itu tolong take down, karena itu tidak etis," kata dia.

Ia dan kuasa hukumnya juga memperlihatkan video anak kedua oma opa saat berkunjung ke rumah.

Saat itu, Bradley mengajak oma opa untuk tinggal bersama dia di Bandung.

Menurut Aris, ia dan adiknya itu saling berebut untuk mengurus kedua orangtuanya.

Anak sulung opa oma meninggal di Jonggol akhirnya muncul dan memberikan klarifikasi. Ia membantah telah menelantarakan orangtuanya hingga meninggal membusuk di rumahnya.
Anak sulung opa oma meninggal di Jonggol akhirnya muncul dan memberikan klarifikasi. Ia membantah telah menelantarakan orangtuanya hingga meninggal membusuk di rumahnya. (Kolase TribunBogor)

"Justru kami malah rebutan untuk ngurus, saya sama ade saya itu rebutan.

Saya mau ngajak orangtua ikut saya, Bradly juga mau ngajak," tuturnya.

Meski di sisi lain Aris juga mengaku mengalami kesulitan sehingga sudah dua tahun tidak mengunjungi orangtuanya.

"Saya memang kesulitan untuk ke sana, karena pekerjaan juga, kalau saya ke sana juga malem, nunggu kosong," kata dia lagi.

Anak Diadukan ke Polisi

Diketahui Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (73) ditemukan meninggal di rumah dalam kondisi membusuk.

Keduanya meninggal karena sakit dan warga tak mengetahui kematiannya.

Selama ini pasangan suami istri tersebut tinggal berdua di rumah yang terletak di Perumahan Citra Indah Bukit Raflesia, Bogor, Jawa Barat.

Ketiga anak laki-laki mereka tak pernah menjenguk dan datang usai prosesi pemakaman selesai.

Kini, ketiga anak Hans Tomasoa resmi diadukan ke Polres Bogor, Rabu (24/7/2024).

Mereka diadukan dalam bentuk pengaduan masyarakat oleh Advokat yang juga Ketua Bidang Hukum dan HAM Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia, Gurun Arisastra bersama dua rekannya.

"Pelapor atau pengadu selain saya, ada juga Moh. Miftahuzzaman dan Wahyu Agung Prawoto. Sedangkan terlapor atau teradu yakni 3 orang anak kandung dari Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa," ujar Gurun saat dikonfirmasi, Rabu (24/7/2024).

Gurun mengatakan, ketiga anak Hans dan Rita Tomasoa diduga melanggar Pasal 49 UU Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang ancaman hukuman tiga tahun penjara dan denda belasan juta rupiah.

"Kami minta pasal 49 UU No 23 Tahun 2004 tentang KDRT dapat diterapkan pada kasus ini, dan sebagai bentuk mewujudkan Pancasila Sila ke 2 kemanusiaan yang adil dan beradab," kata Gurun.

Ia pun meminta Polres Bogor dapat memanggil, memeriksa, dan memproses hukum kasus ini agar tidak menjadi preseden buruk, kasus serupa terulang kembali.

"Tentu ini bagian dari ikhtiar kami untuk menegakkan hukum dimasyarakat sehingga kasus seperti ini tidak terulang kembali karena sangat mengiris batin kami, ada pasutri sudah lansia justru meninggal dunia berhari-hari dalam keadaan sudah membusuk tanpa didampingi anak kandungnya," ujar Gurun.

Melansir Tribunnews Bogor, pasangan Hans dan Rita tinggal di rumah itu sejak 2018 dan memang hanya berdua saja.

Selama ini warga sekitar tak ada yang pernah melihat anak-anak Hans dan Rita datang berkunjung.

Sebelum meninggal, Rita diketahui menderita stroke.

Pasangan lansia itu bahkan kerap dibantu warga sekitar dan jemaat gereja.

Saat warga curiga ada bau tak sedap dari rumah korban, ketua RT setempat telah berusaha menghubungi anak korban tetapi tak ada jawaban.

Anak korban baru hadir saat kedua jenazah sudah berada di pemakaman. Namun, kala itu baru anak bungsu yang datang. Sedangkan anak pertama dan kedua baru datang di malam harinya. (TribunBogor/Vivi Vebrianti)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Bantah Telantarkan Oma Opa Tewas di Jonggol, Anak Hans Tomasoa Ungkap Terakhir Ketemu: Tahun 2022

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas